—Mereka berlomba-lomba untuk saling menjatuhkan satu sama lain—
13. BIDAK CATUR
"Kayaknya gue salah udah ngeremehin pion-pion ini." Ucapnya sembari menata pion dibarisan depan.
Papan caturnya sudah terisi dengan para bidak catur dan pion-pion kecil yang berbaris rapi, saling berhadapan antara si hitam dan si putih. Gara memandangi dua barisan buah catur milik musuhnya. Dari kanan, lalu mengurutkan dengan matanya hingga kiri. Tangan kanannya ia letakkan di meja dengan jari telunjuk yang mengetuk-ngetuk meja. Tangan kirinya ia gunakan sebagai tumpuan kepalanya yang terus-terusan memperhatikan papan catur miliknya.
"Ini...si brengsek bajingan itu," ucapnya mengambil satu bidak putih dibarisan depan lalu meletakkannya di sebelah papan catur itu. "Gue harus singkirin satu pion ini dulu untuk mempermudah menjatuhkan si raja." Lanjutnya dengan tanpa ekspresi sedikit pun.
Lalu ia mengambil salah satu benteng diujung kanan dan meletakkannya dengan pion yang tadi ia ambil. "Arhnite juga termasuk dalam list, dia orang yang sangat berpengaruh dibandingkan lelaki itu."
Nada bicaranya seperti orang yang menyimpan banyak dendam. Gara mengambil satu kuda putih dan menukarnya dengan miliknya yang berwarna hitam.
"Salah satu kuda ini harus menjadi senjata utama dalam permainan ini." Monolognya dengan sedikit senyum smirk yang begitu datar.
Setelah menukar kudanya dengan yang putih, Gara menyingkirkan barisan pion-pion putih dan membuangnya satu persatu ke lantai hingga pion dibarisan depan habis tanpa sisa. Ia hanya menyisakan satu pion yang ia pisahkan dengan benteng. Kini dipapan catur itu tersisa buah catur yang berdiri tegak dibarisan belakang kecuali benteng yang ia singkirkan. Bola matanya melihat kekanan dan kekiri seakan mencari manakah target selanjutnya yang ingin ia singkirkan seperti para pion dan benteng itu.
HAP!!
"Ini.." ia mengambil benteng diujung kiri.
"Ini," ia kembali mengambil kedua gajah yang masih utuh.
"Dan...ini," Gara mengambil satu kuda yang tidak ia tukar dengan miliknya.
Ia mengambil benteng yang tersisa, dua gajah yang masih utuh, dan satu kuda yang bukan miliknya. Gara membuangnya begitu saja kelantai.
"Orang-orang itu nggak akan berguna, jadi akan lebih menyenangkan menjalani permainan tanpa mereka orang-orang lemah."
Ia menata buah catur yang tersisa sesuai dengan strategi yang sudah ia buat sebelumnya. Meletakkan sang raja ditengah-tengah seakan menjadi pusat permainan yang akan menimbulkan suatu keributan. Memposisikan benteng, menteri, kuda, dan satu-satunya pion yang tersisa menjadi sejajar dibarisan paling belakang raja. Kemudian ia mengarahkan kuda yang ia tukar tepat disamping raja yang berdiri ditengah arena permainan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penari Tanpa Kaki [TERBIT]
Mystery / ThrillerOiitttss!!! Sebelum baca ada baiknya follow dulu🙃... ----- Auristela Lituhayu, gadis yang mendapat julukan si 'penari tanpa Kaki'. Memiliki kehidupan yang jauh dari kata sempurna. Keluarga yang saling bertolak belakang dengan apa yang ingin dicapai...