((12)) Ceroboh

32 13 0
                                    

~★~

Setelah kepergian Jinan, 5 menit kemudian Ditto ikut pergi dari ruang tengah. "Mau kemana bang?" Tanya Juno.

"Kamar." Balas singkat Ditto

Ditto masuk ke kamar dan menutup pintu kamar nya, di sudut kamar ada koper warna merah tua miliknya yang ia bawa tadi.

Ditto membuka koper itu dan mengambil sesuatu dari dalam.

Sebuah kalung.

Ditto keluar dari kamar nya. "Ambil satu-satu jangan berebut." Uap Ditto pada mereka.

"Ini apaan Ditt?" Tanya Dika.

"Udah jelas kalung, gimana sih." Ucap Juna dengan pelan.

Iya, Dika tau kalau itu kalung, Dika ga buta kok, tapi kalung ini buat apa?

"Buat jaga kalian." Ucap Ditto tiba-tiba.

Mereka semua pun mengambil kalung yang tampak nya seperti bungkus teh itu dan memakai nya.

"Jangan dilepas! Atau hal buruk bisa menimpa kalian." Peringat Ditto.

Semuanya mengangguk patuh.

Tersisa 3 kalung dimeja, Ditto mengambil sisanya dan memberi nya kepada teman nya yang sudah di kamar.

Ditto memasuki kamar hyunsuk dan memakai kan kalung itu hati-hati supaya tidak membangun kan nya.

Dan doyoung masuk ke kamar Jinan dan setelah itu ke kamar Jaka.

Oke, aman. semua udah pakai. Batin Ditto.

Ditto keluar dari kamar Jaka dan duduk di sofa ruang tengah tempat mereka semua duduk memakan keripik.

Selama 20 menitan tak ada satupun suara dari mereka yang terdengar hanya ada suara kunyahan keripik dan suara tontonan dari mereka masing-masing.

Kehadiran ka Jaka emang ngaruh banget ya. Batin Juno.

Juno terlihat sedang makan keripik di tangan nya dan menonton tayangan mukbang di handphone nya, tapi matanya malah menatap kearah lain.

Ke arah kamar kakanya.

Juna yang duduk persis di belakang Juno pun bersuara. "Mabar stickman sama gua yuk No, Ro." Ajak Juna.

Juno yang mendengar itu pun terlihat sangat senang. "Ayo bang ayo!!" Jawab Juno semangat.

Juno mengalihkan handphone nya ke aplikasi stickman. "Gausah No, pake hp gua aja, hp gua kan luas bisa dibuka tutup gini." Ucap Juna pamer lagi.

Semua yang ada di ruang itu menatap muak ke arah Juna.

Juno pun mengiyakan ucapan nya dengan senyuman yang masih terbit di sudut bibirnya.

Suara setiap permainan dari game itu dan teriakan seseorang karna kalah nya dia membuat ruangan itu menjadi ramai, tak sesepi tadi.

Pria ber hoodie itu memang sangat cinta yang namanya tidur tapi kini dia mengorbankan waktu luang nya untuk bermain game bersama Juno yang kesepian.

Dari awal saat Juna mengajak nya untuk bermain bersama sampai sekarang, senyum cerah itu masih tergambarkan di wajahnya.

Ditto yang melihat itu pun tersenyum tipis begitupun dengan yang lain.

"WOY RO!!! LU CURANG!!! MASA LU DORONG-DORONG GUA GITU SIH!!! GA ACI INI GA ACI!!!" Teriak Juna saat dirinya kalah lebih awal di game ledakan bom.

Semuanya tertawa mendengar teriakkan itu apalagi raut wajah junkyu yang kesal namun terlihat lucu di mata mereka.

"GAMAU LAH!! POKOKNYA ULANG!!! GUA GAMAU!!!"

"Mana boleh ulang bang?? Ga aci ulang bang." Ucap Jiro.

"GAMAU!! POKOKNYA ULANG!!! POKOKNYA ULANG!!!!"

Juna benar-benar menekan main lagi.

Kalau sudah begini akhirnya yang muda yang mengalah dengan yang tua.

.

.

.

"Stop dulu, gua ada panggilan alam nih." Ucap Jiro lalu bangkit dari duduknya dan pergi ke toilet.

Melihat Jiro bangkit Ditto juga mengikuti Jiro, bangkit dari sana.

"Gua mau ke kamar dulu ya, mau naro-naro barang." Ucap Ditto ke Kenzie dan Dika.

Setelah mengatakan itu Ditto masuk ke kamar nya lagi.

Bertepatan masuk nya Ditto ke kamar dan Jiro ke toilet.

Juna menjalankan aksi nya. "Mulai aja No, biar kalah tu manusia tiang." Ucap Juna lalu memulai lagi game nya itu.

Di toilet.

"Ini di kamar mandi, gamungkin kan ada yang mau nyelakain gue." Ucap Jiro lalu melepas kalung itu yang menurut nya mengganggu leher.

Tiba-tiba terdengar suara notifikasi.

Ping!

unknow

|Beraksi.

Satu pesan dari nomer ta dikenal muncul ke handphone mereka semua.

Ditto yang sedang merebahkan dirinya di kamar dengan handphone menemani sampai terperanjat dari rebahan nya karna notif itu.

Buru-buru dia keluar. "Kalian dapet juga???" Tanya Ditto ke mereka semua.

Mereka semua tampak mengangguk kan kepala mereka.

Ditto langsung menghitung semua teman-teman nya.

"Satu, dua, tiga, empat— lima, enam, tujuh, delapan... Loh? Jiro mana???" Tanya Ditto.

Juno menunjuk ke arah toilet, dengan cepat Ditto berlari ke arah toilet.

Setelah kepergian Ditto.

Sunyi terdengar.

Semua nya pun langsung menyusul Ditto ke toilet, alangkah terkejutnya mereka saat melihat dari celah bawah toilet itu dipenuhi cairan merah.

"Ji-Jiro???" Ucap Juna gelagapan.

Ditto membuka pintu toilet itu perlahan.

Penampakan di dalam toilet itu membuat yang melihat nya menjerit ketakutan.

"ARGHHHHHHHHH!!!!!"

"JIROOOOO!!!!"

TBC

ALL DEADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang