"Kak?" Alice memanggil Luke yang sedang merokok.
Luke menghentikan kegiatannya dan menoleh pada Alice. "Ada apa lagi?"
"Kau tidak pergi kerja?" Tanya nya penasaran.
Luke menggelengkan kepala. "Tidak, hari ini aku memiliki jadwal yang kosong."
"Oh benarkah? apa pekerjaan mu kak? sepertinya kau sering sekali dirumah."
Luke mengangkat bahu. "Bisnis adalah salah satu dari beberapa pekerjaan yang kulakukan. Aku memiliki berbagai macam pengalaman dan keahlian."
"Bisnis? Hanya salah satu dari beberapa pekerjaan? Jadi apa pekerjaan mu sebenarnya kak?" Sedikit bingung.
Luke tersenyum misterius. "Tentu saja, aku memiliki banyak keahlian. Pekerjaan sebenarnya? Itu adalah rahasia yang tidak bisa kuberikan begitu saja."
Alice memutar bola matanya dengan malas, "Ya, baiklah jika tidak ingin memberitahu ku kak."
Luke tersenyum dan mengambil sebatang rokok dari saku celananya. "Kau benar, itu adalah rahasia yang akan kuberi tahu pada waktunya. Tapi untuk saat ini, mari kita nikmati keheningan di rumah ini." Dia menyalakan rokoknya dan melanjutkan percakapan mereka dengan tenang.
"Kak, kenapa kau bisa mengenal ayahku?"
Luke meniup asap rokoknya dengan perlahan. "Ayahmu adalah teman ayahku. Kami sudah lama saling mengenal dan sering berbincang tentang bisnis dan kehidupan pribadi."
Alice mengangguk paham. "Lalu kenapa bisa ayahku menitipkan aku padamu?"
Luke mengambil satu langkah mendekati Alice, matanya menatap tajam. "Ayahmu mempercayai aku untuk merawatmu selama beberapa bulan. Dia ingin kamu aman dan dia percaya padaku."
Sedikit canggung saat Luke mendekati nya. "Hmm lalu, apa yang dikatakan ayahku saat dia akan menitipkan ku padamu?"
Luke tersenyum tipis. "Ayahmu hanya mengatakan bahwa aku adalah orang yang bisa dipercaya. Dia percaya padaku untuk merawatmu selama dia tidak ada."
"Lalu kau menjawab apa? kau menerima begitu saja? tidak keberatan?" Tanya nya dengan penasaran.
Luke menatap Alice dengan serius. "Aku menerima tanggung jawab ini. Tidak, aku tidak keberatan. Ayahmu percaya padaku dan itu sudah cukup untuk membuatku merasa bertanggung jawab." Dia tersenyum tipis sambil menghisap rokoknya lagi.
"Apa ayahku mendeskripsikan anak yang akan dititipkan padamu?"
Luke mengangguk. "Ayahmu memberi tahu bahwa kamu adalah anak yang baik dan penuh semangat. Dia juga menjelaskan bahwa kamu memiliki kepribadian yang unik dan kreatif."
Alice tersenyum sumringah, "Ya! itu memang benar, aku anak baik haha."
Luke tersenyum kecil. "Ya, kamu memang anak yang baik." Dia menghembuskan asap rokoknya.
Alice terlihat memikirkan sesuatu, Luke pun bertanya, "Ada apa?"
Alice menoleh, "Berapa umur mu kak?"
Luke tersenyum tipis. "Aku berusia 27 tahun. Tapi jangan khawatir, umur bukanlah hal yang penting dalam menentukan siapa aku sebenarnya." Dia memandang Alice dengan penuh perhatian.
Alice menaikkan alisnya heran, "Maksudnya?" Tanya nya yang kurang mengerti dengan maksud Luke.
Luke menatap Alice dengan tajam. "Umur hanya angka, yang penting adalah pengalaman dan perasaan. Jadi, jangan terlalu memikirkannya." Dia mencibir sedikit sebelum kembali fokus pada rokoknya.
Alice semakin bingung dengan perkataan Luke, otaknya tidak sampai untuk mencerna perkataan Luke.
Alice pergi bersiap ke kamarnya, ia akan pergi kuliah hari ini. Ia berpamitan pada Luke yang sedang duduk di sofa.
![](https://img.wattpad.com/cover/365006503-288-k479087.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Take My Eyes Off You
Fiksi RemajaAlice Clover, seorang gadis berusia 21 tahun yang dititipkan oleh ayahnya kepada teman mudanya, karena sedang ada bisnis di luar negeri selama beberapa bulan. Alice dirawat dengan baik oleh teman muda ayahnya, yaitu Luke Ernest. Seorang pria berusia...