4-DEELUNA

22 16 0
                                    

🌊🌊🌊

Angkasa sedang berada di kamarnya, berguling-guling di atas kasur kesayangan. untung saja kamar milik nya tidak jadi ditempati orang lain.

Ia membuka ponsel dan menekan Room chat grup para teman-teman nya.

Ggs (ganteng-gangeng sepuh)

Angkasa: info tempat minum.

Nigel: ntar malam gue sama si langit mau ke bar ga jauh dari pantai, ikut ga Lo?

Angkasa: gue ikut, ajak yang lain.

Nigel: ntar malam gue kasi tau jam berapa.

Aldo: gue ikut, bosen di rumah berisik banget kaya pasar ikan.

Langit: lah kan di bar juga berisik?

Aldo: terserah.

Bumi: gue ikut.

Fariz: gue juga.

Nigel: oke deal, ntar malam kita pergi bareng-bareng.

🌊🌊🌊

Bulan perlahan muncul dari balik awan abu-abu. Cantiknya lampu kota di antara gelap malam, berhasil membuat siapa pun membisu melihatnya. Suasana ramai bunyi kendaraan juga menambah kesan bahwa ibu kota tidak pernah beristirahat.

Aluna duduk di balkon kamar seraya mengadah keatas, senyuman manis terukir di bibirnya.

"Langit malam secantik itu ya?" gumamnya.

"Tapi kok rasanya kaya ada yang kurang gitu? Tapi apa?" Dia mencoba berfikir sejenak dimana letak kurang yang ia rasa.

"Deeren?" Entah kenapa nama itu tiba-tiba terucap oleh Aluna, tanpa gadis itu sadari.

"Eh?" Dia mengerjapkan matanya, Bingung dengan diri sendiri.

"ihhh reflek sumpah demi apapun, ga sengaja nyebut nama dia," rengek Aluna mengacak rambutnya.

Aluna berlari masuk ke kamar, kemudian mengunci pintu dan melompat ke kasur. ia menatap langit-langit kamar yang di penuhi lukisan bintang.

Mata indah itu tiba-tiba terasa berat, dan matanya perlahan tertutup sempurna, disusuli dengan dengkuran halus.

🌊🌊🌊

Pagi hari yang cerah Aluna bangun dengan senyuman indah yang merekah. hari ini adalah hari pertama ia memasuki kampus setelah sekian lama purnama.

Aluna beranjak dari kasurnya, lalu melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mempersiapkan diri, Aluna keluar dari kamar. pergi ke dapur untuk sarapan bersama keluarga tercinta.

"Pagi ma, pa," sapa Aluna.

"Pagi juga anak mama," balas Rosa sembari mengelus senyuman.

"Pagi juga," jawab Gibran.

"Gue gak di sapa nih?" seloroh angkasa mengunyah makanan dengan cepat.

"Pagi Abang asa yang paling tampan sejagat raya," ujar Aluna dengan senyuman yang merekah namun terlihat menyeramkan di mata angkasa.

"Ngeri bener," angkasa bergidik ngeri. membuat Aluna terkikik geli.

"Nanti ke kampus bareng sama gue aja, biar papa ga bolak-balik nganterin Lo." Angkasa menatap Aluna yang sedang memakan roti dengan lahap.

Aluna mengangguk, "He'um." Sembari mengunyah roti yang penuh, membuat pipinya mengembung.

Melihat Aluna mengangguk angkasa berdiri dari duduk, lalu melangkah ke arah sang mama dan papa.

"Ma, pa, asa berangkat dulu ya," pamit Angkasa menyalami kedua tangan orang tuanya, begitu juga dengan Aluna.

"Luna berangkat dulu, dadah mama, papa," Aluna melambaikan tangan, lalu mengejar langkah Angkasa.

🌊🌊🌊

Di perjalan menuju kampus, Aluna hanya diam di dalam mobil yang di kendarai Angkasa. keadaan menjadi hening.

Aluna memilih menatap keluar jendela, gedung-gedung tinggi berjejer di sepanjang jalan, banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya ini.

Dia merasakan angin menerpa wajahnya. menutup sejenak mata indah itu. lalu kembali membuka mata, saat mobil yang ia duduki sudah berhenti.

Ternyata mereka sudah sampai di kampus, suasana di sini begitu ramai, masih ada yang berkumpul di parkiran, ada juga yang masih berpacaran di atas motor, berkumpul di parkiran dan banyak jenis lainnya.

"Mau di dalam situ terus?" Angkasa membuyarkan lamunan Aluna.

Aluna menggeleng, lalu keluar dari mobilnya. "Abang Luna duluan ya," pamit Aluna.

"Ya, hati-hati di culik genderuwo," seloroh Angkasa.

Aluna menabok kuat lengan Angkasa akibat gemas, "Hahaha bisa aja," Tanpa merasa bersalah gadis itu pergi meninggalkan Angkasa yang masih meringis mengelus lengannya yang perih.

🌊🌊🌊

Semoga suka sama ceritanya ❤️
Babnya kependekan, jujur aku agak kurang bisa kalau bikin bab yang panjang, hehe.
Jangan lupa vote⭐

DEELUNA(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang