6-DEELUNA

21 15 0
                                    

🌊🌊🌊

Kali ini Deeren kembali ikut ke rumah Aluna, mereka berdua pulang menggunakan taxi yang di pesan oleh Aluna tadi.

Langit kini sudah berubah menjadi gelap, Aluna dan Deeren baru saja sampai dirumah.

Aluna membuka pintu rumah, dan ternyata sang mama sedang duduk sendirian di sofa sembari menonton televisi.

"Mama, Luna pulang." Aluna menghampiri Rosa dan menyalami tangan wanita itu.

Deeren yang melihat Aluna melakukan hal tersebut menjadi bingung, namun tak ayal dia ikut menyalami tangan Rosa.

"Eh nak Deeren, gimana kabarnya?" tanya Rosa tersenyum.

Deeren membalas dengan senyuman tipi, "saya baik."

"Ma, bang asa sama papa mana?"

"Ohh Abang kamu tadi pergi sama temen-temennya, kalo papa ke kantor ada sedikit urusan katanya tadi," jawab Rosa yang di angguki Aluna.

"Ma, ini Deeren boleh nginap disini dulu? Soalnya udah malam juga."

"Oh iya boleh, kamar tamu tadi sudah di bersihin, nanti bawa aja Deeren ke kamar."

"Terimakasih." Deeren tersenyum ke arah wanita paruh baya itu.

Aluna segera pergi dari sana, di ikuti oleh Deeren di belakangnya.

🌊🌊🌊

"Gila! ini bar berisik banget," ucap Langit mengeraskan suaranya.

"Ya namanya aja bar! Kalo mau sepi pergi ke kuburan sana Lo." Bumi berteriak di telinga Memet.

"Goblok!" Fariz ikut berteriak.

Nigel berjalan masuk duluan bersama Aldo dan Angkasa. Mereka bertiga langsung duduk di meja yang sudah mereka pesan tadi.

"Woi Langit Bumi bersaksi! tungguin gue!" Fariz segera menarik tangan Langit dan Bumi

"Lo ga usah terlalu banyak minum sa, Lo kalo dah mabuk kaya orang gila di jalanan sana." Peringat Nigel yang tak di gubsir Angkasa.

"Biarin aja biarin," sahur Fariz.

Angkasa menundukkan kepalanya, rasa pening langsung menyerbu kepala laki-laki itu. "Ga lama lagi tuh," celetuk Nigel menatap Angkasa yang sudah tepar.

"Paling bentar lagi ngomong ga jelas tu bocah." Langit menyesap wine di tangannya.

Tubuh Angkasa tiba-tiba langsung berguling kebawah, tak mampu menahan berat badannya sendiri. Mereka berlima yang melihat tingkah Angkasa langsung menepuk jidat.

"Apa kata gue." Langit menghela nafas, dan langsung mengangkat kembali tubuh Angkasa di bantu Galen.

Angkasa mengangkat kepalanya dan menatap lima orang di depannya dengan Bingung. "Kalian siapa?" tanya Angkasa dengan dahi mengkerut.

"Dalam hitungan ketiga kita lempar Angkasa ke laut ya?" Seloroh Bumi.

"Kita bawa pulang aja, ini anak bisa ngancurin bar kalo lama-lama di diemin di sini" usul Aldo yang di angguki mereka berempat, bahkan Angkasa ikut mengangguk.

DEELUNA(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang