√97lines : Effort

1.4K 205 33
                                    

Terinspirasi dari :
Lihat Eunwoo sama Jungkook effort nonton Coachella juga postingan Eunwoo yang ngegas banget.













We are friends, setiap orang-orang bertanya kepada mereka jawaban mereka selalu sama. Seperti sudah diatur sedemikian rupa agar tidak terendus media, namun nyatanya ungkapan 'kita adalah teman' yang nyaris terlalu sering itu malahan menimbulkan banyak kecurigaan dan spekulasi beberapa orang. Apa benar mereka hanya teman?

Apa semua teman pria melakukan apapun untuk teman wanitanya? Bullshit. Tidak ada pertemanan lawan jenis seniat itu, kalaupun ada mereka hanya menutupi rasa dengan dalih pertemanan. Jikalaupun ada itu adalah anugrah terindah dari Tuhan sehingga kamu tidak butuh pasangan. Hal itulah yang dirasakan Rosé saat ini, Rosé menyadari ketidaknormalan pertemanan dirinya saat ini. Rosé bahkan tidak minta apapun tapi diperlakukan layaknya pasangan.

It's okay kalau itu satu saja. But, its fourth.

Rosé menyadari tingkah tidak normal pertemanannya sejak awal, contohnya tahun lalu di Coachella. Eunwoo dan Jungkook datang melihatnya langsung di tengah kesibukan mereka mengatur jadwal date. Malam hari Rosé ditemani Eunwoo semalaman, besoknya Jungkook membawanya keliling dengan helikopter dan lanjut Lunch berdua.

Saat musim dingin tahun lalu juga jadwal Rosé sibuk di Los Angeles rekaman lagu untuk albumnya yang akan datang. Jungkook yang saat itu di Newyork memilih tinggal satu penginapan dengan Rosé dengan dalih menemani Rosé. Berakhir tidur satu kamar, Netflix and chill.

Jaehyun yang tidak mau kalah juga cepat datang ke apartement Rosé tengah malam ketika dirinya mengeluh lapar ataupun kesepian. Bersama gadis itu tidak tidur semalaman atau kadang menemani gadis itu memasak atau iseng making cake. Jujur dalam hal taste, Jaehyun yang paling cocok dengan dirinya karena selera mereka sama. Hanya saja Jaehyun terlalu Physical touch untuk Rosé yang kagetan.  The man really like kissing. Mostly, deep kisses yang membuat Rosé lemah tak berdaya.

Teringat juga saat itu Rosé flu parah, tidak ada yang bisa dihubungi terakhir Mingyu yang saat itu tengah latihan di ruang Dance tiba-tiba panik mendengar Rosé sakit. Meninggalkan ruangan begitu saja tidak peduli teriakan member juga coach yang ada disana. Muncul dengan badan penuh keringat dan wajah panik membuat Rosé yang tengah mencicip termometer dibibirnya sontak lompat memeluk pria itu, seperti koala. Terakhir Rosé tidur dipangkuan pria itu sampai pagi. Rosé jadi merasa bersalah karena setelahnya Mingyu dimarahi habis-habisan oleh rekan dan timnya.

Rosé menghela nafas berhenti memikirkan hal-hal tidak masuk akal yang terjadi belakangan ini akibat empat orang dihadapannya ini. Kalau dijelaskan satu chapter cerita saja tidak cukup. Sesuai jadwal yang sudah dirundingkan bersama, hari ini mereka kumpul lagi setelah sibuk dengan urusannya masing-masing. Kini, keempatnya duduk menurut di depan Rosé atas titah gadis itu. Rosé bersedekap berusaha tampak galak walau faktanya gadis itu jadi jauh lebih imut.

Keempatnya mengulum senyum gemas. "Tidak lucu!"

"Sekarang jelaskan padaku kenapa kalian jadi seperti itu, hm? Aku ini teman kalian seharusnya diperlakukan selayaknya teman saja."

Keempatnya diam saja, enggan merespon Rosé. Lucu saja, bukannya sudah sangat jelas alasan mereka begitu kenapa? Mengesalkan kalau Rosé tidak sadar juga. "Hm, aku tidak perlu diperlakukan layaknya pacar begitu. Bagaimana kalau pacar kalian marah padaku?"

"Aku tidak ingin punya."

"Dirimu saja sudah cukup."

"Membuatku tidak bisa bersamamu? Tidak akan."

"Buang-buang waktu."

Lagi-lagi Rosé menghela nafas. "Hei tentu kalian harus punya dan pasti butuh. Seperti  Enu, kau ingin menikah dan punya anak kan? Tentu kau harus punya."

