🌊🌊🌊
Aluna saat ini sedang berbaring di lantai kamarnya, tepat nya di sebelah kasur. Kakinya ia julurkan hingga berada di bawah kolong kasur. Masih ada beberapa jam untuknya bermalas-malasan sebelum pergi ke kampus.
"Aduh, apaan nih." Aluna merasa menendang sesuatu tepat di bawah kolong kasur.
Dia menyingkap seprei kasur dan menyenter kolong kasur yang terlihat gelap. Netranya menatap ke arah sebuah kotak kecil yang agak jauh dari jangkauan.
"Huh? kotak?" Aluna dengan bersusah payah masuk kedalam kolong itu. disebabkan kolong kasurnya yang tak terlalu luas.
"Dikit lagi..." Tangannya berusaha menggapai kotak tersebut. "Yes! Dapat!"
Aluna menatap aneh pada kotak persegi kecil di tangannya. Kotak ini terlihat sedikit, kusam? Dan terlihat sangat kuno! Di atas kotak tersebut ada sebuah ukiran bulan, dan sebuah nama? yang tak terlalu jelas.
"Ini nama siapa?" Aluna menyipitkan matanya, mencoba melihat lebih jelas.
Aluna pasrah karena tak bisa melihat jelas tulisan tersebut. Dia mencoba mengotak-atik kotak itu. "Yah... ada gemboknya."
"Hempas aja kali ya?" Aluna bergumam menimang ucapannya itu. "Ah enggak-enggak," dia menggeleng kan kepalanya.
Aluna membalik kotak tersebut, dibawahnya seperti ada sebuah tutup? Aluna membuka tutup itu dan matanya berbinar. "Kenapa ga dari tadi?"
Gadis itu mengambil kunci kecil itu dan langsung membuka gembok kotak itu. Didalam sana ada secarik kertas. Kertas itu terlihat kusam dan warnanya agak kekuningan.
Dia membuka kertas itu dan terdiam beberapa saat melihat satu baris kata yang tak ia pahami. "Ini bahasa apa?"
"Sudahlah, lupakan." Aluna meletakkan kertas itu di atas kasur. Dia kembali melihat kotak itu, dan maniknya menatap cerah kearah kalung yang terlihat cantik dan elegan.Pertama kali dia melihat kalung tersebut, dia sudah tertarik. Aluna mengambil kalung itu dan mengangkatnya. "Hei? Lihat, kalung ini sangat indah," gumam Aluna.
Tanpa berpikir panjang dan konsekuensi yang akan dia dapat. Aluna langsung memakai kalung tersebut. Dia bercermin dan melihat bahwa kalung ini sangat cantik dan cocok untuk dirinya! Dia merasa sedikit lebih menawan.Namun, Sekelebat memori langsung muncul secara tiba-tiba, membuat kepala Aluna menjadi sakit. "S-sakit." Aluna mengerang kesakitan dan meremas rambutnya.
"Floren, aku mencintaimu."
"Sungguh? aku juga mencintaimu Vincent."
"Kita akan selalu bersama'kan?"
"Iya, kita akan selalu bersama. dan kita tidak akan pernah terpisah, bahkan maut sekalipun."
"Akhhh berhenti!!" Aluna berteriak keras merasakan kepalanya hendak pecah. begitu sakit, membuat air matanya menetes tanpa disadari.
"V-vincet."
"Floren... jangan tinggalkan aku—"
"Aku mencintaimu Vincent. Aku harap setelah kepergian ku, kau akan selalu bahagia. Jangan pernah mencariku lagi. Dan carilah kebahagiaan lain, selamat tinggal, I always love you."
"FLOREN!"
"Akh!! Sakit..." Aluna terengah-engah dan menghela nafas lega, saat bayangan itu tak lagi menganggunya.
Aluna terisak kecil setelah memori itu muncul dipikirannya. Dia tidak tahu dari mana memori itu muncul, dan ini adalah yang kedua kalinya dia merasakan memori asing memaksa masuk ke ingatannya.
"Aluna sayang? Kenapa teriak sayang? Aluna nangis?" Terdengar nada khawatir Rosa dari luar membuat Aluna segera menyeka air matanya.
"Enggak ma! Luna gak nangis," sahut Luna.
"Yaudah, sarapan dulu. bentar lagi Aluna ke kampus."
"Iya ma."
Aluna segera beranjak dari kamarnya. Dan mengunci pintu kamar. Tanpa dia ketahui tulisan yang berada di kertas tersebut seketika hilang. Meninggalkan kertas kosong.
🌊🌊🌊
Hari ini Aluna terpaksa pulang sendirian, akibat Angkasa yang masih memiliki urusan di kampus, membuatnya pulang sedikit lebih lambat hari ini. Aluna sedang duduk di salah satu halte bus untuk berteduh sembari memainkan ponselnya.
"Hai Aluna." Aluna menoleh dah mendapati Kayla yang sedang berjalan ke arahnya.
"Hai juga Kayla," sapa Aluna balik.
"Tumben gak pulang sama bang Angkasa?"
"Iya, soalnya dia lagi ada urusan di kampus, jadi aku harus pulang pakai taxi aja," jawab Aluna sembari tersenyum.
Kayla mengangguk singkat sembari tersenyum tipis, menampakkan dua lesung pipi kecil yang membuat wajahnya menjadi manis.
"Eh itu taxi yang aku pesan udah sampai, aku pulang duluan ya. Dada Kayla." Aluna melambai dan segera memasuki taxi.
Kayla melihat mobil yang Aluna tumpangi pergi menjauh. "Huh? Aku tidak menyangka dia bisa mendapatkan kalung itu dengan cepat." Kayla terkekeh kecil, disusuli senyuman smirk.
🌊🌊🌊
Kayla
Ini hanya sebuah visual, btw Kayla maniez sekali💅 vote and komen⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
DEELUNA(Hiatus)
Fantasy"kau sebagai yang terpilih." -Deeluna ____________ Cerita ini hanya cerita fantasy, dan fiksi belaka, dan tentunya tidak asli, seperti cintanya padaku😓 Cerita murni hasil fikiran sendiri, jika ada kesamaan dari dalam cerita tersebut dengan cerita l...