Tanpa berperasaan Victor menghempaskan kepala Naura ke samping.
"aku benar-benar akan menghukumu," rahang Victor mengeras manahan amarah
"Ja-jangan, tolong ma-maaf kan aku"
mohonnya sambil mangatupkan kedua tangan didadanyaVictor mengela nafas di kala rasa iba menyelimuti hatinya melihat Naura yang menangis sampai bergetar ketakutan
"Berhenti membuatku marah Naura"
kemudian Victor mambawa tubuh gadisnya dalam pelukannya"I-iya, maafkan aku" Jawab naura lirih
dirinya lelah dengan semua ini terlebih dirinya mengkhawatirkan neneknya apakah baik baik saja"Balas pelukan ku sayang" Perintah Victor tak ingin dibantah, Naura sedikit ragu namun dia tak punya pilihan lain akhirnya dirinya memeluk Victor dengan keberanian yang tersisa, Victor tersenyum dikala Naura menurut padanya.
-
Naura mengerjapkan matanya, dirinya terbangun dan menatap jam menunjukkan pukul 22:00 malam,
menyadari bahwa Victor tidak ada dikamar, Naura bersyukur akan hal itu karna dirinya bisa lebih tenang, namun ketenangan itu sirna dikala terdengar surat pintu terbuka Naura menegang kembali saat melihat seorang laki laki yang sangat ingin dia hindari"sudah bangun sayang" Tannya Victor sambil mendudukkan bokongnya disamping Naura. Naura menganggukan kepalanya sebagai jawaban dan sebisa mungkin menetralkan rasa takut yang mendominasinya
"ohh iya sayang, besok kita akan pindah ke paris" ucap Victor sambil mengusap surai gadisnya, Naura reflek mengarahkan pandangannya ke arah Victor yang juga tengah menatapnya. Sehingga netra teduh Naura bertubrukan dengan netra tajam milik Victor
"Ohh shit, lihat matanya yang indah itu seakan mampu menghipnotis diriku untuk segera memiliki dirimu seutuhnya Naura"
"a-aku ingin disini saja" Naura mengalihkan pandangannya dan menunduk takut jika Victor akan tersinggung dengan ucapnya
"Beri aku alasan untuk tidak mengajakmu pindah ke sana sayang, jika alasanmu masuk akal aku akan mengurungkan niat ku ini" Ucap Victor sambil mengelus surai gadisnya
"Nenekku, akan sendirian disini dia sudah tua hanya aku harapannya untuk hidup, aku tidak mau meninggalkan nenekku"
tak terasa air matanya jatuh begitu saja, dirinya memang tidak bisa meninggalkan nenek yang telah merawatnya dari kecil"Bagaimana kalo kita ajak nenekmu pindah juga, aku tidak keberatan tapi tentunya dengan tak serumah dengan kita saat disana" Putus Victor tanpa rasa kasihan. Naura menatap Victor sekilas dan kembali menunduk
"Bagaimana ini, aku tidak bisa meninggalkan nenek dan memeninggal
Kan sean aku sangat mencintainya, Tuhan takdir apa lagi yang harus aku hadapi mengapa diriku sulit sekali menemukan kebahagiaan " Fikir Naura dalam hati"Bagaimana sayang apa kau setuju, jika tidak juga tak masalah aku akan meninggalkan nenek mu disini, karna dia orang yang dirimu sayangi jadi diriku sedikit iba maka dari itu aku akan menanggung segala kebutuhan dan meninggalkan beberapa maid untuk merawatnya"
Naura menghela nafasnya,
"aku akan ikut bersamamu dan bawa nenekku juga, dan tolong jangan tempatkan nenek terlalu jauh dari diriku nanti" Putus Naura tak yakin, dirinya akan kesulitan pergi karna Victor trus mengancam akan mencelakai neneknya
"baiklah sayang, aku sudah tidak sabar membayangkan kita akan hidup bahagia disana"
Senyum Victor tercetak jelas dirinya beringsut mendekati Naura dan memeluknya, menyandarkan kepala Naura ke dada bidangnya.Naura hanya pasrah dan tak mau melawan karna itu akan sia-siaTak bisa dipungkiri dirinya amat senang karna bisa bernegosiasi yang seharusnya tak penting dengan gadisnya, dirinya bisa saja membawa gadisnya dengan persetujuannya atau tidak.
-
Dentuman musik di sebuah bar bergema dengan kerasnya, seorang laki laki yang sedang duduk sambil memagang sebotol vodka kesukaannya
"Pergi yang jauh jalang sialan, jangan pernah kembali jika sampai aku melihatmu diriku tak yakin aku akan membiarkan dirimu hidup" Kata kecewa yang terlontar adalah bentuk hati yang patah dan setiap kata yang penuh ancaman merupakan bukti adanya rasa sakit yang harus dibayarkan"roy, siapkan tiga orang hari ini aku butuh pelampiasan" sambil bangkit dan berjalan keluar
Ya...dia rey anak buah yang slalu bisa sean andalkan.
-
"Sayang, bangun 5 menit lagi kita akan sampai" tangan Victor mengelus pelan pipi seorang gadis yang masi terlelap lelah
"hng, aku dimana" tanya Naura yang masi setengah sadar
"Di pesawat pribadiku, aku tidak tega membangunkanmu jadi pagi tadi aku tidak membangunkanmu" ucapnya lembut sambil mengusap surai gadisnya
Naura hanya diam, memang semalam dia sedikit lelah. Oh tidak dia melupakan sesuatu
"nenek dimana, nenekku dimana kau membawanya kan vic" Naura melepaskan paksa pelukan Victor membuat ruam muka nya berubah datar"aku tidak membawanya" Jawabnya enteng, Naura terdiam sesaat
"kau sudah berjanji bukan untuk membawanya" Muka Naura merah padam menandakan bahwa dirinya sedang marah atas ketidakterimaanya pada keputusan Victor yang meninggalkan neneknya
"Setelah ku fikir-fikir lagi dengan adanya nenekmu di kehidupan kita itu akan membuat waktumu harus terbagi pada nenekmu, dan aku mau seluruh waktumu hannya untukku" Naura tak habis fikir dengan kelakuan Victor
"kau egois" tegas Naura sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela pesawat, menumpahkan rasa sedih dan kecewa disaat bersamaan
"don't cry honey" Victor menarik Naura kedalam dekapannya
"Lagian nenekmu disana tidak sendiri, aku sudah menyuruh beberapa maid dan bodyguard untuk bersama nenekmu jadi jangan khawatir" ucap Victor menenangkan gadisnya yang terisak."Aku ingin bersama nenek, tolong bawa aku pulang ke rumah nenek hiks" Naura meracu takjelas matanya terpejam tapi hatinya masih blum siap buktinya air mata yang hadir manjadi saksi bahkan saat matanya terpejam.
Victor tau Naura akan seperti ini jadi dia haru sedikit bersabar dengan keadaan ini, lambat Laun Naura akan terbiasa hidup bersamanya
Ntahlah tadinya Victor hannya akan bermain main dengan Naura tapi melihat wajah cantik Naura dan sikap Naura membuat Victor tertantang untuk menaklukkannya.
Dirinya akan membuat Naura merasa manjadi wanita paling beruntung
di dunia.
-Gara gara ujian jadi ga up hampir 2 bulan, maafkeun yaa
Btw jangan pelit vote nya ya,gratis ko lumayan buat penyemangat up✨
KAMU SEDANG MEMBACA
don't obses with Me
Romance"Terkurung, terikat, terperangkap dan tersiksa oleh obsesi pria gila sepertimu" Laura "Terserah apa yang kau ucapkan sayang, yang jelas aku hanya ingin dirimu trus berada disampingku sekarang, nanti , dan selamanya" Sean