- Jealously -

355 14 2
                                    

~Selamat membaca~

.

.

.

——————————————————
Pagi hari yang damai, nampak seorang remaja lengkap dengan piama bermotif dedaunannya. Sedang tertidur lelap di ruangannya yang serba hijau. Siapa lagi kalau bukan Duri Leaf, sang MC kita tercintahh~ 

Nampak Duri tengah tertidur dengan posisi terlentang, mengabaikan sinar matahari yang sedari tadi sudah menyinari wajah polosnya.

Kriettt

Pintu terbuka, terdengar suara langkah kaki seseorang memasuki ruangannya dan suara tersebut terdengar mendekat seperti sedang ingin menghampirinya.

"Kak Duri.."

"Ayo buruan bangun! Kak Gempa dan yang lainnya sudah menunggu dibawah.." Seseorang mencoba membangunkan Duri dengan sedikit menggoyang-goyangkan tubuhnya.

Namun usaha itu sia2 karena Duri masih terlelap dalam mimpinya..

"Ck, Aku harus bagaimana.."

"..."

"Aha! aku tahuu!!" Terdengar suara langkah kaki, sepertinya sosok tersebut  mencoba untuk mengambil sesuatu~ Tapi apa??

"Lihat Kak Duri!! Bunga matahari kesayangan kakak gosong karena gak sengaja kuledakin~"

"APAAAAAAAA!!?"

Manik mata berwarna zamrud yang tadinya tertutup kini telah terbuka, tengah memandangi manik mata perak sang adik dengan tatapan yang tajam.

"Berani-beraninya kau meledakkan tanamanku lag—" Bunga yang dikira sudah hancur lebur, ternyata masih aman dan segar ditangan sang adik.

"BUAHAHAHAHA KAK DURI LUCU BANGET SIHH!!" Solar, Adik kandung satu-satunya Duri ini nampak sedang tertawa terbahak-bahak menyaksikan ekspresi sang kakak yang sedang terkaget-kaget.

'Solar imut banget ketika sedang tidak memakai kacamata visornya.. hm! Dia memang adik kembarku~' Duri membatin, sembari memperhatikan seluk-beluk wajah imutnya Solar.

"Tenang aja kakak, Aku gak ngapa-ngapain bunga kesayanganmu kok! Nih liat~" Solar menyeringai sembari memperlihatkan kembali bunga matahari yang nampak masih segar.

Duri beranjak dari kasurnya dan langsung merebut pot berisi bunga matahari kesayangannya tersebut dari tangan Solar.

"Ishhh Solar! jangan main2. Duri jadi kagetkan.." Duri menggembungkan pipinya, kesal.

"Hehe maaf Kak, habisnya Kakak susah banget dibanguninnya.." Ucap Solar, sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Duri menghela napas lega, yang membuat Solar kembali menyeringai licik.

"Sudahlah, mending kakak segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Sebelum aku benar2 meledakkan bunga kaka—"

"Hmph Solar! Ga lucu ihh!!" Duri kembali menggembungkan pipinya, yang membuat Solar menjadi gemes sendiri.

Rasa ini.. (Thorn & Solar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang