MED. 5

30 3 0
                                    

"Mau makan apa, Queen?" Tanya Marvel kepada adiknya.

Medellin yang duduk dihadapannya pun hanya cengengesan. Marvel tau maksud adiknya ini.

"Ga usah ane-aneh. Lo belum sarapan." Marvel mendelik menatap Medellin.

Leon menatap ke arah Medellin dengan tatapan lembutnya. "Makan sushi mau?" tanyanya kepada Medellin.

Medellin menghembuskan nafas kasarnya. "Ya udah deh. Mau sushi 4 aja, terus harus berbeda, sama minumnya jus jeruk aja." putus Medellin.

"Biar gue aja yang pesen." Ucap Marvel mengajukan diri. "Lo semua samain aja ya" tambahnya.

"Oke." Jawab mereka semua kompak.

Sambil menunggu pesanan mereka semua datang. Medellin sibuk dengan tablet yang ada ditangannya itu. Laon sibuk mengelus rambut Medellin sambil menatap ke arah sahabatnya yang asik bercanda itu, sesekali melirik Medellin untuk melihat apa yang membuat ia sangat fokus terhadap laptopnya itu.

"Gue jadi kangen tawuran deh" Celetuk Dewa ditengah candaannya.

"Iya nih, pengen baku hantam gue." timbal Dikta.

"Aneh-aneh aja kalian" Ucap Adrian geleng-geleng kepala.

"Nanti pulang sekolah dijalan cempaka." celetuk Medellin yang masih fokus sama tabletnya.

Semua orang menatap ke arah Medellin.

"Ada apa dijalan cempaka?" Tanya Marvel yang baru saja datang.

Medellin mengalihkan pandangannya dari tablet. "katanya pengen baku hantam?" tanya medellin mengangkat alisnya sebelah.

"Geng mana?" tanya Dewa.

"Sirius." jawab medellin.

"Sama geng mana?"tanya Dikta.

"Venus." bukan Medellin yang menjawab, melainkan Leon.

Yang semula menatap Medellin sekarang beralih menatap Leon.

"Lo tau?" tanya Marvel.

Medellin memutar bola matanya jengah. "Liat di tablet gue" ucap Medellin.

Leon menatap Medellin terkekeh. "Tau aja sih" Ucapnya.

Medellin malas menanggapi ucapan Leon. Hanya Medellin yang berani tak menanggapi ucapan Leon. Sahabatnya mana berani.

"Gue ga mau kalian ikut turun tangan." Ucap Medellin memberi peringatan terhadap Dikta dan Dewa.

"Terus kalau ga turun tangan ngapain kita kesana ?" tanya Dikta.

"Kita hanya nonton." Ucap Medellin dengan santainya lalu kembali menatap tabletnya.

Adrian, Dikta dan Dewa masih bingung, kenapa harus buang waktu untuk nonton pikir mereka.

"Ada udang dibalik bakwan nih." Ucap Marvel jengah menatap adik kembarnya itu. karena ia tau betul sifat adiknya ini yang penuh dengan strategi yang orang lain ga bisa baca kalau tidak ada klu dari adiknya itu.

"Njir, sejak kapan udang dibalik bakwan, udang dibalik batu kali." Ucap Adrian membenarkan.

"SSM" ucap Marvel singkat.

"Apa tuh?" tanya Adrian.

"Suka suka Marvel." ucap Marvel dengan pd nya.

Setelah itu pembicaraan berhenti karena makanan mereka sudah datang. Mereka makan dengaan tenang karena sejak kecil mereka terbiasa makan ya makan tidak ada candaan, kalau sesekali berbicara bila penting tak apa.

MEDELLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang