'Manusia jauh lebih menyeramkan dari yang kita bayangkan. Bahkan iblis yang sesungguhnya adalah manusia.'
—Penari Tanpa Kaki—
14. IBLIS YANG KEJAMMalam semakin larut, diruangan gelap ini Emma terlihat masih bersandar pada dinding selama 2 hari. Ia terlihat begitu mengenaskan. Keadaannya semakin memburuk, badannya sungguh lemas, ia tak bisa melakukan apapun selain mengerang kesakitan tanpa suara. Bibirnya infeksi dan mulai membusuk akibat rokok milik Ela. Perutnya merasakan sakit yang amat sangat, ia kelaparan dalam waktu yang lama. Tenggorokannya sakit, ia hanya butuh air untuk meringankan rasa sakit pada tenggorokannya. Matanya terus terpejam, untuk sekedar membuka matanya pun sangat kesulitan. Susah payah Emma berusaha mendapatkan pasokan oksigen dalam ruangan gelap itu.
Saat ia berusaha merangkak menuju pintu, tiba-tiba lampu ruangannya menyala. Itu membuatnya sedikit terkaget, pintu yang semula tertutup terbuka secara keras dan membentur dinding. Ela masuk dan menghampiri Emma yang tergeletak tak berdaya dilantai kotor itu. Emma ketakutan setengah mati saat melihat Ela membawa pisau daging dan satu tas yang lumayan besar, entah apa isinya. Ela mendekat kearah Emma. Nafasnya mulai tercekat. Jantungnya berdebar kencang tak karuan.
Pisau itu sangat besar, entah apa yang ingin Ela lakukan dengan pisau itu. Ela berjalan sangat pelan. Ia datang menemui Ela setelah 2 hari meninggalkannya, dengan pakaian yang sama seperti sebelumnya. Rambutnya ia gerai, memakai heels yang sama, gaun hitam yang sama dan topeng yang hanya menutup bagian matanya.
"Gue udah jalan lamban buat ngasih kesempatan lo lari dari gue. Tapi lo malah diem dan nggak beringsut sama sekali!" Geramnya sambil mencengkeram kedua pipi Emma dengan tangan kanan.
Ela semakin kuat mencengkeram, kuku-kukunya yang panjang membuat kulit wajah Emma terluka hingga mengeluarkan darah. Emma terisak, ia merasakan perih di area wajah. Bahkan Ela memainkan mulutnya yang agak membusuk dengan memilinnya. Wanita kejam itu tertawa terbahak-bahak melihat temannya menangis karena ulahnya.
"Nggak usah nangis! Itu nggak akan bikin gue kasihan sama lo!!" Gertaknya sambil mencolok mata Emma dengan kukunya.
Emma semakin terisak, ia tak habis pikir dengan temannya ini. Apa yang ada dipikirannya sehingga dia melakukan hal keji ini? Ela menarik rambut Emma ke belakang dengan keras hingga kepalanya mendongak. Rasa sakit yang ia terima diwajahnya belum hilang, dan sekarang ia malah menarik rambutnya dengan keras. Rambutnya seakan ingin tercabut. Emma berusaha melepaskan tangan Ela dari rambutnya. Namun nihil, ia tidak punya kekuatan lagi sekarang, badannya sungguh lemas, tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penari Tanpa Kaki [TERBIT]
Mystery / ThrillerOiitttss!!! Sebelum baca ada baiknya follow dulu🙃... ----- Auristela Lituhayu, gadis yang mendapat julukan si 'penari tanpa Kaki'. Memiliki kehidupan yang jauh dari kata sempurna. Keluarga yang saling bertolak belakang dengan apa yang ingin dicapai...