22. SALAH PAHAM KECIL

3.3K 235 51
                                    

HEYOOO

AKU UP CEPET DEMI KALIAN, SHI😘

AKU BELA-BELAIN LOH INI DEMI READERS TERCINTA WKWKW

JADI JANGAN LUPA VOTE+KOMEN UNTUK APRESIASINYA HEHE

JANLUP FOLLOW IG:
@wp.iraaa
@Nata.cutee
@Aksa_Darion

ENJOY YA, SHI🦋

EMM, SEDIKIT INPO TARGET UNTUK LANJUT KE PART BERIKUTNYA:

200 KOMEN+100 VOTE BISA NGGAK, SHI? AKU DOUBLE UP NIH KALO TEMBUS

SELAMAT MEMBACA

SEMOGA SUKAAA💘

※※※※

"Lo nggak papa gue tinggal, Gen?"

Genta mengangguk lemah. Luka memar kebiruan di perutnya sudah mendingan karena sudah diobati. Tadi, karena tidak tau harus membawa kemana lagi, Nata memilih untuk membawa cowok ini ke rumah sakit. Karena memperhatikan luka yang cukup parah didapatkan cowok ini.

Sudut bibir yang keluar darah, pipi yang bonyok di kanan kiri. Dan juga perut yang banyak lebam bahkan sedikit mengeluarkan darah. Sebenarnya Nata masih penasaran dengan hal itu. Namun, ia memilih untuk menyimpan pertanyaan untuk lain waktu.

"Lo pulang aja. Takutnya orang tua lo nyariin, tenang. Gue bisa pulang sendiri pakai ojek." balas Genta ketika keduanya sudah berada di luar rumah sakit.

Nata sempat menawarkan agar Genta rawat inap saja. Namun, cowok itu menolak. Katanya, ia punya trauma dengan rumah sakit. Tempat paling tidak disukai dan dibenci Genta.

Genta sedikit menoleh saat Nata hanya diam. Nampak cewek itu terdiam di tempatnya seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Kenapa?"

"Eh? Nggak papa. Yaudah, gue pulang ya. Lo hati-hati."

Genta mengangguk singkat. Ia memandang punggung Nata yang melewatinya hingga parkiran. Sampai cewek itu meninggalkan area rumah sakit pun, pandangannya tak pernah lepas dari sosok cewek tersebut.

※※※※

Nata menghembuskan napasnya pelan. Ia memikirkan motornya di garasi rumah, setelah ia turun. Matanya menatap sekitar rumah yang nampak sepi, lampu di dalam rumah pun nampak padam. Terlihat dari jendela samping pintu utama.

Cewek itu sedikit merutuk dirinya sendiri karena baru sadar tidak mengabari Aksa dari tadi. Tangan lentiknya mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Semoga aja udah tidur." gumam Nata.

Dengan jantung yang berdetak tak karuan, ia mulai membuka pintu utama yang tidak terkunci. Seragam sekolah masih melekat di tubuhnya, hanya saja tertupi oleh jaket hitam dengan lambang Crystal.

Ceklek!

Hembusan napas lega menguar dari lubang hidung Nata. Ia mengusap dadanya sambil berucap syukur berkali-kali dalam hati karena tidak ada siapapun di ruang utama. Artinya, ia aman. Setidaknya, untuk saat ini.

NATAKSA [ NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang