Sayangnya,

291 7 0
                                    

"Sayangnya, semua tak berjalan dan kita memang hanya ditakdirkan untuk saling mengenal"



Kalian tau apa itu kebiasaan? Kebiasaan atau rutinitas adalah suatu hal yang kita sadari maupun tidak selalu kita lakukan secara berkala yang diawali dengan satu hal yang konsisten. Setidaknya itu yang ada dalam pemikiran seorang Langit Adwidharma. Rasanya seluruh aktivitas dan kebiasaannya menjadi berubah semenjak ia mengenal Darlino Arangga Jaya. Pria yang manis ucapnya, dan manis sikapnya. Sampai saat inipun.

"nanti kabarin ya kak kalo udah sampe rumah"

Darlino melepaskan helm dari yang lebih muda, lalu mengusak rambutnya, "iya, nanti dikabarin"

Setelah itu darlino melajukan motornya, meninggalkan langit dibawah debaran hatinya sendiri. Selalu saja seperti itu. Sudah 3 tahun mereka dekat dan banyak menghabiskan waktu bersama, tapi debaran yang langit rasakan setiap mereka bertemu rasanya selalu seperti jatuh cinta pertama kalinya.

Langit mengganti pakaiannya, membersihkan diri, lalu mengistirahatkan dirinya di kasur. Sesekali mengintip ponselnya, menunggu kabar dari darlino. Beberapa saat menunggu, notifikasi dari ponsel langit akhirnya terdengar. Tapi bukan panggilan dari darlino, melainkan sahabat dekatnya, Hanu. Langit tersenyum kecut lalu mengangkat panggilan video itu.

"ngapain lo telfon malem malem?"

"hehe, anterin gue cari makan yuk, laper nih.
mami lagi nginep rumah tante besok baru pulang.

papi udah nelantarin gue juga ini,
gue ngomong dicuekin"

"udah jam segini, lagian diluar dingin.
Kenapa gak pesen online aja sih?"

"gue lagi pengen nasi goreng pak aji depan komplek.
gue jemput lo ya, ini gue mau berangkat.
bye"


setelah itu panggilan diputus oleh hanu. Langit mendecak sebal. Sahabatnya itu tidak ada habisnya membuat kesal. Sebentar lagi bocah itu pasti tiba, rumah mereka hanya berjarak beberapa blok. Langit meraih kembali hoodie biru tuanya, lalu memakainya diatas piyama yang ia kenakan. Langit turun ke lantai 1, melihat kakaknya yang sedang menonton televisi.

"kak wisnu, langit keluar sama hanu ya. Dia ngajakin nyari makan"

"mau nyari makan kemana kalian?"

"itu tuh, hanu ngajakin makan nasgor depan komplek. Mas wisnu mau titip?"

"boleh deh, bakmi dibungkus 2 ya"

"oke"

Setelah itu langit keluar dan memakai sandalnya. Benar saja, setelah itu hanu datang dengan motornya.

"silahkan yang mulia"

Perjalanan mereka hanya 5 menit. Karna memang tujuan mereka hanya stan stan kaki lima di depan komplek. Berbanding terbalik dengan komplek yang sudah sepi karna larut malam, disini justru ramai orang orang seperti hanu, lapar di jam malam. Setelah memarkirnya motornya, langit dan hanu mendatangi stan yang cukup ramai, lalu memesan dan duduk. Langit yang awalnya tidak berniat makan jadi tergiur akibat aroma masakan pak aji itu dan memilih untuk ikut makan juga.

"tadi diajakin gak mau, sekarang ikut pesen" cibir hanu

Langit mendecak, "ya kalo lo nggak ngajak ya gue gak ada makan lagi ya"

"tumben lo hari minggu begini nggak jalan sama hts an lo yang paling oke itu"

"harus banget hts nya disebutin ya. Udah jalan gue tadi, barusan gue pulang terus lo telfon"

all about us, 2min oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang