5-DEELUNA

25 16 1
                                    

🌊🌊🌊

Aluna harap hari pertama ia kembali memasuki kampus akan tenang dan bahagia di sambut meriah dengan temannya. namun ekspetasi tidak sesuai realita.

Orang yang kemarin mengaku mengenali ia, tengah berdiri di depannya dengan senyuman mengembang. "Nana," sapa Navarez dengan semangatnya.

"Udah sembuh? gimana keadaannya? udah baikan sekarang? Aku kangen Loh na, selama aku ga ketemu kamu, aku selalu mikirin kamu," ujar Navarez panjang lebar.

Aluna menatap tak suka kearah Navarez, "Jangan sok kenal, serius gue ga tau apa-apa tentang Lo. dan Lo nanya gue sembuh atau belum? liat aja sendiri, ga liat kalo gue udah bisa jalan?" sembur Aluna tak suka.

Navarez tidak tersinggung dengan perkataan Aluna, malahan dia sangat senang bahwa Aluna masih ingin berbicara dengan nya.

"Na aku minta maaf ya, Karna aku kamu jadi gini. Aku mau kita balik kaya dulu lagi, bisa kan?" ucapnya dengan sorot mata yang sedih.

"Bentar? Ini Lo bahas tentang apasih?" tanya Aluna tak mengerti.

"Aku mau kita kaya dulu lagi, aku gamau asing sama kamu, kita bisa ulang semua dari awal Na," tutur navarez.

"What?! ulang dari awal? kenal Lo aja enggak tuh," sinis Aluna menyibak rambutnya.

"Nana-"

"Navarez!!" Teriakan melengking dari seorang gadis membuat telinga Aluna berdenging.

"Kayla?" Navarez menatap Kayla yang tersenyum manis hingga menampakkan lesung pipinya.

Kayla mengangguk antusias, "Pagi Navarez," sapanya riang

"Pagi juga," jawab Navarez dengan senyuman manis.

Melihat interaksi manis dua orang di depan, Aluna merasa terabaikan, ia memberenggut kesal. Tanpa mengatakan sepatah kata, Aluna beranjak dari sana, membuat pandangan Navarez teralih.

"Aluna!" Navarez hendak mengejar Aluna, namun tangan nya segera di raih oleh Kayla.

"Ihh Arez sama aku aja," rengek Kayla dengan bibir cemberut.

Navarez meraup wajahnya sendiri, Bingung dengan situasi ini.

"Navarez jahat! jahat! gue kesel! Benci!" Di perjalanan menuju kelas Aluna tak henti mencak-mencak dan menendang-nendang angin merasa kesal.

Ternyata semua yang ia lakukan tidak ada gunanya, semua cara telah ia lakukan agar hatinya tak lagi terisi oleh nama Navarez.

Namun ia salah, sekuat apapun Aluna mencoba melupakan Navarez hatinya terus saja berdebar saat Navarez berada di dekatnya.

Dia selalu bertingkah seolah tak mengenal, dan membenci Navarez agar lelaki itu juga ikut membencinya dan melupakan dia.

Tapi nyatanya tidak, Navarez masih menyayangi nya, mencintai nya, dan tetap bersikap lembut.

Karna Navarez merupakan ciri orang yang berhati lembut terhadap perempuan, itulah yang membuat Aluna mencintai Navarez dan sulit melupakan laki-laki itu.

🌊🌊🌊

"Yah... gue cuma berharap yang terbaik buat kehidupan gue kedepannya," gumam Aluna menyeruput jus di tangannya.

Saat ini Aluna sedang berada di pantai, sepulang dari kampus, ia langsung menghampiri tempat healing terbaik buat dirinya.

Pikiran terus berkecamuk, dia sangat bingung dengan pikirannya akhir-akhir ini. Pikiran tentang Deeren dan Navarez terus masuk ke otak kecilnya.

Tapi dia segera menghalau pikiran yang terus menghantuinya. "Gue merasa kaya ada yang aneh pas natap mata Deeren."

"Seolah matanya itu mengisyaratkan...ah gatau deh,"

Aluna menatap jauh ke arah pantai, pikiran nya langsung fresh, seolah tak ada beban sedikit pun.

Namun, tiba-tiba tepukan di bahu membuat Aluna terkejut. "Eh anjay," kaget Aluna memegang dadanya yang Jedag jedug bagaikan DJ, tapi boong.

"Anjay itu apa?" tanya Deeren, si pelaku yang membuat jantung Aluna hampir copot.

"Anjay itu.... keren," jawab Aluna nyeleneh, namun di angguki Deeren.

"Datang dari mana? Tiba-tiba dah dibelakang aja," heran Aluna menatap Deeren.

"Dari sana," Deeren menunjuk ke arah Pantai. Aluna menukikkan alisnya, dan langsung paham.

"Ohhh berenang ya tadi?"

Deeren mengangguk, "Iya," Aluna bertepuk tangan, dan wajahnya berekspresi woah, karena Deeren sangat berani berenang di pantai ini. yang mitosnya ada monster laut.

"Kenapa? Apakah aku anjay?" tanya Deeren, Aluna mengangguk semangat.

"Yes, so anjay," Deeren mengulas senyuman tipis, melihat wajah tenang Aluna.

Deeren duduk di sebelah Aluna, dan Aluna sedikit menjauh memberi Deeren ruang untuk duduk.

"Mau minum? biar gue pesenin," tawar Aluna yang di gelengi Deeren.

"Tidak usah, aku tidak haus." Aluna hanya mengangguk mendengar penolakan Deeren.

Matanya kembali menatap ke air pantai yang sedikit menimbulkan gelombang. Angin berhembus lembut menerpa wajah cantik Aluna, Membuat rambutnya yang di gerai ikut berterbangan.

Melihat pemandangan indah di sebelahnya, jantung Deeren berdetak kencang, dan pipinya tiba-tiba memanas, padahal cuaca hari ini sejuk.

"Apakah aku mempunyai riwayat sakit jantung?" batin Deeren tak lepas menatap Aluna.

🌊🌊🌊

Cie Deeren🥺 ingat calon istri lagi nungguin diaer noh🥰

Cie Deeren🥺 ingat calon istri lagi nungguin diaer noh🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aluna

Dua tiga bunga raya
Jangan lupa votenya😁⭐

DEELUNA(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang