"temenin gue nyanyi" gina membolakan mata seraya menunjuk diri sendiri ketika hilal tahu-tahu mengulurkan tangan padanya.
"cieeee ekhmmm"
semua orang serentak bersorak mendapati adegan 'romantis' itu. gina seketika rikuh dan melihat sekitar.
sabtu ini adalah penutupan rangkaian orientasi siswa baru dan gina, sebagai panitia acara, tentu saja datang. sayangnya hilal juga terlibat di acara itu dan entah akal-akalan siapa hukuman bagi panitia yang terlambat harus nyanyi duet dan kenapa juga si hilal-hilal itu terlambat hari ini?! rumahnya bahkan nggak sejauh itu dari sekolah! gina kesal ketika cowok itu recklessly membawa-bawanya ke kecerobohan yan ia buat sendiri.
"oke, mau nyanyi apa nih pasangan kita? kak hilal sama kak gina?" seloroh omar selaku pembawa acara sambil memainkan alis.
"lucky-nya jason mraz" jawab hilal sama sekali tidak mempedulikan kesediaan gina yang seketika melotot. emang dia udah ngeiyain??
"yang mana tuh, kak? yang lucky i'm in love with my best friend~ itu bukan?"
"tul" hilal cengengesan.
"waduh kode nih, lancar-lancar ya, kak hilal. semuanya bilang aamiin coba"
"aamiin"
apa-apaan???!!!! gina terkesiap sementara hilal masih dengan mode cengengesannya.
"gue nggak mau" desis gina waktu hilal mengambil posisi di sebelahnya.
"ya gue juga nggak mau, namanya juga dihukum"
"tapi yang dihukum kan elo, gue nggak!!!"
"salah sendiri lo mau gue tunjuk"
gina melotot. "kapan gue−"
"nih," hilal tahu-tahu menyorongkan ponsel pada gina. "incase lo nggak tau liriknya"
"nggak mau, hil!"
"gin," hilal mematri manik gina membuat gina merasa terintimidasi dan, sebelum gina insisting, intro lagu sudah dimulai maka begitulah. mereka akhirnya berbagi sepenggal lagu lucky itu bersama. tidak bisa dibilang bersama juga sebab yang mostly nyanyi itu hilal sementara gina bergumam asal.
"gila" sembur gina setelah lagu selesai seraya ia melenggang dan menginjak kaki hilal. si lelaki mengaduh tertahan.
setelahnya, gina benar-benar berusaha sebaik mungkin menghindari hilal sebab rasanya ia ingin menjambak rambut lelaki itu tapi sayang, hukum tarik menarik berkebalikan itu memang nyata sebab, setelah sekian jam acara tadi, mereka justru disatukan lagi di lapangan basket.
gina sedang menyiapkan lilin untuk renungan malam ketika hilal bergabung membawa pemantik. disuruh malik katanya. gina tidak peduli dan lebih memilih mempercepat pekerjaannya.
"suara lo tadi lumayan" kata hilal sambil memilah-milah lilin yang gina siapkan.
"i know" jawab gina singkat.
hilal mengernyit. "pede amat jawaban lo"
gina menaikkan alis. "lo yang muji???"
"ya makanya gue muji harusnya lo lebih grateful "
gina menarik nafas jengah. "mau lo tuh apa sih, hil? jauh-jauh deh"
"ntar kalo jauh lo kangen"
"????" gina menaikkan alis tinggi mendengar jawaban hilal. sejak kapan hilal flirty ke dirinya? not even once in her wildest dream she imagines.
"ekhm" hilal membersihkan tenggorakan mendapati tatapan judgmental gina. "gue vokalis asal lo tau," seloroh hilal tiba-tiba. "lo mau dengerin gue nyanyi nggak? yang ini beneran daripada yang tadi"
"..." gina geming mencerna keanehan hilal malam ini. terlalu sok akrab menurutnya.
"ini lagu favorit gue. dengerin baik-baik," lagi-lagi hilal mengesampingkan respon gina dan berdeham sekali.
