"I wish time had better timing for you and me."
-HQ***
Siang menyingsing tinggi, kemurkaan langit yang cerah membawa udara berhembus terasa panas menerpa kulit. Rosé menarik lengan jaket untuk menutupi punggung tangannya yang terkena terik matahari dari celah dedaunan pohon tinggi yang mengitari pagar menuju gerbang sekolahnya. Tak jauh dari tempat ia berdiri, beberapa siswa berjalan keluar dari gerbang karena jam sekolah telah usai.
Rosé memainkan pelan sepatunya pada kerikil kecil di trotoar setelah mengecek saham perusahaan keluarganya, sesekali ia menoleh ke arah jalan menunggu kedatangan seseorang. Ia dan Jisoo memiliki janji untuk mengunjungi sebuah museum seni yang terletak di Sokcho. Cukup jauh, dan karena esok weekend ia memiliki waktu luang setelah pulang sekolah.
Jisoo mengirimi pesan jika lebih baik berangkat dari halte tak jauh dari sekolah karena rute yang akan diambil, sehingga ia menyarankan Rosé untuk menunggu didekat gerbang. Rosé telah mengabari jika jam sekolahnya telah selesai, hanya saja Jisoo belum tiba sesampainya ia di gerbang masuk.
Akhir-akhir ini ia seringkali pusing, saat kepalanya mulai berputar kabut gelap menutup kedua irisnya yang perlahan terganti dengan pekat hitam dan ia mendengar deruan ombak. Rosé sesekali mendengar suara seseorang, tapi itu tak cukup jelas karena ingatannya masih sangat samar. Hanya ingatan-ingatan kecil jika ia pernah berlibur ke Sokcho bersama Lalisa, disana ia bertemu Jisoo, dan dua sosok yang kini menjadi gurunya, yaitu Jennie dan Taehyung.
Dan entah kenapa, Rosé merasa jika dulu ia dan Jisoo sangatlah dekat. Sehingga, ia meminta bantuan si wanita Kim untuk membuka potongan puzzle didalam kepalanya. Rosé ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi antara ia, Lalisa, dan kecelakaan yang sampai saat ini tak terungkap. Meskipun ia tahu jika semua hal ini berhubungan dengan keluarga Lalisa, tetap saja Rosé membutuhkan ingatannya yang terhapus untuk mengungkap rahasia dibalik tirai yang sengaja disembunyikan.
Rosé mengangkat dagunya untuk kembali menoleh ke arah jalanan, bukannya Jisoo yang ia lihat melainkan sebuah mobil yang tentunya sangat ia kenal, yaitu mobil Bambam. Menyadari jika Rosé berdiri ditrotoar dekat jalan, Tuan Kang yang biasa menjemput Bambam membelokkan mobil, melaju pelan lalu perlahan berhenti didekat Rosé. Lantas kaca bagian penumpang terbuka, memperlihatkan Bambam dan Hanbin yang melongokkan kepala.
"Kau yakin tidak akan ikut dengan kami?" Bambam sekali lagi meyakinkan Rosé, si gadis Park tak menghiraukan ajakannya karena saat ia bertanya bel kepulangan berbunyi, dan Rosé lekas keluar kelas begitu saja.
"Rosé-yaa, kau lupa jika Lisa meminta bantuan kita untuk mencari bukti tentang kapal itu? Dan kata Bambam sekarang reporter Han memiliki hal yang akan dia tunjukkan pada kita." Ujar Hanbin disamping Bambam, ia berusaha memposisikan kepalanya disamping Bambam supaya Rosé memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET, Don't Tell Anyone -SEASON 2-
FanfictionKeadaan memaksa keduanya menikah. Seorang sejarawan muda, tutor dan guru sejarah yang terpaksa menikah dengan pemilik hierarki tertinggi yang sekaligus pewaris utama perusahaan terkemuka; Mano Grup. Malapetaka, siapa sangka cerita keduanya telah d...