War adalah pria yang sangat gigih. Ketika menginginkan sesuatu, dia harus mendapatkannya dan akan melakukan segala cara. Menyerah, malu, takut tidak ada dalam kamusnya.
Suasana dingin mencekam yang melingkupi War tidak mampu masuk ke dalam jiwa bajanya. Dia tidak merasakan adanya keanehan di sekitarnya. Dia masih dengan sabar menunggu jawaban pria di depannya, menatapnya dengan perhatian penuh.
Para pengawal yang melihat kejadian mencengangkan di depan mereka tidak berani bertindak. Mereka hanya mengambil sikap siap siaga tanpa melakukan apapun. Hal ini didasarkan pada Tuannya yang tidak menunjukkan reaksi apapun. Tidak juga menyingkirkan pria aneh itu. Tuannya hanya menatap pria dalam pelukannya dengan ekspresi datar.
Sulit untuk mengetahui apa yang sedang dipikirkan Tuannya. Jika di hari biasa, pria kecil itu sudah pasti terlempar ke lantai dengan tulang patah. Tuannya tidak akan ragu mematahkan tangan siapapun yang berani menyentuhnya. Kali ini Tuannya tidak melakukan apapun membuat para pengawal tidak berani mengambil tindakan gegabah. Mereka tahu sekali apa akibatnya jika membuat kesalahan.
Para pengawal saling menatap satu sama lain, mencoba bertukar pikiran. Haruskah menyingkirkan atau membiarkannya? Baru kali ini, seorang pengawal profesional seperti mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika ada hal yang menghambat pergerakan Tuannya.
Di tengah kebuntuan situasi yang ada, suara melengking memecahkan suasana yang memadat. "YIIIIINNNN!!!"
Seorang pria kecil berlari dengan senyum lebar menghampiri gerombolan itu. Langkahnya sangat bahagia dan ringan. Hari ini adalah hari yang dia tunggu-tunggu selama setahun belakangan. Cara dia menghampiri kelompok itu hampir sama seperti War, namun pesona yang ditampilkan jauh berbeda.
Pria itu menghentikan langkahnya, senyum lebarnya lenyap seketika. Matanya terpaku pada apa yang ada di depannya. Ada seseorang dalam pelukan Yin. Yin adalah nama pria yang dipeluk War saat ini.
Panggilan pria itu menyadarkan Yin. Yin dengan kejam mendorong War agar menjauh darinya setelah mendapatkan kesadarannya kembali. War terdorong beberapa langkah hingga menabrak pengawal di belakangnya.
War yang terdorong jauh dan hampir jatuh menggeram kesal. "Kau!" Dia ingin marah tapi mengurungkannya, dia tidak bisa marah dengan pria tampan ini.
War berbalik ingin melihat pihak yang mengacaukan suasana, orang yang berteriak keras ke arah mereka, yang membuatnya didorong dengan kejam. War menampilkan wajah jauh dari kata ramah. Dia melihat seorang pria muda dengan tumbuh kecil dan kurus, dandanan rapi dan lembut, menonjolkan sisi feminimnya.
War menyipitkan matanya melihat pria jenis ini di sekitar pria idamannya. Apakah dia bertemu saingan cintanya? Belum mengalami progres apapun dan dia sudah dipertemukan saingan cintanya? Hebat sekali! Kata War dengan cibiran di matanya mengingat dia dorong karena pria muda di depannya ini. Ketidakbahagiaan meningkat tinggi.
War menghadap Yin, dengan senyum kemenangan dia bertanya. " Yin? Jadi namamu Yin." Tanyanya, War tersenyum dengan tatapan dalam karena mengetahui nama pihak lain.
"Akhirnya aku tahu namamu. Meski begitu, secara keseluruhan panggilan paling memuaskan tetaplah istriku!" War bergumam pada dirinya sendiri sambil menganggukkan kepalanya beberapa kali.
"Siapa kau?" Pria kecil itu bertanya dengan nada tidak bersahabat begitu mendengar panggilan istri diperuntukkan untuk Yin.
Siapa pria ini?! Apa pria ini gila memanggil Yin seorang istri?! Siapa yang mau menjadi istrinya?! Berani-beraninya memanggil Yin seperti itu!
War mengulurkan tangannya dengan senyum sopan, tidak peduli dengan permusuhan pihak lain. Tanggapan War terlihat dewasa, bijaksana dan terpelajar yang mana membuat orang lain segan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mafia and His Sniper
RomanceSniper pembunuh bayaran paling legendaris dan ditakuti jatuh cinta pada targetnya. Dia yang berpikir semua berada dalam kendalinya ternyata salah besar, targetnya lebih dulu memegang kendali atas dirinya. Membiarkan Sniper bermain-main di sekitarnya...