Aku tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, memasak bahan-bahan makanan untuk makan siang ku nanti. Hari ini aku mempunyai jadwal ekstrakulikuler Bahasa Inggris dimana aku harus mengunjungi tiga ranking sekolah terbaik untuk memberikan beberapa pidato mengenai ajang perlombaan antar provinsi.
Oh ya, tahun lalu aku ternobatkan menjadi pembicara Bahasa Inggris terbaik di provinsi ini. Dan kegiatan ini adalah kegiatan rutin tahunan dimana setiap siswa yang berhasil menjadi pemenang akan diundang untuk hadir dalam acara besar kompetisi Bahasa Inggris.
Sedikit gugup memang, walaupun aku terbiasa menjadi speaker di acara-acara besar, tapi tetap saja.
"Adek? Ini bekal kamu!" Aku memanggil Xaquille dengan nada yang sedikit ku tinggikan agar dapat terdengar olehnya. Ku buatkan dia nasi goreng kimchi kesukaannya, juga beberapa potongan buah yang tersisa di lemari pendingin.
***
Aku berjalan melewati koridor bersama beberapa pihak sekolah untuk sampai ke aula yang terletak di pertengahan sekolah. Ah, aku sekarang tidak berada di sekolahku kok, aku sudah sampai di salah satu sekolah terbaik di provinsi ini. Yang memang tidak jauh dari sekolahku. Ya, sekolah kami memang termasuk 3 besar sekolah terbaik, sudah ku beritahu kan~
Pertama kali kunjungan ke sekolah ini, yang ku tahu Albern juga sekolah di sini, cukup bagus sekolahnya. Ah tidak, memang bagus sih. Murid-muridnya pun terlihat modis dan unik. Pantas saja Albern juga begitu.
Murid-murid di sekolahku cukup terkenal cupu. Maksudku, di sekolah kami semua muridnya benar-benar kutu buku sehingga dari penampilannya pun, kalian tahu lah~
Dan mungkin aku juga termasuk ke dalam murid yang berpenampilan seperti itu (?)
Aku memang tidak mengenal siapapun di sekolah ini, benar-benar tidak mengenal siapapun. Y-ya selain Albern.
"Di samping saya ini, seorang siswi dari SMA Doncourt, Lilian Saint Kathleen yang juga merupakan pemenang dari pidato terbaik tingkat nasional selama enam tahun berturut-turut. Pemenang pembaca puisi dalam bahasa Inggris terbaik tingkat internasional selama empat tahun berturut-turut. Atas pencapaian lainnya, siswi bernama Lilian ini memenangkan olimpiade sains tingkat nasional selama 3 tahun berturut-turut." ucap sang MC, memperkenalkanku.
Ku dengar banyak sekali tepukan tangan yang ditujukan padaku, guruku yang mendengar kabar ini berkali-kali pun tentu tidak pernah bosan dan selalu merasa bangga. Namun, aku tidak pernah memberitahu keluargaku akan pencapaian yang telah ku raih. Karena ku pikir, apa mereka akan merasa bangga di tengah-tengah kesibukannya?
***
"Wow! Keren juga prestasimu! Aku dengar tadi!"
Aku menoleh hingga ku dapati Albern berjalan ke arahku yang sedang menyantap es krim ini. Duduk sendirian di kantin sekolah orang lain, bukan hal yang baru untukku berada di tempat dimana aku harus melakukan segalanya sendiri. "Ahh, hehehe iyaa nih." Jujur aku tidak tahu harus merespon bagaimana.
"Kau belajar perharinya berapa jam?"
"Um? Belajar apa?"
"Untuk sampai bisa jadi juara seperti tadi," ujarnya.
"Oh, aku membagi jadwal belajarku dalam seminggu. Semisal hari senin aku belajar bahasa Arab 2 jam sebelum aku tidur, dan selasa aku belajar bahasa Inggris. Lalu rabu aku belajar bahasa Spanyol. Aku hanya mempunyai hari minggu untukku bebas dari hal-hal itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
etoile (bintang)
RomanceKalimat-kalimat tak terucap dariku, yang ku harap orang-orang terdekatku mengetahuinya.