.
.
.
.
."Dek, mas keluar dulu ya, cari sarapan," ucap Daniel sambil memakai hoodienya.
Mumpung masih pagi Daniel berniat melihat-lihat sekitar kos nya sekalian cari sarapan buat dirinya dan Mahen.
"Aku ikut nggak?"
"Kamu kalau masih capek, istirahat aja, nanti mas bangunin lagi buat sarapan."
Mahen yang tadi duduk langsung berbaring kembali, wajahnya terlihat lelah. Daniel tersenyum tipis, mengusap lembut rambut adiknya sebelum pergi.
Daniel memakai sandal hiu yang dibawanya dari rumah, melihat sekeliling yang masih sepi.
"WOI DAN!"
Daniel langsung menoleh ketika seseorang memanggilnya, ternyata teman satu kos nya yang jurusan teknik.
"Mau kemana?" Satria langsung merangkul Daniel sok akrab, walaupun agak susah karena gap tinggi antara mereka yang lumayan.
Makanya kemarin Bima bilang Satria masih kayak anak SD, udah mah kurang tinggi, baby face lagi.
"Cari sarapan Bang," jawab Daniel, ia aslinya bingung buat menghadapi orang yang tiba-tiba SKSD kaya Satria gini.
"Yaudah bareng aja, Gue juga mau cari sarapan. Nanti sekalian gue tunjukin tempat makan yang enak plus murah."
Satu jam berlalu, Satria sudah selesai melakukan tour singkat buat Daniel. Saat ini mereka sedang duduk di sebuah warung menunggu pesanan bubur mereka.
Sebuah notifikasi pesan membuat Satria membuka ponselnya.
Daniel memasukkan ponselnya kembali kedalam saku hoodie. "Mahen masih kecapekan mas, jadi cuma istirahat aja di kamar," jelasnya kemudian pada Satria.
"Lah perasaan baik-baik aja kemarin,"
"Emang gitu kalau dia habis dari perjalanan jauh bang."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Family?
Teen FictionIni cerita tentang Daniel dan Mahen, dua anak kembar yang segala hal tentang mereka justru berbeda, lalu tentang Satria seorang anak penyintas broken home dengan segala keceriaannya, dan terakhir tentang Bima laki-laki yang selalu kesepian. Rank # 1...