Part 3

2 0 0
                                    

-dua hari kemudian-

Rantai yang mengikat kaki shinon sudah dibuka. Namun kamar yang ditempatinya dijaga ketat oleh para penjaga dan selalu dikunci dari luar.

"apa mau mu" ucap shinon saat melihat pria tersebut masuk kedalam kamar ini lagi setelah pertengkaran mereka

"aku mau kau membatalkan pernikahan mu" ucap sang pria

"jika aku bisa, aku akan membatalkannya" ucap shinon pasrah, "aku masih ingin mempertahankan karir ku" ucap shinon lagi

"aku akan membantu kau untuk mempertahankan karir mu" ucap hendra dengan tenang, shinon sendiri terdiam, ia bingung harus memberi reaksi seperti apa.

"namun ada syarat" ucap hendra menggantung ucapannya, shinon melihatnya dengan pandangan bertanya, "aku merindukan tubuhmu" ucapnya gamblang, shinon terbelalak kaget

"kau gila?" tanya shinon

"aku gila karna mu shin" ucap hendra santai

"yang benar saja, aku tak bisa" ucap shinon

"kenapa? Kita bahkan melakukannya dulu" ucap hendra santai

"hendra, hentikan" peringatan oleh shinon

"aku akan memberikan mu waktu untuk berpikir, dan jangan harap kau keluar jika belum memberikan jawaban" ucap hendra lalu pergi begitu saja

Rutuklah shin yang saat ini hanya terdiam, tak bisa berbuat apa pun. Ia tak ingin mengulangi masa lalu kelamnya.

Akibat perbuatannya dan kecerobohannya dulu, ia sempat mengandung. Ayah dari sang bayi sama sekali tidak tau akan hal itu, hingga saat ini.

Shinon didesak oleh keluarganya untuk mengugurkan kandungan saat ia ketahuan. Shinon bersikeras untuk mempertahankan kandungannya dan berniat memberi kabar itu pada hendra.

Semua terlambat, hendra terlebih dahulu menyampaikan sesuatu yang membuat shinon menjadi sakit hati. Hendra memutuskan hubungan mereka secara sepihak, dan meninggalkan shinon begitu saja.

Di usia yang masih bisa dibilang kecil, ia harus menanggung akibat perbuatannya.

Shin menjadi sakit hati, pikirannya kacau dan ia tak melakukan apa pun saat itu. Ia mogok makan dan jatuh sakit, ia mengalami depresi hingga akhirnya kehilangan anak dalam kandungannya.

Ia keguguran...

Shanon yang mengetahui hal itu, hanya bisa menangis dan menyemangati adik kecilnya.

Shinon semakin depresi dan ia hendak mengakhiri hidupnya begitu saja. Apa lagi 5 hari setelah kejadian itu, berita mengenai kecelakaan orang tuanya menghantamnya dengan sangat keras. Ia semakin putus asa dan selangkah lagi menuju kematian dengan pisau ditangannya.

Shanon yang saat itu mengantarkan makanan untuk sang adik, mengagalkan rencana adiknya. Shanon menangis kencang dan memeluk shin kencang.

'sudah cukup aku ditinggalkan ayah dan ibu, kau jangan meninggalkan ku' tangis shan masih bisa dirasakan oleh shin hingga saat ini

Kejadiaan masa lalu yang menyakiti hatinya terputar seperti kaset. Ia menangis mengingat hal tersebut dan semakin menangis ketika mengingat hendra yang kembali dengan cara seperti ini.

.

.

.

.

.

.

{hmmm, jan lup vote and comment yaw}

Tears Of Solitude -A Journey Through Suffering-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang