06

90 7 0
                                        

Menjadi putri yangyang sangat sulit bagi renjun. Untung saja semua orang di kediaman keluarga Edgar tidak ada yang menanyakan perubahan sikap putri yangyang akhir-akhir ini. Atau mereka tak berani mengatakan hal itu? Yang jelas renjun sementara sedikit nyaman. Karena putri yangyang mendapat hukuman dari pangeran jaemin, renjun menyibukkan diri untuk membawa buku di kamar seorang diri.

Padahal jika itu yangyang yang asli, maka dia tidak pernah akan mengotori tempat tidurnya dengan buku-buku.

Yangyang hanya membaca buku di perpustakaan keluarga. Atau membaca di meja khusus yang berada di kamarnya dekat dengan jendela. Itulah kebiasaan yangyang yang tidak diketahui oleh orang luar. Makanya, saat renjun membaca buku diatas tempat tidurnya. Semua pelayan merasa ada hal yang aneh. Namun mereka tidak berani mengatakan apapun.

Tuk...

Tuk...

Suara jendela kamar yangyang seperti ada yang mengetuk. Namun renjun mengabaikannya. Mungkin hanya ranting yang tergesek dengan kaca. Renjun kembali membaca buku-buku tentang cinta yang selalu membuat dirinya tenang.

Tuk...

Tuk...

Ceklek!

Seorang pria tampan masuk lewat jendela kamar. Renjun terkejut melihat sesosok pria tersebut. Tangannya gemetar ketakutan, matanya tak mampu menatap lawan bicaranya.

"Putri, kenapa tak mengirim pesan apapun. Aku sangat khawatir"

"Ja-ja-jangan mendekat"

Pria itu terkejut, baru kali ini dia melihat putri kesayangannya bersikap aneh. Seperti bukan dirinya saja. Pria itu melihat dari atas sampai bawah. Tak ada hal yang membuat tubuh yangyang menampakkan luka apapun. Atau kepalanya terbentur sesuatu saat terjatuh di kolam waktu itu?

"Putri?"

Renjun baru sadar, tak seharusnya dia bersikap seperti ini kepada pria dihadapan nya saat ini.

Renjun harus bersikap seolah-olah bahwa dia adalah putri yangyang. Putri yang sangat pintar, cerdik, kejam, dan bijaksana. Renjun sudah bisa mengelabuhi semua orang di rumah ini. Tapi untuk membohongi pria ini. Dia tak yakin bisa.

"Marquess, kenapa datang lewat jendela? Itu tidak sopan!"

Pria itu kembali terkejut, baru pertama kali ini dia mendengar putri yangyang memanggilnya dengan gelarnya.

"Maafkan saya putri, saya sangat khawatir karena putri tidak memberikan kabar apapun"

"A-aku baik-baik saja. Cepat pergi! Ayah akan datang"

Marquess memegang tangan cantik yangyang. Hal itu biasa dilakukan, awalnya renjun bingung meresponnya. Tapi didalam jiwanya, dia tak memiliki hasrat untuk menolak perlakuan marquess kepadanya.

Marquess kembali terkejut saat melihat buku-buku berserakan diatas tempat tidur putri yangyang. Dan lebih heran lagi, buku tersebut bukan buku perang, politik atau semacamnya. Namun sebuah buku tentang percintaan dua sejoli disebuah dongeng.

Jelas saja ini bukan putri yangyang biasanya dia kenal.

Cup...

"Sejak kapan putri tertarik buku romansa?"

"A-aku hanya bosan!"

"Benarkan?"

"Ya! Kau tahu, pangeran jaemin melarang ku kemanapun. Aku jadi bosan"

"Bukankah kalau putri bosan biasanya akan mengajak ku bertanding pedang?"

Renjun tak tahu jika marquess sangat mengenal putri yangyang sedalam ini. Selama ini, renjun tak tahu seberapa dalam hubungan mereka. Namun saat melihat sikap marquess, renjun tahu bahwa marquess sangat mengenal baik putri yangyang. Bahkan lebih dari siapapun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Wanna Be U (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang