***
Di siang hari di langit yang cerah, tempat dimana orang orang berada di tempat peristirahatan terakhirnnya, Angin yang menyejukan menerpa rambut yang tergerai dan wajah nan indah milik gadis yang kini tengah berlutut di samping pusaran gundukan tanah dengan terukir nama, suara burung yang saling berkicau dan keheningan yang menemaninya menjadi ciri khas tempat peristirahatan terakhir manusia
Helaan nafas pelan keluar dari bibir nya, menatap batu nisan yang tertulis sudah satu tahun yang lalu di ukir dengan bagus atas pemilik nama yang kini sudah berpulang kepemilik semesta, tak terasa ternyata sudah satu tahun mereka berbeda alam.
Gadis dengan rambut bersurai coklat yang terurai dengan indah dibahunya meletakan dengan pelan bunga yang Ia bawa diatas batu nisan yang dikelilingi rumput yang dirawat.
Ia mulai memejamkan mata, mengirim doa pada manusia yang sudah berpulang dan berbeda alam dengan nya, yang kini tengah ia hadapi pusaran makam, dengan khusuk ia paparkan doa agar orang yang berpulang mendapat tempat yang terbaik dan dihapuskan perbuatan buruk yang pernah dilakukan selama masi hidup didunia
"Ci"
Suara lembut nan halus itu datang berbarengan dengan doa yang selesai ia kirimkan. Dia membuka kedua mata nya, mendongak menatap gadis yang berdiri di sampingnya sambil menunduk menatap kearahnya
"Pesawat cici satu jam lagi take off, ayo kita ke bandara kalau udah selesai" Lanjutnya agar gadis yang bersurai coklat yang dipanggil cici segera bergegas dari tempat ini.
"Bentar lagi ya, Nja. Lima menit aja" Pinta nya pelan
Gadis yang ternyata Senja, sahabat Ara dari London itu terdiam lalu tak lama ia mengangguk pelan dan setelah itu kembali berjalan menuju mobil setelah menepuk pelan bahu gadis itu, bermaksud menguatkan.
"Ompa" Lirihnya menatap batu nisan
"Shani minta maaf ya baru bisa kesini sekarang" Shani menghembus nafas pelan "Shani baru bisa sekarang kesini"
Shani memejamkan mata nya sekejap ketika kejadian satu tahun yang lalu membuat ia beberapa kali dalam sebulan harus mengunjungi sahabat Ara yang seorang psikiater, Dokter Freya. Kejadian itu membuat ia harus sering konsultasi dengan Freya karena trauma atas kejadian satu tahun yang lalu, ya mental Shani terguncang. Siapa yang baik baik saja melihat kejadian tragis yang memakan nyawa manusia didepan mata nya langsung
"Ompa disana semoga baik baik aja yaa, kami semua udah maafin semua yang ompa lakuin semasa hidup.... Ara, tentu aja dia udah iklasin kejadian itu" Sahut Shani pelan, tak yakin dengan kata terkahir nya.
"Shani kesini mau minta izin dan pamit mau ketemu Ara, Shani mau coba berani ketemu dia" Lanjut Shani pelan, Ia dengan cepat mengelap air mata yang seketika jatuh dari mata nya saat menyebut nama manusia selama satu tahun ini tak pernah ia lihat lagi "Shani kangen dia, tapi Shani ga punya keberanian buat ketemu dia"
Hening
Idol cadel itu menceritakan apa saja yang ia lakukan selama satu tahun setelah kejadian itu berlalu, meski tau tak ada sahutan ia tetap berceloteh. Tentang ia masi di Jkt48 dan masi menjadi kapten hingga saat ini, dan satu hal yang penting ia ceritakan tentang dia yang masi mencintai Ara. Barista barbar nya. Meski sudah satu tahun tak milihat wajahnya manusia itu, namun ia hanya tahu kabar nya saja.