24. LUKA MASA LALU

1.3K 67 36
                                    

HALOO ALL

SKSKKSKSKS

UDAH LAMA NGGAK NULIS DI LAPAK INI HEHE

SETELAH SEKIAN BULAN PURNAMA YANG TERLEWATI CERITA INI AKAN AKTIF LAGII

YEAYYY!

BERIBU KASIH AKU UCAPKAN UNTUK KALIAN YANG MASIH SETIA NUNGGU AKU UP🤧❤❤

LOPEE SEKEBON ❤❤❤❤

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKAA💘

※※※※※※

"Ngapain?" Aksa menatap datar kedatangan orang-orang tak diundang di rumahnya.

Mamanya, Papanya, adiknya zafar, Gibran, mertuanya, oma dan... Oh astaga, Aksa tak mampu memikirkan jumlah keluarga besarnya yang hampir sama seperti satu kampung saja.

Pertanyaannya, untuk apa mereka tengah malam begini ke rumahnya? Apa segabut itu keluarga Arion ini? Masalahnya ini sudah hampir jam dua belas loh, jam dua belas. Apakah ada orang waras yang bertamu di jam segini?

Bahkan, Aksa dan Nata sudah hampir terlelap dengan mimpi indahnya harus kembali terbangun ke dunia nyata akibat bel rumah yang terus berbunyi dengan brutalnya.

Bukannya menjawab pertanyaan yang terlontar dari bibir sang pemilik rumah, mereka semua langsung menyelonong masuk seakan rumah sendiri.

"Pertanyaannya pending dulu ya, sayang. Mama sama yang lainnya mau istirahat dulu. Nggak tau aja sih kamu kalau mobil elit papa kamu itu mogok di tengah jalan. Makanya kami telat sampai ke rumah kalian, hehe." Jelas Valencia--mama Aksa panjang lebar, yang diakhiri dengan cengiran di akhir kalimatnya.

Menghembuskan napas beratnya, Aksa mencoba menerima semua kejadian tak masuk akal yang terjadi kepadanya secara tiba-tiba. Tangan kekar itu kembali menutup pintu utama rumah mewah tersebut setelah semuanya sudah masuk.

"Sa, diatas ada kamar kosong nggak?" tanya Gibran, kakak kandung istrinya itu dengan tengil.

Pasalnya, semua kelurganya sudah duluan masuk ke kamar tamu yang berada di bawah. Jumlahnya ada tiga kamar, semuanya penuh, hanya dirinya yang belum mendapat bagian. Apalagi, cowok itulah satu-satunya remaja yang ikut andil dalam 'pertualangan' kedua orangnya.

Dengan malas Aksa berdehem sebagai jawaban.

"Oma mana?" tanya cowok itu balik.

"Di kamar!" Gibran sedikit berteriak sambil menggandeng Nata, sang adik tercintanya untuk naik ke lantai dua.

Sedangkan Aksa hanya berdecak pelan ketika dirinya ditinggal sendirian di ruang utama. Langkah kaki panjang cowok itu membawanya ke sebuah ruangan yang berada di lantai yang ia pijaki sekarang.

Tok! Tok! Tok!

"Oma? Boleh Aksa masuk?"

Hening beberapa menit, sebelum sebuah suara menjawab pertanyaannya membuat jantung Aksa semakin berdegup kencang. Iya, sebenarnya cowok itu gugup karena sudah lama tidak berkomunikasi dengan sang Oma.

"Masuk aja sayang."

※※※※

Raut wajah lega meliputi ekspresi Aksa, lega karena akhirnya ia bisa berbicara dengan sang Oma. Pembicaraan yang sangat-sangat ingin ia diskusikan dengan wanita tersebut akhirnya telah berhasil ia luapkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NATAKSA [ NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang