Februari, 2018Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, satu bulan lagi bahkan usiaku akan menginjak 18 tahun. Aku berhasil memasuki SMA favorit juga mendapatkan banyak teman disini. Aku dan sahabat-sahabatku juga sekolah di sekolah yang sama kok. Malah, tidak tahu ini kebetulan atau memang takdir, kita berada dalam satu kelas yang sama.
Selama SMA ini juga aku mendapatkan peringkat yang terbaik. Memanfaatkan waktu belajarku untuk hasil yang memuaskan.
"Kalian pulang duluan saja ya, aku dijemput pacarku nih!"
"Ih aku juga dijemput tau! Lili sama Bianca gak papa ya hari ini kita gak bareng dulu?"
"Iya gak papa kok. Hati-hati kalian ya! Kalo mau sekalian main jangan pulang malem!" aku membalas.
Oh iya, ngomong-ngomong ketiga temanku ini memang sudah mempunyai pacar lho! Hubungan Veronika bahkan berlangsung dari kelas satu SMA. Wow, benar-benar langgeng ya.
Percaya atau tidak, aku adalah tipe orang yang sedikit sulit untuk berpacaran. Tapi bukan karena aku tidak laku kok, aku hanya malas saja, bermesraan, berdebat, lalu akhirnya kandas. Huft, bosen sekali aku selalu mendengar kisah percintaan teman-temanku yang seperti itu sehingga dapat kujadikan contoh.
Tapi memang dulu Ayah pernah menuduhku yang katanya aku akan mempunyai pacar 2 bulan setelah masuk SMA, nyatanya dia salah. Aku bahkan tidak dekat dengan siapapun sampai saat ini.
"Kamu pakai bus aja kah? Atau ojek online?" tanyaku pada Bianca. Kebetulan kita memang berbeda arah jalan pulang, jadinya aku dan dia tidak pernah berada dalam transportasi umum yang sama sesuai tujuan. Terkecuali saat sedang ingin bermain saja. Aku juga pindah rumah, tiga belas kilometer jauhnya dengan rumahku yang dulu, itulah kenapa disini aku yang selalu berbeda arah pulang dengan ketiga temanku itu.
"Aku ojek online, kalo kamu?"
"Kayaknya bus aja deh. Kamu udah pesan kan ojek online-nya?"
"Iya sudah kok. Aku nunggu di halte aja ya, sama kamu sekalian nunggu bus!"
"Oke!"
Tak lama dari itu, Bianca pergi terlebih dahulu karena ojek online yang dia pesan sudah tiba. Aku masih harus menunggu sekitar 30 menit untuk bus, dan karena aku lapar, aku membeli Shawarma ukuran kecil. Aku tidak begitu bisa memakan makanan dengan porsi yang besar.
Selagi menunggu kedatangan bus, hujan mulai turun dan sedikit makin besar. Orang-orang disini pun tentu sedang menunggu bus datang, bahkan ada beberapa dari mereka yang hanya meneduh saja. Aku ingin sekali duduk, aku tidak bisa berdiri lama, namun kulihat kursi-kursi di sana juga sudah penuh.
Mungkin kedatangan bus yang akan sedikit telat, aku jadinya jongkok karena tidak tahan berdiri lama. Kepalaku pusing sekali, perutku mual dan pendengaranku mulai berubah menjadi suara yang berdengung. Aku memejamkan mata sejenak, tidak peduli apa yang akan orang pikirkan.
"Hey?"
Puk Puk!
Aku menoleh karena seseorang menepuk pelan punggungku. Ku lihat dari seragam yang dia pakai, dia dari sekolah yang tak jauh dari sini, sama-sama termasuk sekolah favorit. Memang benar, wilayah ini termasuk wilayah yang hanya diisi oleh sekolah-sekolah ternama.
"Kau sedang sakit kah? Ayo duduk di sini!" Laki-laki itu membantuku bangun, memapahku sampai aku duduk di salah satu kursi. Ternyata dia meminta seorang pria untuk pergi dari tempat duduk karena melihatku. Malu sekali aku.
"Terima kasih," ucapku, pelan, dan mencoba untuk menormalkan penglihatan.
Ku lihat dia hanya tersenyum kecil sebagai balasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
etoile (bintang)
RomansaKalimat-kalimat tak terucap dariku, yang ku harap orang-orang terdekatku mengetahuinya.