siang itu sangat terik, mentari dengan rasa panasnya mampu membuat tubuh peluh akan keringat. namun, sedikit bisa di atasi karena angin sepoi yang berhembus pelan.
"frey, tar kita ke rumah lo, ya." ucap jessi di tengah perjalanan mereka menelusuri lorong ini.
jam sekolah sudah berakhir, mereka sekarang di perbolehkan untuk pulang.
"boleh boleh aja, nanti gue sekalian siapin cemilan buat kalian." balas freya.
"nah, ini nih yang gue demen nih." ucap olla senang.
"yang banyak, ya, buboss makanannya." tambah oniel dan adel.
"iya iya."
"yaudah, kita duluan, ya, frey."
"oke, hati-hati kalian pulangnya."
setelah melihat kepergian temannya, freya lebih memilih untuk menunggu di halte sekolah.
saat sudah sampai di halte, freya memilih untuk duduk di bangku besi yang berada disana. pandangannya menyapu kesekitar, satu hal yang membuatnya penasaran adalah segerombolan geng motor yang mendekat ke arahnya.
gerombolan motor itu berhenti tepat di depan halte. salah satu dari mereka turun dan perlahan membuka helm yang ia gunakan. freya tentu mengenalinya karena dia adalah teman satu kelasnya.
lelaki itu mendekat perlahan ke arah freya, diikuti oleh lima temannya yang menggunakan seragam berbeda dengan dirinya. freya awalnya takut, namun ia mencoba untuk biasa saja. mungkin mereka sedang janjian dengan orang lain di halte ini juga.
"hai, cantik, mau ikut kita nggak?" ucap lelaki berbadan tinggi dengan wajah blasteran indonesia-inggris.
"enggak, gue ga kenal kalian, ga usah sok akrab." acuhnya mencoba tetap tenang.
"pantes bos suka sama nih cewek, galak-galak cantik." balas si lelaki bertubuh atletis dengan rambut kriwil miliknya.
"kalian semua bisa diem dulu, gak?" ucap lelaki yang mengenakan seragam yang sama dengan freya, yang entah sejak kapan sudah duduk di samping gadis itu.
"maaf, pak bos."
"maafin kelakuan temen gue, ya, frey?" ucap lelaki itu.
freya mengangguk dan sedikit menjaga jarak dari lelaki tersebut.
"ga usah takut gitu, gue ga akan macam-macam sama lo."
lagi, freya hanya mengangguk saja menanggapinya.
"mumpung lo belum di jemput, mau gue anterin pulang?" tanyanya menawarkan.
"enggak, jemputan gue bentar lagi datang." tolak freya.
"lo ga akan di jemput, percaya sama gue."
"gue bakal di jemput, lo jangan sok tau."
"bukan sok tau, tapi gue memang tau semuanya tentang lo freyasha amora leksa." jawab lelaki itu tersenyum smirk.
freya yang mulai takut pun berusaha untuk lari dari sana. saat melihat ada cela untuk kabur, ia langsung berlari. namun ia kalah cepat, tangannya sudah di cekal lebih dulu oleh lelaki tadi.
"lo berusaha kabur dari gue? itu ga akan bisa. sebelum gue ngerasain tubuh lo ini." ucap lelaki itu menunjuk freya.
sialan, freya sekarang merasa terkepung oleh mereka semua.
"lo harus ikut gue, setelah itu baru lo gue bebasin."
lelaki itu menarik paksa lengan freya menuju motornya. freya berusaha berontak, tetapi mau bagaimanapun tenaga perempuan tidak akan bisa menandingi tenaga laki-laki.