5 we cant be friends

415 61 6
                                    

We can't be friends
But I'd like to just pretend
You cling to your papers and pens
Wait until you like me again
Wait for your love
Love
I'll wait for you love

☕☕☕





Angin sejuk menerpa wajah cantik Shani yang kini tengah duduk di bangku taman kediaman keluarga briend ditemani Ara disampingnya yang tengah membaca buku, Shani tersenyum tipis menatap Ara dengan kupluk yang menjadi ciri khas Ara sekarang dan syal yang warna putih yang berada di leher membantu menghalangi dingin nya udara menusuk tubuh Ara yang belum benar benar sembuh dari demam nya. Mata sayu, wajah dan bibir Ara yang pucat membuat Shani seketika teringat jika orang disampingnya sedang sakit parah membuat senyum dipipinya sedari tadi seketika luntur. Shani menatap sendu punggung Ara yang terdapat beberapa helai rambut Ara yang rontok, namun ia kembali menarik sudut bibirnya membentuk senyuman ketika Ara mendongak menatapnya.

"Kamu udah selesai baca ini?"

Shani mengangguk "udah dong, makanya aku bawa ke Amerika biar kamu bisa baca juga"

Ara kembali menunduk menatap buku pemberian Shani kepada dirinya.

"Coba baca puisi nya keras keras" Pinta Shani.

"Ngapain keras keras?"

"Supaya aku denger"

"Lohh kan katanya udah baca"

Shani berdecak kesal membuat Ara terkekeh pelan. "Dengar yaa, aku ga akan mau ngulang lagi"

Shani kembalikan tubuh menatap Ara sepenuhnya yang tengah menatap Bait Bait tulisan yang tertoreh di buku. Ara kembali menatap wajah Shani sekejap sebelum kembali menatap kearah buku yang ada ditangan nya.

lima detik aku menatap matamu, seribu tahun aku mencintaimu.
lima menit aku mendengar suaramu, sejuta puisi bermekaran di jantungku.
lima purnama aku berjalan disampingmu, selamanya aku ingin hidup bersamamu.
disudut bumi manapun aku ingin selalu menemukanmu,
di bait bait puisi,
kedai kedai kopi,
rinai hujan sore hari,
atau dini hari pukul tiga pagi.
ketika kutatap jauh kedalam matamu, ingin sekali aku menumpahkan seluruh perasaanku,
namun aku khawatir,
lautan tak sanggup penampungnya.
atau bahkan semesta tidak lagi lebih luas
karena rasaku, semakin hari semakin tak terbatas.

Ara menutup kedua matanya setelah membaca puisi yang ada pada buku pemberian Shani yang berisi puisi milik Neira yang berjudul disudut bumi manapun aku tetap mencintaimu. Namun, Ara buka kembali matanya saat mendengar suara Shani yang duduk dihadapanya.

"Aku masi tau kamu tetap suka baca buku, makanya aku bawa beberapa buku milik aku dari Jakarta siapa tahu kamu disini sulit nyari buku karya karya penulis Indonesia"

Ara tak membalas sama sekali

Hening

Keduanya tenggelam satu sama lain. Ara tenggelam dengan senyum manis Shani hingga membentuk lesung pipi sedangkan Shani terpaku menatap mata hazel Ara yang menatap dirinya lekat.

Ketika kutatap jauh kedalam matamu, ingin sekali aku menumpahkan seluruh perasaanku,
namun aku khawatir,
lautan tak sanggup penampungnya.

Ucap Shani mengulang kembali beberapa bait pusi yang baru saja Ara bacakan, matanya tak lepas menatap kedua mata Ara mengatakan hal itu

Senyum tipis Ara terukir mendengar hal itu. Tangan nya terangkat mengacak acak tatanan rambut Shani. "Siapa yang ngajarin?"

Barista & Idol 2 (Shanra)Where stories live. Discover now