Amarah

2.1K 171 12
                                    

Kenan yang tengah meeting dikejutkan oleh dering handphonenya. Tidak enak kemudian Kenan mematikan handphonenya, berharap tidak ada apa-apa hingga meeting selesai.

Dugaannya salah, Sena memberinya kabar buruk.

Kenan lantas melajukan mobilnya menuju lokasi, berharap Nanda tidak separah bayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenan lantas melajukan mobilnya menuju lokasi, berharap Nanda tidak separah bayangannya. Sungguh Kenan akan mengutuk dirinya sendiri jika itu sampai terjadi.

.

Basecamp

Sena setengah panik menghampiri Kenan, keduanya pun tergesa menuju belakang bengkel, tepat disana Kenan melihat Nanda sudah dengan beberapa lebam di badan juga wajahnya. Kenan yang memang memiliki basic bela diri segera menuntaskan apa yang tersisa.

"Arsen, mau sampai kapan? Kurang puas bertahun-tahun Nanda menjadi sasaran kamu?"

"Kenan? Lo, lo bisa sama Nanda?"

"Sudah tentu, dia calon suami saya. Arsen, saya minta berhenti."

"Ken lo ga tau bejatnya orang itu, lo ga-"

"Bukan Nanda, tapi Hendro Maheswara. Arsen, berhenti."

Arsen masih terus maju dengan pistol yang mengarah ke kepala Nanda, Kenan tenang sebisa mungkin bagaimanapun ini posisi yang sulit.

"Ken, dia sekeluarga pantes dapetin apa yang gue rasain dulu. Gue kehilangan semuanya Ken"

"Tapi ayah bantu kamu Arsen. Jangan jadi egois hanya karena dendam kamu dan jangan pernah menyentuh apa yang menjadi milik saya, Arsen Wijaya."

Kenan secepat kilat menendang tangan Arsen sehingga senjata itu lepas dari genggaman, Kenan lantas menjauhkan Nanda dari sana dan memberi ruang untuknya dengan Arsen.

"Sen, orangtua mu mati karena perbuatan mereka sendiri. Persaingan bisnis tetap persaingan, tapi kehilangan nyawa diluar kendali kedua belah pihak. Kurang menderita apa Nanda di mata kamu sen? Kamu ingin hidupmu sia-sia di penjara sementara orang yang kamu tuduh sebagai penyebab kematian orangtua mu leluasa hidup dengan bebas karena memang tidak bersalah. Sen, buka mata dan lihat fakta yang ada. Gelap mata mu hanya akan menghancurkan apa yang sudah kamu punya. Berhenti disini mumpung saya masih berbaik hati, atau kamu yang akan berurusan dengan saya juga ayah."

"Ken, gue ga bisa terima. Itu salah Ken"

"Arsen"

"Terus kenapa kalo emang Nanda ga pernah salah atau lindungin bokapnya dia selalu ngehindar dari gue? Apa? Gue curiga Ken"

"Kamu dibully bertahun-tahun, dan kamu masih harus bersikap biasa saja bahkan baik didepan orang yang menyiksamu. Waras kamu Arsen?"

"Ken"

"Berhenti disini Arsen. Kamu mutlak berurusan dengan saya jika masih terus berlanjut"

"Oke. Ini terakhir."

Kak Nanda [PoohPavel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang