Chapter 1

447 26 24
                                    

Alice Clover, seorang gadis berusia 21 tahun, ia merupakan seorang anak piatu. Ibu nya meninggal saat ia berusia 10 tahun. Ibu nya meninggal karena musuh ayah nya yang memiliki dendam, hingga akhirnya ibu nya yang menjadi korban. Tetapi ayah nya selalu mengatakan bahwa ibu nya sakit. Selama 11 tahun, ayah nya merawat nya dengan baik, karena hanya putrinya inilah yang bisa mengobati rindu pada istrinya. Putrinya benar-benar sangat mirip dengan istrinya. Ia merawat putrinya hingga tumbuh menjadi gadis cantik, dengan perawakan mungil, kulit putih, rambut hitam panjang, dan mata berwarna hazel.

Saat ini, Alice dipercayakan kepada teman muda ayahnya, karena ayah nya pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis. Alice dipercayakan kepada Luke Ernest selama beberapa bulan, meskipun dia memiliki sikap dingin sebenarnya,tetapi entah mengapa dengan Alice dia tidak bisa cuek begitu saja. Dia adalah orang yang baik. Luke Ernest merupakan putra dari teman ayahnya Alice. Ia adalah pria yang sangat tampan, tinggi semampai, rambut berwarna hitam, mata berwarna biru, garis rahang yang tegas, dan hidung nya yang mancung. Mengapa Luke bisa berteman dengan ayahnya Alice? Karena ayah Luke yang sudah mulai sakit-sakitan, mulai mewariskan bisnis dan pekerjaannya pada putra satu-satunya.

Ayah Alice dan ayah Luke adalah mafia. Ayah Alice dan Luke mulai bekerja sama, saat Luke mulai menggantikan posisi ayahnya yang sakit. Karena melihat sifat dan keberanian Luke lah yang membuat ayah Alice mempercayakan Alice pada Luke.

Sekarang Alice berada di depan tv dengan Luke, setelah ayahnya mengantarkan nya ke rumah ini. Luke dan Alice sedang duduk di sofa panjang bersama.

"Siapa namamu?" Dia menatap Alice dengan dingin sambil merokok.

Alice terkejut mendengar suara nya yang tiba-tiba, ia pun menjawab, "Namaku? Namaku Alice."

"Alright, Alice. Aku Luke. Jangan berharap aku bakal tersenyum atau apa pun seperti itu." Dia mengepulkan asap rokoknya dan menghembuskannya dengan acuh tak acuh.

"Terima kasih. Jadi aku harus memanggilmu apa? kak? om? atau?" tanya nya ragu

"Panggil saja Luke. Aku tidak terlalu suka panggilan seperti itu, tapi kalau kamu mau memanggilku dengan cara lain, ya silahkan." Dia menyeringai kecil sambil merokok.

"panggil kak saja, boleh?" Tanya nya dengan berhati-hati.

"Tentu, panggil saja Kak.. Jadi, apa yang kamu suka lakukan di sini? Ada sesuatu yang ingin kamu lakukan selama berada di rumahku?" Dia mematikan rokoknya dan menatap Alice dengan tertarik.

"Aku biasanya jam segini akan berlatih musik." ucapnya antusias.

"Aku suka musik juga. Bagaimana kalau kamu tunjukkan padaku beberapa lagu yang kamu mainkan?!" Dia tersenyum kecil dan mengajak Alice menuju ruangan tempat dia biasanya bermain piano.

Alice menunjukkan beberapa lagu yang ia nyanyikan dengan penuh semangat, menciptakan suasana hangat di ruangan tersebut. Luke tersenyum dan ikut bernyanyi secara perlahan.

Setelah Alice selesai memainkan beberapa lagu, Luke bertepuk tangan.

"Hebat! Suaramu bagus sekali." Dia memberikan tepuk tangan kecil dan memandang Alice dengan kagum.

Alice tersenyum malu "Ah itu, aku memang sering berlatih kak."

"Senang mendengarnya. Latihanmu rutin dan hasilnya terlihat jelas. Teruslah berlatih dengan semangat, pasti akan menjadi penyanyi yang luar biasa suatu hari nanti." Dia memberikan senyuman hangat.

"Iii-iya kak!" Ucap Alice sedikit canggung.

Luke tersenyum dan menepuk lembut pundak Alice "Jangan malu-malu, kamu memiliki bakat yang luar biasa. Aku percaya padamu." Ujar nya sambil menuju keluar ruangan musik.

Can't Take My Eyes Off YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang