Cerita berikut hanya fiksi jika ada typo, kesalahan nama karakter dan penulisan yang kurang rapi harap dimaklumi.Happy reading!
♧♧♧♧
Pada subuh dini hari, udara yang dingin. Sosok kecil Jessan Mills berlari ketakutan dalam lorong-lorong sunyi. Di belakangnya ada bayangan bertubuh besar berjalan dengan langkah lebar mengikuti.
"Tolong!"
Teriakan itu percuma, tidak ada satupun manusia di sini. Anak itu menangis sampai tenggorokannya sakit. Kakinya telah tergores, luka itu mulai berdarah, dia mulai lelah serta kesakitan tapi bayangan di belakang semakin besar.
Kaki itu gemetar, Jessan tidak sanggup lagi untuk berlari kemudian dia terjatuh, luka baru di lututnya yang kecil semakin membuat dia menangis.
•
Di satu sisi kehidupan, pada waktu yang sama suasana begitu ricuh dalam rumah sakit. Pria dengan setelan baju tidur mahal miliknya berlari dengan panik mengendong sang istri dengan perut besar yang tengah menangis menahan sakit, pakaian serta wajah basah oleh keringat. Di belakang pasangan itu, beberapa pria berjas lengkap ikut berlari dengan panik.
"Dokter! Di mana dokter! Istri saya akan melahirkan!"
Kepanikan itu merambat ke petugas kesehatan, mengetahui pasien kali ini bukan orang sembarang.
"Apa yang kalian tunggu! Istri saya sudah kesakitan!"
•
Jessan mendongak dengan takut, dia telah terpojok di bagian sudut gang yang sepi hanya ada bangunan tinggi tidak berpenghuni di sini. Sosok bayangan itu telah sampai di ujung lorong. Berhasil mengejar si kecil Jessan.
"Tolong..."
•
"Sakit! Aku, tidak bisa! Ini sakit." Peluh besar membasahi wajah sang istri. Dia mengejang dengan sekuat tenaga.
"Sayang bertahanlah. Kau pasti bisa." Suami dengan sabar menahan semua emosi dalam hatinya melihat istri tercintanya kesakitan. Ini untuk buah hati mereka.
"Bertahanlah sedikit lagi, sayang. Kau bisa melakukannya."
"Ini sakit, sakit sekali."
"Demi buah hati kita."
•
Sosok bayangan itu adalah seorang pria dewasa bertubuh besar. Tubuh besar itu berdiri di depannya, membuat Jessan gemetar. Bibir kelu, ketakutan yang teramat sangat membuat Jessan tidak lagi dapat mengeluarkan suara sedikit pun. Matanya mengedar dengan panik mencari pertolongan.
"Anak kecil yang menyusahkan."
Benda berkilap terlihat saat pria itu mengangkat tangannya. Cahaya temaran dari bulan membuat bayangan pria itu terlihat semakin menakutkan bagi anak usia delapan tahun seperti Jessan. Tanggis anak kecil itu pecah begitu menyadari siapa yang ada di depannya, Jessan mengenal dengan baik suara milik pria dewasa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Death Four [BL]
RomanceKematian tragis dari bintang cilik Jessan Mills membawa tanda tanya besar bagi orang-orang. 18 tahun berlalu, sosok Briel Kalingga dengan matanya yang berwarna coklat terang datang mengguncang panggung hiburan. Kisah yang belum selesai, Liam Greyso...