5. Penghuni Baru

290 46 12
                                    

.
.
.
.
.


"Mas ini masih jauh ya?"

"Nggak kok, bentar lagi sampai."



Kini kakak beradik kembar itu sedang menyusuri sebuah gang, mencari titik tempat tinggal yang akan mereka huni kedepannya.

Daniel menatap lamat-lamat sebuah bangunan bertingkat dua, yang berada sekitar lima meter didepan. Ia bernafas lega waktu tahu mereka akhirnya telah sampai di kos yang telah mereka sewa.

"Itu dek kos nya, yang warna putih, tingkat dua!" Daniel dengan semangat menggandeng tangan adiknya untuk segera menuju kos mereka.

Berikutnya Mahen langsung memencet bel yang ada di pagar depan, tak lama menunggu seseorang pria paruh baya yang tak lain adalah pemilik kos itu membukakan pintu gerbang.


Mereka berdua disambut cukup ramah, lalu diantar menuju kamar mereka di lantai dua. Di kos ini hanya tersisa satu kamar, jadi mau tak mau mereka harus berbagi kamar. Tapi itu nggak jadi masalah karena kamar-kamar di kos ini terbilang cukup lebar.

Baru mau masuk kamar, sebuah panggilan mengejutkan mereka.



"Oy anak baru ya?"

Seseorang dengan kaos oblong dan celana training plus rambut acak-acakan menghampiri mereka.

"Iya Bang, baru aja sampai." Ini Mahen yang yang jawab, ia cuma mau panggil mas ke "Mas Daniel" nya seorang, jadi orang-orang yang sekiranya lebih tua darinya dipanggil "Bang".

"Kenalin, Satria penguhuni kamar kos samping kalian." Satria memperkenalkan dirinya sambil menunjuk kamar kosnya, lalu mengulurkan tangannya.

"Mahen,"

"Daniel,"


Satria menatap mereka yang masing-masing membawa koper, "Kalian berdua mau tinggal sekamar?" Sebagai jawaban mereka mengangguk bersamaan.

Mendapat tatapan mencurigakan dari Satria, Mahen buru-buru menjelaskan.



"Jangan mikir aneh-aneh dong Bang, kita ini kembar."

"HAHH?!"


Bukan hanya si kembar yang kaget akan teriakan Satria, seseorang dari kamar pojok yang satunya juga tiba-tiba keluar dengan panik.

"Ada apa Sat?!"

Satria menoleh kesamping lalu nyengir kuda, "Hehe ini mas ada penghuni baru." Lalu kembali beralih pada si kembar.



"Kembar dari mana? Orang ga ada yang sama?" Satria mendekat untuk meneliti wajah Daniel dan Mahen, berusaha mencari kesamaan sekali lagi.

Lalu tiba-tiba bajunya ditarik dari belakang, refleks ia langsung mundur. "Nggak semuanya yang kembar itu harus sama wajahnya, ada juga yang kembar tapi nggak identik," ucap Bima yang baru nimbrung tapi udah langsung ngerti konteks pembicaraan mereka.

"Nah, iya gituu." Mahen senang karena ada yang langsung paham. Lalu mengulurkan tangannya duluan untuk berkenalan.

"Mahen Bang,"

"Bima."



Kemudian Daniel juga mengikuti yang dilakukan adiknya. Seperti biasa ia menjadi pendiam ketika dilingkungan yang terasa masih asing baginya.

"Kalian beres-beres aja dulu, habis itu istirahat kalau ada apa-apa dan perlu bantuan bisa panggil aku atau Satria."


Bima yang mengerti kalau mereka sudah kelelahan pun mengakhiri percakapan singkat mereka.

"Iya siap Bang, terimakasih."

Baru aja selangkah mereka pergi ke kamar masing-masing, Satria kembali berucap. "Oh iya bagi nomor WhatsApp kalian dong, mau bikin grup penghuni lantai dua nih."

Mahen dan Daniel mengangguk, menyodorkan handphone mereka yang menampilkan barcode nomor WhatsApp mereka yang langsung di scan oleh Satria.

"Oke Sip! Selamat Datang dan selamat beristirahat!"



"Iyaa, makasih Bang Sat—" Mahen menghentikan ucapannya ketika menyadari ada yang salah.

Bima yang tadi ikut berhenti, menutup mulutnya menahan tawa, sementara Satria menatap datar Mahen.


🌌🌌🌌






🌌🌌🌌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





______________







Haiii masih adakah yang nungguin cerita ini update, wkwk maaf aku ga bisa tepatin buat up di bulan Maret lalu🙏


Kalau emang ada yang nungguin kalian tunjukin eksistensi kalian ya dengan cara vote dan comment, aku ragu ada yang masih baca, mau aku unpublish juga sayang.

A Family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang