namanya gianina kalasea. ketika kelas 2 sd, gina yang dari semarang pindah dan tinggal di salah satu komplek di jakarta yang pertama kali pindahan saja, kepalanya sudah kena lempar bola.
"maaf ya. maaf tante, aku nggak sengaja" kata anak lelaki berkaos oblong sambil melirik gina dari kelopak mata. gina hampir menangis sambil meremat blouse yang dipakai mamanya.
"iya, tante maafin. tapi lain kali mainnya hati-hati ya" jawab mama gina lembut. "dimaafin kan, dek?" beliau merunduk mencari mata gina yang masih merah.
gina melihat si anak lelaki yang mengulum bibir dengan tangan disatukan di perut sebelum mengangguk kecil.
"aduh, sekali lagi minta maaf ya, mbak" kali ini mama si bocah laki-laki itu yang bicara. beliau sedikit merunduk menatap mata gina. "maafin hilal ya, nanti tante marahin. emang kalo main suka nggak tau tempat"
"maaah, tapi yang lempar bolanya bukan akuu. itu si adek tadi, udah aku bilang kalo dia belum bisa main bola"
"iya tapi kamu juga kenapa main bolanya di rumah? kan mama udah bilang, main bola itu di lapangan. adek kan ikut-ikutan kamu"
"tapi tadi aku cuma tendang-tendang kecil aja. adek yang lempar kenceng"
"abang. jangan bantah terus. abang yang salah kok"
"ah enggak. adek juga salah!" bocah laki-laki itu lantas melenggang pergi sambil menghentak-hentakkan kaki. meninggalkan gina, mama gina dan mamanya sendiri yang memanggil-manggil namanya agar kembali.
"abang! abang hilal!"
"udah, nggak apa-apa, mbak. sudah minta maaf juga adeknya. namanya juga anak-anak" kata mama gina menenangkan sementara gina memandang punggung anak lelaki tadi yang sekarang masuk rumah.
'nakal' batin gina sambil mengusap mata yang masih terasa berair.
nyatanya label nakal yang gina berikan di hari pertama ia dan hilal bertemu terus terbawa hingga di pertemuan-pertemuan berikutnya. ketika gina ikut main di lapangan dan dikatai cengeng, ketika mereka jajan cilok dan antrian gina diserobot, ketika gina lewat dan selalu disoroti laser-laseran. pokoknya adaaaa aja sampai gina laporan ke mamanya tapi saat itu, mama gina sudah mulai sibuk sehingga, alih-alih mendapat pembalasan yang gina mau, ia justru dilapang-lapangkan hatinya. gina marah, sebal tapi nggak bisa marahin hilal maka kekesalannya menumpuk dan ia memilih menghindar tiap kali hilal kelihatan. pokoknya hilal itu makhluk najis yang harus gina hindari.
sayangnya, hukum opposite attract memang bekerja karena, bukannya makin jauh dari hilal, pas smp mereka justru satu sekolah. sebelahan lagi kelasnya. gina rasanya pengen drop out saat itu juga.
﹉﹉﹉
dia hilal pijaraya semesta. dari wajah tampak seperti anak manis yang penurut tapi kalau ada yang ngomong begitu di depan gina, gina nggak akan sungkan ngajak 1:1 dua hari tiga malam untuk menjabarkan betapa nggak ada manis-manisnya si hilal-hilal ini. memang sih, semakin dewasa kelakuan hilal tidak senorak dulu. tapi sekali nakal tetap nakal di mata gina. apalagi menurut gina, hilal makin gede makin sok asik, sok kecakepan. maka setelah nakal, tengil adalah label baru dari gina untuk hilal. apalagi waktu smp; waktu dies sekolah, gina pernah mergokin hilal pacaran.
saat itu semua jam kelas dikosongkan dan semua murid harusnya kumpul di lapangan. tapi hilal, bocah itu malah suap-suapan nasi bungkus di kelas. norak. batin gina bergidik waktu itu. intinya, apapun tentang hilal, nggak ada bagus-bagusnya di mata gina.
▃▃▃▃▃▃▃
hi?
after a long long long time i write again here hehe i miss you of course! i am going back and forth here! makasih ya yg udh selalu di sini, i really am forever grateful :" i know it's kinda new pairing but don't mind it, it's just the muse. semoga kesenangan nulisnya tetap sampai ke kalian trs semoga cerita ini bs jadi temen kalian selama ramadhan. selamat berbuka puasa buat yg puasa yg hari ini :)
KAMU SEDANG MEMBACA
saturn
General Fictionhilal dan gina dan ingar bingar diantara mereka - a haeselle au | this is work of fiction, may you enjoy it :)