Wuhuuu I'm coming, gimana ceritanya? Serukan? Seru dong 😓.
Jom lah lanjut baca ae.🌊🌊🌊
1 bulan kemudian..
Di sebuah rumah sakit, tepatnya di dalam ruangan. seorang gadis yang sudah lama memejamkan matanya, sekarang perlahan membuka manik indah itu.
Cahaya masuk melalui retinanya. gadis itu terdiam sejenak menunggu pandangan nya yang buram, menjadi lebih jelas.
Dia Aluna, seorang gadis yang beberapa bulan lalu tenggelam di lautan.
"Gue siapa? Gue dimana?" gumamnya bingung menatap sekitar.
Pintu ruangan terbuka, menampakkan sosok lelaki tampan, dengan kresek di tangannya. "Lo dah bangun lun?" tanya orang itu, menghampiri Luna.
"Buta ya? Dah jelas-jelas mata gue melek kaya gini," dengus Aluna, memutar bola matanya.
"Makan dulu lun," suruh orang itu, membuat Aluna mendelik tajam.
"Idih, Lo siapa dah? Nyuruh-nyuruh gue. kenal aja gak," sebalnya.
Laki-laki itu mendekatkan punggung tangannya kedahi Luna. "Oh pantes, panas ternyata."
"Apa-apaan maksud Lo?!" Aluna meletot, dan menepis tangan lelaki itu.
"Cih, sok-sokan mau ke laut, sekalinya muncul udah pingsan kaya mayat hidup," ejek laki-laki itu membuat dahi Aluna menyerngit.
"Laut? Hah? Kapan?" bingungnya.
Satu sentilan mendarat di dahi mulus Aluna. "Mampus amnesia kan Lo."
"Aduh." Aluna meringis, dan mengelus dahinya dengan bibir cemberut.
"Jahat banget Lo, kaya kakek sihir." Laki-laki itu terkekeh geli melihat tingkah lucu adik kecilnya.
"Hahaha," tawa laki-laki itu menggelegar.
"Ketawa Lo jamet," sembur Aluna tak suka.
"Mana mama sama papa?" Aluna menatap kearah wajah tampan Angkasa, yang sialnya sangat menyebalkan.
"Keluar tadi sebentar, ada urusan katanya." Angkasa memberikan bubur ke pada Aluna, dan di terima baik oleh Aluna.
"Lo inget sesuatu yang bikin Lo tenggelam di laut, lun?" tanya angkasa menatap wajah Aluna yang lahap memakan bubur.
"Manwa guwe taw Gue kan ikwan blup blup blup," jawab Aluna dengan mulut yang penuh bubur, sembari meniru ikan.
Angkasa terkekeh lalu menghela nafasnya gusar, memilih duduk di sofa seberang sana. Tiba-tiba pintu ruangan Aluna kembali terbuka.
Aluna mendongak menatap bingung ke arah laki-laki tampan lainnya yang masuk ke ruangan ini.
"Nana," panggil laki-laki itu pelan, dengan tatapan yang penuh kerinduan.
"Sorry? Siapa ya?" Aluna memiringkan kepalanya menatap heran ke arah orang yang masuk ke ruangan nya.
"Navarez," jawab Angkasa.
"Nava-rez?" ulang Aluna, namun ia masih tak mengenal orang itu.
"Dia siapa bang?" Aluna menatap Angkasa.
Navarez hanya terdiam dengan rasa sakit di hati. Seolah-olah ada bongkahan batu besar yang menghantam hatinya.
Navarez mendekat dan berdiri di samping Aluna, kedatangan Navares membuat Aluna merasa tak nyaman.
"Nana, ini varez." Navarez hendak meraih tangan Aluna, dan langsung di tepis oleh gadis itu.
"Sorry kita ga kenal, jangan sentuh gue sembarangan," sinis gadis itu.
Tangan Navarez menggantung di udara, rasa sakit masih menusuk hatinya. dia terus menyalahkan dirinya sendiri karena telah membuat nana-nya menjadi seperti ini.
"Na, maafin gue." Mata navarez tak lepas dari wajah cantik Aluna. Angkasa hanya diam menatap mereka berdua, tanpa berniat untuk menggangu.
"Walaupun gue ga kenal Lo, yaudah gue maafin, tapi gatau ya, hati gue rasanya sakit aja gitu ngeliat Lo, padahal baru pertama kali ketemu."
Aluna Bingung dengan hati nya yang tiba-tiba terasa sesak saat melihat navarez.
Navarez dibikin tambah sedih, dan bertambah merasa bersalah kepada Aluna, jika dia tidak pergi menemani perempuan lain, Alunanya pasti masih tersenyum manis saat ini.
"Luna amnesia." Angkasa angkat bicara, membuat navarez menatapnya.
"Separah itu?" gumam navarez, matanya mulai berkaca-kaca, menatap orang yang dia sayang menjadi seperti ini.
Aluna mengangguk, "betul, gue amnesia, jadi gue ga ingat apa-apa ya... kecuali keluarga gue sih."
Navarez tersenyum getir, "maaf, karena ganggu waktu Lo, gue pamit undur diri, jaga kesehatan na, gue sayang lo, lain kali kita ketemu lagi ya?"
Navarez tersenyum kearah Aluna, kemudian keluar dari sana, bertepatan saat orang tua Aluna dan Angkasa masuk ke ruangan.
"Kenapa wajah varez sedih gitu?" tanya sang mama, Rosa. Angkasa mengangkat bahunya tak tau.
"Mama!! Papa!!" seru Aluna tersenyum manis lalu memeluk sang mama.
"Ululu anak kesayangan dah bangun aja, udah makan belum?" tanya Rosa sembari mengelus rambut anak kesayangannya.
"Udah." Aluna mengangguk, kemudian wajahnya cemberut. "Tapi ga dikasi minum sama bang asa," adunya.
Angkasa segera membulat kan matanya, bisa-bisanya dia lupa memberikan gadis itu minum. Segera angkasa mengambil minum dan memberikannya kepada Aluna.
"Makasi Abang ganteng-eh jelek." Aluna terkikik lalu meneguk airnya hingga tandas.
Sang papa hanya terkekeh menatap keluarga kecilnya yang sangat harmonis. "Ga peluk papa nih?" goda Gibran, menatap anak perempuan semata wayangnya.
"Ehh papa, hehe hampir aja lupa." Aluna terkikik dan langsung memeluk papanya.
Sangat harmonis sekali bukan? kelurga ini saling melengkapi dan menyayangi.
🌊🌊🌊
Kok bisa ya Aluna amnesia tapi Masi ingat keluarganya?🤔 Sedangkan tentang navarez dia ga ingat sedikit pun? Ada yang bisa nebak ga nih?
Atau Aluna cuma pura-pura ya? Biar hatinya ga makin sakit?🤔
Ayo baca next agar Tahu lebih lanjut, jangan lupa vote juga( ╹▽╹ )⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
DEELUNA(Hiatus)
Fantasy"kau sebagai yang terpilih." -Deeluna ____________ Cerita ini hanya cerita fantasy, dan fiksi belaka, dan tentunya tidak asli, seperti cintanya padaku😓 Cerita murni hasil fikiran sendiri, jika ada kesamaan dari dalam cerita tersebut dengan cerita l...