gina ikut bertepuk tangan dan menyatu dengan euphoria di sekitarnya ketika pasangan di depannya saling melempar sesuatu ke satu sama lain. hilal mengerling dan mengukir senyum meledek.
"semangat amat tepuk tangannya" kata hilal namun gina unaware dan justru mendekatkan bibir ke telinga hilal.
"itu apa, hil, yang dilempar?" bisik gina sambil menunjuk gulungan hijau yang tergeletak tak jauh dari kedua pengantin. "terus sekarang ngapain?" tanya gina lagi ketika pengantin perempuan berjongkok di depan pengantin laki-laki yang dibawakan sebutir telur. "idih, nginjek telur gitu??" komentar gina saat si pengantin laki-laki menginjak telur mentah di kakinya. dahinya mengernyit sebelum kembali relaks. "oh terus dibersihin gitu sama istrinya... biar apa sih, hil?"
"biar nggak nanya mulu kayak lo"
gina mendelik. "ya maap, kan gue nggak tau," katanya mengerucutkan bibir. "ini pertama kalinya tau gue dateng ke acara nikahan yang literally pake adat-adat gini. aneh banget" gina scrunching hidung membuat hilal tersenyum jumawa.
"gitu tadi gue ajak sok-sokan gak mau" seloroh hilal membuat gina menatap hilal judgmental.
"bukan sok-sokan tapi beneran nggak mau! tapi ya udah sih, it's fun tho" gina mengedikkan bahu sebelum memperhatikan kembali prosesi pernikahan yang sekarang beralih ke bapak-bapak menggiring kedua pengantin ke pelaminan. gina mengamati lekat.
hari ini ada kerabat papa hilal yang menikah. harusnya yang menghadiri undangan either mama atau papa hilal atau justru keduanya, tapi, mama hilal ada seminar sedangkan papanya sakit gigi. jadilah, sebagai sulung keluarga yang kebetulannya juga sedang ada di rumah, hilal yang ditumbalkan.
"mah, aku lama nggak ketemu pakdhe lho. ntar kalo ditanya-tanya gimana??"
"ya dijawab, bang. dipake mulutmu, jangan buat ngunyah sajo"
"aelah. itu aja anty. anty kan udah nggak sekolah besok"
"enak aja nggak sekolah! orang aku cap tiga jari" anty menyambar dari dapur.
"cap tiga jari kan bentar. ntar abang anter jemput"
"gak. aku udah ada janji abis itu"
"janji apaan? liat tuh, mah, anty pacaran"
ibu rieta−mama hilal−menipiskan bibir menanggapi anak sulungnya. "udah, bang, kamu datang besok. lagian datang tinggal datang. kalo ditanya tinggal jawab; orang kok takut ditanya? lama nggak ketemu ya biar akrab. kalo indak pede sendiri, ajaklah temanmu. itu kemarin ammar kan balik, apa gina juga bisa diajak"
dan begitulah, seperti biasa, tanpa sempat mengelak atau insisting, gina tahu-tahu sudah di pendopo salah satu hotel bahkan alisnya belum jadi. gina bete, tapi bisa apa? yang mengajaknya adalah hilal, manusia paling persisten sedunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
saturn
General Fictionhilal dan gina dan ingar bingar diantara mereka - a haeselle au | this is work of fiction, may you enjoy it :)