'...hey moon please forget to fall down, hey moon don't you go down. sugarcane in the easy morning, weathervanes my one and lonely...' hilal mengatupkan mulut seraya melirik gina. "bagus kan suara gue?"
gina masih geming dengan raut tak terbaca sebelum menjawab "mayan" sambil membuang muka.
gina tidak salah tingkah dinyanyikan hilal atau mendapat perlakuan kinda berbeda dari biasanya, toh cowok itu memang selalu ada-ada saja kelakuannya. gina cuma tidak tahu harus bereaksi bagaimana sebab dia dan hilal literally tidak dekat. oke mereka bertetangga, hampir selalu bersinggungan bahkan pergi ke sekolah yang sama but it's just it. hilal tidak pernah berinteraksi lebih kecuali menjahili gina pula gina juga tidak pernah menganggap serius presensi hilal sebab, ya... lumrah saja ia sebagai tetangga.
"mayan lagi jawabannya" hilal melengos. "tanya dong kenapa itu lagu favorit gue"
gina mendecak. "apa sih, hil? lo itu nggak ngebantu malah ngerecokin tau gak"
"makanya tanya gue dulu ntar gue bantu"
gina memutar mata. tipikal hilal yang makin ditanggapi makin jadi maka gina menjawab jengah. "kenapa lagu tadi favorit lo?"
gina bisa lihat smirk terkulum dari hilal. "soalnya no one knows what's the true meaning of it," hilal menjeda dan entah kenapa jadi mengamati figure gina. "itu yang nyanyi panic at the disco, judulnya northern downpour. lagunya panic tuh mostly nggak ada yang beneran ngerti artinya apa. cuma yang nyanyi sama yang nyiptain aja yang ngerti. makanya maknanya beda-beda buat tiap orang. jadi berasa personal aja.
terus lagu yang ini, northern downpour ini, nggak tau, gue ngerasa enak aja dengerinnya. kayak comforting gitu. remind me kalo whatever circumstances you face, remember, the moon loves you. she's always on your side" gina menengok dan sedikit terkesiap mendapati manik hilal jatuh di miliknya. tatapan lelaki itu tidak terbaca tapi juga tidak mengintimidasi. gina berkedip lambat.
"gue tau kita nggak sedeket itu dan gue malah ngerasanya lo sebel sama gue though gue anaknya lovable gini," hilal tekekeh sendiri. "tapi kita tetep tetangga, gin, dikit banyak gue tau soal... soal lo, orang tua lo..." hilal sedikit rikuh memeriksa raut gina namun gina tidak menunjukkan perubahan ekspresi yang berarti. literally perempuan itu masih geming menatap hilal.
"gin," hilal menarik senyum hingga sebelah lesung pipinya terlihat. pula gina baru menyadari hilal punya lesung pipi. "gue nggak tau lo masih cengeng apa nggak tapi remember ya, whatever it is, the moon loves you. she always loves you" hilal menunjuk langit dan gina mengikuti arah telunjuknya. di langit, gina menemukan bulan yang tidak benar-benar dalam fase terbaiknya dan entah kenapa gina tiba-tiba merasa runtuh.
bayangan mama dan papanya tiba-tiba menyeruak. mereka yang gina pikir baik-baik saja nyatanya akan resmi berpisah minggu depan. gina menerima−gina belajar menerima, setidaknya gina tidak menangis selama proses itu tapi mau seberkali-kali apapun gina mendengarkan dan memaknai older-nya sasha sloan atau berusaha menempatkan dirinya di sepatu mama atau papanya, gina tetap seorang anak yang bagaimana bisa dia baik-baik saja? separuh mamanya ada di gina pun separuh papanya lalu bagaimana bisa gina bisa baik-baik saja?
gina bersimpuh dan meremat ujung jaketnya. tujuh belas tahun hidup, gina tidak pernah merasa sehilang itu dan ditengah kebingungannya, di naik turun punggung dan ritme napas yang tidak teratur, gina merasakan tepukan ritmis di bahunya. sekali, dua kali, tiga kali, berkali-kali.
"it's okay, gin. it's okay, nangis aja. gue tutupin"
mau umur gina tujuh atau tujuh belas, nyatanya hilal tidak pernah gagal membuat gina menangis tapi tangis yang ini, gina berterimakasih karena hilal membuatnya menangis. mungkin hilal tidak semenyebalkan yang gina kira.
██████████
KAMU SEDANG MEMBACA
saturn
General Fictionhilal dan gina dan ingar bingar diantara mereka - a haeselle au | this is work of fiction, may you enjoy it :)