Bab X "Accepted Love"

764 43 1
                                    

Happy Reading^^

.

https://open.spotify.com/playlist/4WXC7g2uXBEFELcjZWtVw4?si=7d2E4xcBTd2m2ApMnpcluA

"Read while listening to music."

.

.

Faren mendengarkan dengan hati yang berdebar-debar saat Becca menanggapi pernyataannya. Saat Becca menolak cintanya, ekspresi terkejut dan kecewa terpancar jelas di wajahnya. Matanya sedikit terbelalak, mencerminkan betapa tidak terduga dan menyakitkannya momen ini baginya.

Dia menelan ludah, berusaha menahan emosinya yang mulai berkobar. Meskipun hatinya hancur, dia mencoba untuk tetap tenang di hadapan Becca. Sebuah senyum dipaksakan tercipta di bibirnya, meskipun matanya sedikit berkabut.

"Oh, gitu ya?" ucap Faren dengan suara yang terdengar rendah, mencoba menyembunyikan kekecewaannya.

"Kamu kenapa?" tanya Becca, memperhatikan ekspresi wajah Faren.

"Aku belum lanjutin kalimatku. Maksudku, aku ga bisa nolak hehe," ucap Becca dengan tersenyum

"Kamu serius, Bec?" tanya Faren dengan ekspresi tak percaya.

"Iyaa, aku serius. I want to be your girlfriend," jawab Becca dengan tegas, tersenyum lebar.

Senyum lega langsung menghiasi wajah Faren saat mendengar jawaban Becca. Hatinya berbunga-bunga, dan dia merasa sangat bahagia. Dengan penuh kegembiraan, dia memeluk Becca erat, merasa bersyukur atas keputusan Becca. Dalam momen tersebut, dua hati yang saling mencintai akhirnya bersatu dalam cinta yang tulus dan indah.

Sementara senyum bahagia masih terukir di wajah mereka, Faren dan Becca berjalan bersama di pantai yang indah. Pasir putih di bawah kaki mereka terasa lembut, sementara ombak yang berdesir memberi irama yang menenangkan. Mereka menikmati angin laut yang menyegarkan menerpa wajah mereka.

Faren memandang Becca dengan penuh kasih saat mereka berjalan beriringan. Dia merasa beruntung memiliki seseorang seperti Becca di sisinya, seseorang yang mau menerimanya apa adanya. Hatinya penuh dengan rasa syukur dan kebahagiaan, merasakan bahwa saat ini adalah momen yang sempurna.

"Bec, kamu tau ga sih, aku seneng banget. Makasih ya," ucap Faren dengan penuh rasa terharu.

"Aku juga ngerasain hal yang sama, Ren. Aku rasa ini tuh kayak mimpi," jawab Becca sambil tersenyum bahagia.

"Iya, ini kayak mimpi yang jadi kenyataan. Aku sayang banget sama kamu, Bec. Jangan pernah tinggalkan aku ya?" ucap Faren dengan suara penuh harap.

"Aku juga, Ren. Aku berharap kita sama-sama terus" ucap Becca, membalas cinta Faren dengan tulus.

"Iya, aku bakalan selalu ada di samping kamu, dukung dan cintai kamu kapanpun itu," ucap Faren sambil tersenyum lembut.

Becca tersenyum melihat ekspresi bahagia di wajah Faren. Dia merasa lega bahwa dia telah membuat keputusan yang benar dengan menerima cinta Faren. Melangkah di sepanjang pantai, dia merasa seperti dia sedang mengalami salah satu momen yang paling indah dalam hidupnya.

Faren dan Becca duduk di tepi pantai, menatap langit yang berwarna oranye dan merah ketika matahari mulai tenggelam ke horizon. Angin lembut bertiup, menyisir rambut mereka dengan lembut, menciptakan suasana yang tenang dan damai di sekitar mereka.

Faren meraih tangan Becca dengan lembut, senyum bahagia masih terukir di wajahnya. Dia merasa begitu bersyukur memiliki Faren di sisinya, dan tidak ada tempat lain yang lebih dia ingin berada selain di sampingnya saat ini.

Faren juga menatap sunset dengan penuh kekaguman, namun matanya lebih sering beralih ke arah Becca. Dia merasakan kehangatan tangan Becca di tangannya, dan itu membuatnya merasa aman dan dicintai.

Mereka berdua duduk di sana, menikmati keindahan alam dan kebersamaan mereka, tanpa kata-kata yang perlu diucapkan. Mereka tahu bahwa saat ini adalah momen yang tak terlupakan, dan mereka berdua bersyukur dapat menghabiskannya bersama-sama. Di tengah gemerlapnya matahari terbenam dan suara deburan ombak, cinta mereka tumbuh lebih dalam, menciptakan ikatan yang tak tergantikan.

Setelah beberapa menit berada di pantai, Faren memandang Becca dengan penuh kelembutan. "Gimana kalau kita dinner? aku pengen ngerayain momen spesial ini sama kamu bec."

Becca tersenyum dan mengangguk setuju. "boleh, aku juga udah mulai laper hehe."

Mereka berdua berjalan menjauh dari pantai, menuju tempat-tempat makan di sekitar pantai yang menawarkan pemandangan yang indah. Mereka memilih sebuah restoran kecil yang terletak tepat di tepi pantai, dimana mereka dapat menikmati makan malam sambil menikmati suara ombak dan angin laut.

Di dalam restoran, mereka duduk di meja yang terletak di dekat jendela, menikmati pemandangan sunset yang masih terlihat dari kejauhan. Setelah memesan makanan favorit mereka, mereka menunggu beberapa saat sebelum akhirnya hidangan yang mereka pesan tiba.

Faren tersenyum lembut saat dia mengambil garpu dan menusuk potongan makanan favorit Becca. Dia mendekatkan garpu itu ke mulut Becca dengan penuh kelembutan, memastikan agar setiap gigitan terasa istimewa.

"Gimana,enak ga bec?" tanya Faren dengan suara lembut, matanya dipenuhi dengan kasih sayang saat dia melihat Becca menikmati setiap gigitan makanan yang dia berikan.

Becca tersenyum manis, menikmati sensasi hangat dan cinta dari tindakan Faren. Dia membuka mulutnya dengan lebar, menerima setiap potongan makanan dengan penuh rasa syukur.

"Enak banget Ren," jawab Becca dengan senyum bahagia.

Faren tersenyum lebih lebar lagi, bahagia melihat Becca senang dengan perhatiannya. Dia merasa begitu beruntung bisa berbagi momen-momen romantis seperti ini dengan Becca, dan dia berharap dapat melakukannya lagi dan lagi dalam waktu yang akan datang.

Setelah menyelesaikan makan malam mereka dengan penuh kenikmatan, Faren dan Becca duduk di meja restoran dengan perasaan kenyang dan bahagia. Mereka berdua saling tersenyum, menikmati momen indah setelah makan bersama.

Faren mengangkat gelasnya, "Makasih untuk hari ini Bec."

Becca tersenyum manis, "Sama-sama, Ren."

Faren berdiri dari kursinya dan mengulurkan tangannya ke arah Becca. "Ayo pulang, nginep lagi yah?"

Becca tersenyum lembut, menggenggam tangan Faren. "Iya deh iya."

Mereka berdua berjalan keluar dari restoran, berjalan beriringan di bawah cahaya bulan yang bersinar terang. Dengan hati yang penuh dengan cinta dan kebahagiaan, mereka menuju mobil Faren dan bersiap-siap untuk pulang ke rumah.

Faren membuka pintu mobil untuk Becca dengan lembut, dan dia dengan senang hati membiarkan Becca masuk ke dalam mobil terlebih dahulu sebelum dia sendiri duduk di samping pengemudi. Mereka saling melemparkan senyum bahagia sebelum Faren memulai mesin mobil.

Dalam perjalanan pulang, mereka terus berbagi tawa dan canda, menikmati kebersamaan satu sama lain. Suasana di dalam mobil penuh dengan hangatnya cinta dan kebahagiaan yang mereka rasakan.

Saat mobil melaju di bawah sinar bulan, mereka membiarkan lagu-lagu romantis mengisi ruang mobil, menciptakan momen yang indah dan romantis di antara mereka. Tidak ada kata-kata yang perlu diucapkan, karena ekspresi di wajah mereka sudah cukup untuk menunjukkan betapa mereka saling mencintai dan bahagia bersama.

Akhirnya, setelah perjalanan yang menyenangkan, mereka tiba di depan rumah Faren. Faren pun memarkirkan mobilnya di pekarangan rumahnya, lalu turun dari mobilnya dan berjalan ke arah pintu mobil dengan lembut. Dia membuka pintu dan memberi isyarat kepada Becca untuk turun.

Becca tersenyum. "Makasih ren"

Faren hanya membalas dengan senyuman, lalu mereka bergandengan tangan dan mulai melangkah menuju pintu masuk rumah Faren.

Wrong Love (Freenbecky) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang