Warn! Mature 🔞 Explicit Scene, nipple suck, harsh word!
Yang ga puasa merapat, yang puasa baca abis bukaan aja hihihi
•••
Kecipak suara kulit terdengar di ruangan remang-remang. Sang penguasa ranjang menari-menari di atas tubuh polos dua orang yang menumpahkan nafsu di malam panas itu.
Orang yang berada di bawah tidak memiliki begitu banyak kuasa, dia menggigit tangannya meredam hentakan yang menghujani lobang analnya.
Tubuhnya bergetar bukan main apalagi pria di depannya menempatkan dirinya sehingga kakinya di pundak pria pirang untuk memudahkannya menuntaskan euphoria mereka.
Si surai gelap menahan kesakitan yang begitu gila, efek alkohol benar-benar membuat dia melecehkan harga diri sebagai laki-laki.
Tangan pria itu menjalar mengusap rambut gelap itu mencengkram kuat mencoba meruntuhkan pertahanan.
"Akhhh~uhm-" desahan lolos setelah tertahan sedari tadi akibat putingnya mulai dijamah tuntas.
Tubuhnya setengah melengkung saat pria di depannya tanpa memberi ampun kepada putingnya yang menegang tuntas seolah menantang apalagi pria itu mulai mengulum dan bermain dengan giginya.
Hingga cum-nya tiba, pria di hadapannya melepaskan miliknya yang terbalut kondom. Setidaknya kondom itu berhasil menahan agar seluruh cairannya tidak masuk tanpa izin.
'Hampir saja' batin si pirang.
Dia menjauh, tatapannya tertuju kepada wajah laki-laki yang sudah hampir kehilangan kesadarannya. Tubuhnya sudah habis memerah dengan puting kanan yang sedikit luka akibat terlalu berlebihan. Lobangnya sudah berkedut pelan tidak segila tadi. Penis yang teracung perlahan juga jatuh ikut gravitasi.
Wajah laki-laki itu sungguh sukses membuat seorang pria straight di depannya melakukan apa yang si surai gelap pinta.
Dia mengambil selimut yang sudah jatuh ke lantai. Ruangan ini sungguh kacau dengan pakaian yang berserakan. Cairan merah juga sedikit menodai sprei putih itu.
Pria pirang itu mengambil posisi, memperbaiki posisi laki-laki itu menyelimutinya.
Tangannya terjulur merapikan rambut pria yang berkeringat. Wajahnya dielus, hingga ibu jari berada di bibir ranum yang sempat tidak sopan mencuri ciuman kepadanya.
Tertawa kecil, laki-laki ini manis tapi rapuhnya membuat seorang Marshall Edwin melayani permintaannya.
Gerakan Marshall terhenti saat si surai gelap menatap tipis.
"Kamu bangun?"
"Hiks..."
Pertanyaan Marshall dibalas tangisan. Cukup membuatnya kelabakan, apakah dia salah jika menuruti permintaan gila orang mabuk ini.
"Hidupku hancur..."
Mata Marshall menatap sendu. Laki-laki ini benar-benar jatuh kedalam kehancuran.
Dengan kesadaran yang terpaksa laki-laki itu menatap Marshall, dia mengingat yang pria inilah yang ditemui saat di bar tadi.
Dalam sekejap kesadarannya makin menipis hingga hilang.
'Siapa kamu?'
•••
"BANGUN KERJA MISKIN-"
TAKKK!
Pemuda yang terbalut selimut itu sukses menghentikan alarm kurang ajarnya dengan menghentakkan ke nakas.
"Ribut! Akhh-"
Dumelannya terganti oleh rintih kesakitan saat dia mencoba untuk bangkit.
"A-anjing! Badan gw kek abis beranak, bangsatttttttt!"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Corporate's Cubicle - Markhyuck Local
General FictionHusen, pemuda yang terkekang akibat banyak masalah memutuskan untuk mencari kepuasan sebentar di sebuah bar hingga dia bertemu dengan seorang teman minum yang akan menjadi teman cinta. "Terimakasih ya pak udah beri kesempatan, hm untuk yang kemarin...