Burung-burung kini sudah mulai berkicauan mengiringi suasana di pagi hari ini sinar sinar matahari pun mulai masuk melalui sela sela gorden jendela kamar.Namun sang empu enggan untuk membuka matanya ia masih nyaman dalam selimutnya.Reiner tidak memiliki jadwal untuk kuliah hari ini untuk itu ia memilih untuk melanjutkan tidurnya."Astaga bocah ini belum bangun juga?" Gumam sean sambil menggelengkan kepalanya ketika ia masuk ke kamarnya melihat Reiner masih tidur dikasurnya ia berjalan mendekati Reiner.
"Heh bangun dasar kebo ayo cepat bangun!!" ucap Sean yang berusaha membangunkan Reiner dengan mengguncangkan badan sang empu.
Reiner melenguh dan menggeliatkan badannya ia merasa terganggu dengan apa yang dilakukan oleh Sean.
"ishh iya iya gue bangun ganggu aja" jawab Reiner ia langsung mendudukkan dirinya dengan mata yang masih terpejam
"Sana mandi habis itu turun ke bawah sarapan" ucap Sean lalu pergi dari kamarnya
Reiner hanya berdehem sebagai jawabannya.ia masih berdiam diri untuk mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal.
###
Sean terlihat sedang menuruni tangga dan menuju ke ruang makan disana sudah ada dua orang yang duduk di kursi yang sedang menunggu kedatangannya yaitu Damien dan Kaindra.
"Dimana bocah itu sean?" tanya kayden kala melihat kedatangan Sean dengan seorang diri.
"dikamar masih ngumpulin nyawanya" jawab Sean sambil duduk dikursi depannya.
Beberapa menit kemudian Reiner datang dengan rambut acak acakanya ia pun duduk disamping Sean dengan keadaan masih mengantuk sehingga ia tidak sadar bahwa abang sulungnya berada duduk didepannya.
"gimana nyenyak tidurnya sampai sampai tidak pulang ke rumah?" Ucap Kaindra yang melihat kedatangan adeknya itu.
"Loh abang kok ada disini?" terkejutnya kala mendengar suara abangnya.
"kenapa sih emang gak boleh?" ucap Kaindra mendengus mendengar pertanyaan adeknya itu.
"Ya-ya bukan begitu emang gak pergi ke kantor hari ini?" Jawab Reiner dengan terheran heran biasanya abangnya itu pagi pagi sudah berada dikantor.
"Ke kantor bisa nanti soalnya abang lagi kangen sama adek abang yang paling gue sayang ini" Ucap Kaindra dengan sedikit kekehannya ia sengaja menjaili adeknya itu.
"ih apaan sih geli anjir" ujar Reiner yang merasa geli mendengar ucapan abangnya itu.
Kaindra tertawa mendengar jawaban adeknya itu.sungguh adeknya itu sangat tidak mau mendengar kata kata manis dari ke dua abangnya. ia merasa sangat geli ketika mendengarnya bahkan ketika abangnya berkata kata manis seperti tadi ia langsung protes untuk berhenti mengucapkan kata kata manis itu.
Sebenarnya Reiner sangat suka ketika mendapatkan kata kata manis seperti tadi hatinya merasakan kehangatan ketika ia mendengar itu. namun terhalang oleh gengsinya yang sangat tinggi mengalahi gunung Everest.
Suasana di meja makan kini di penuhi dengan canda tawa dari ke empat orang yang ada disana entah apa yang sedang mereka bahas sehingga membuat mereka tertawa.
"Kaindra papa kamu ada dirumah?" Tanya Damien
"aah papa tadi pagi pagi sekali berangkat ke luar negeri aku yang mengantar ke bandara makanya aku sekalian mampir kesini yah" Jawab Kaindra
"Aish papa mu itu workholic sekali" Ucap Damien
"tau tuh yah, sampai sampai anaknya ini ditelantarkan gak ada waktu sama sekali" kesal Reiner ketika mendengar bahwa papanya pergi ke luar Negeri kembali padahal baru satu minggu yang lalu papanya itu pulang.