Eunwoo mengendik acuh. "Aku akan menikahimu."

Rosé mencebik. "Bodoh."

Mengabaikan Eunwoo yang dirasanya mulai tidak waras beralih menatap Jaehyun. "Kau bilang diriku saja cukup? Listen to me Mr. Yoon oh , kau ini pria sejati pasti butuh having sex or makeout bersama wanitamu."

Jaehyun tersenyum miring. "Kau kan ada."

Ketiga pria lainnya juga kaget melotot pada Jaehyun yang kelihatan tidak terpengaruh oleh tatapan itu. "Kau gila?!"bisik Mingyu padanya, Jaehyun acuh.

Rosé yang turut santai menanggapi Jaehyun. "Aku tidak mau."

Jaehyun menggigit pipi bagian dalam dengan senyum miring. "Tinggal aku paksa."

Rosé tampak panik lantas mengalihkan pandangan tidak menanggapi serius ucapan Jaehyun mesti pikirannya sudah kemana-mana. Bagaimana kalau pria itu benar-benar melakukan itu? tidak Rosé bukan takut di kasarin. Rosé cuma takut dirinya terlena akan sikap Jaehyun nantinya.

Gadis itu berdehem untuk mengurangi kegugupannya. "Hm Jungkook, wanita mana yang mau prianya mementingkan wanita lain selain dirinya. Akupun begitu."

Jungkook tersenyum lembut. "Karena itu aku hanya fokus padamu, jadi tidak ada yang marah."

Tidak menemukan titik terang lagi. Helaan nafas terakhir kali ini. "Mingyu, ini terakhir kau fikir saja saat bersamaku banyak waktu kerjamu kau buang sia-sia. Bagaimana bisa kau bilang pacaran buang-buang waktu?"ungkap gadis itu tidak habis fikir.

Mingyu unjuk gigi. "Kau itu pengecualian Rosé, apapun itu."

Last, otak Rosé sudah buntu. Ini bukan pertama kalinya ia bertanya tentang hal yang sama kepada empat pria aneh ini namun jawaban yang diberikan tidak pernah muncul titik terangnya. "Begini saja aku akan cari pacar."

"TIDAK BOLEH!"

Rosé tersentak kaget begitu mendegar jawaban serempak keempatnya. "Biar kalian punya pacar juga, masa tidak boleh?"

"Kau cari pacar, ku patahkan tulang keringnya."sahut Jungkook. "Kau tidak perlu cari pacar saat kami berempat sudah melengkapimu disini."

Rosé melihat Jungkook tidak terima. "Ya kan tidak mungkin aku pacaran dengan kalian berempat?!"

"Mungkin saja."sahut Mingyu, diangguki yang lain. "Aku tidak masalah."

Rosé belum bisa terima. "Aku ingin menikah dan punya anak, oh god!"

Jaehyun menopang pipinya di meja. "Kau tinggal bilang saja, mau minta anak denganku atau dengan yang lain."

"Nanti aku urus pernikahan kita berlima, bukan perkara yang susah."timpal Eunwoo.

Rosé menyentuh kepalanya sesaat terasa ditimpa batu besar secara dadakan. Matanya jadi kunang-kunang menerima jawaban keempatnya yang terlalu di luar nalar. Tidak masuk diakal. Bagaimana bisa otak cerdas yang mereka punya tidak sejalan dengan logika mereka dalam berfikir?

"Tidak perlu ambil pusing Rosé, kami akan atur jadwal sebagai suami ke satu, kedua, ketiga dan keempat."

"Tidak!! Aku tidak akan cari pacar!"

Keempatnya tersenyum kecil. "Kami juga, kita berempat tidak perlu punya pacar. Jadi kembali pada kalimat awalmu tadi kenapa kami begitu, karena kami tidak perlu punya pacar."

"Kami mendapatkan hal yang kami mau darimu Rosé itu sudah cukup."

"Klise memang, cinta itu indah tapi Roséanne Park lebih indah."

"You are the most beautiful, and we only want you."

Berakhir Rosé menangis membuat keempatnya panik, Jungkook spontan memeluk Rosé lembut sembari mengelus kepalanya sayang. Cukup lama menenangkan gadis mereka itu sampai akhirnya. "Aku lapar."

Keempatnya bernafas lega. "Tuan putri mau apa hm?"

"Mau dicarikan film juga?

"Cemilan mau?"

Rosé menatap keempatnya bergantian, kalau difikir-fikir benar juga ya. Kenapa harus repot cari satu pacar yang punya love languages apapun sementara Rosé punya empat paket komplit. Indahnya dunia perhareman.




















Suka ga???

[NEW] DYNAMITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang