01 : A Book Letter

179 26 3
                                    

Pertama kali Xiao Zhan melihat buku catatan kecil berwarna biru itu terselip di antara rak buku barisan kanan paling belakang perpustakaan, ia sudah memiliki rasa tertarik yang sulit dijelaskan. Sebuah buku catatan di antara buku-buku cetak tebal yang bermuatan pelajaran? Ini agak aneh. Sepertinya seseorang meninggalkan itu tanpa sengaja, atau mungkin pemiliknya lupa. Saat itu siang yang berawan di bulan Oktober, dan pohon  di sekitar kampus Shenzhen University menggugurkan daunnya yang kekuningan. Xiao Zhan menghabiskan waktu di perpustakaan mempelajari beberapa buku yang akan dia jadikan referensi untuk menulis sebuah tugas essai. Dia menyukai buku filsafat, meskipun dia terdaftar di fakultas sastra tahun pertama. Ketika dia berjalan-jalan sebentar di barisan rak paling belakang yang memuat buku-buku filsafat, tatapannya terpaku pada buku Eksistensialisme. Sampulnya yang keras bewarna biru tua. Tertarik untuk melihat-lihat, Xiao Zhan pun menarik buku tebal itu dari rak dengan perlahan. Tiba-tiba buku catatan kecil berwarna biru langit jatuh ke lantai.

Eh, apa itu?

Mengerutkan kening, Xiao Zhan pun memungut buku itu, menatapnya beberapa saat. Ukurannya lebih kecil dari buku tulis biasa, tapi memiliki sampul keras dan mengkilap. Sekilas mirip buku yang selalu digunakan para gadis untuk menulis peristiwa sehari-hari, tapi buku ini jauh lebih sederhana. Sepertinya bukan milik seorang perempuan. Tapi siapa yang tahu.

Suasana sepi di perpustakaan. Beberapa orang mahasiswa tampak duduk dengan tenang, membuka-buka lembaran buku tanpa suara, dan tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Awalnya Xiao Zhan berniat meletakkannya lagi di antara barisan buku tebal. Tapi kemudian dia berubah pikiran. Dia kembali ke tempat duduknya, menoleh ke kanan kiri dan alih-alih membuka buku Eksistensialisme, dia justru mulai melihat-lihat buku catatan misterius itu.

Tak ada nama yang tertera di buku. Di halaman pertama, Xiao Zhan membaca beberapa baris tulisan dalam bentuk yang indah dan klasik. Huruf berangkai yang ditulis dengan rapi. Mengingatkan Xiao Zhan pada tulisan kakeknya.

Hai, siapa pun kamu yang menemukan buku ini, maukah kau jadi temanku? Jika kau bersedia, tolong balas tulisanku ini di buku yang sama dan simpan kembali bukunya di tempat semula.

Catatan : Aku harap kamu bisa merahasiakan semua ini.

Chen Yu

Xiao Zhan membaca tulisan itu berulang-ulang, coretan tintanya tidak baru, tapi juga belum memudar. Namun ia menduga bahwa siapa pun yang menulis kalimat ini, dia telah menuliskannya sejak lama.

Chen Yu? Siapa dia? Apakah seorang mahasiswa di kampus ini?

Menulis surat di buku catatan untuk siapa pun orangnya yang kebetulan menemukan buku ini. Kedengarannya misterius dan keren. Rasa penasaran bersenandung dalam diri Xiao Zhan, getaran aneh dalam darahnya yang belum pernah dia rasakan selama ini.

Hmmm, bagaimana kalau aku membalas catatan ini? Aku penasaran apa yang akan terjadi.

Xiao Zhan tenggelam di kursinya seraya merenung. Minat membaca buku tiba-tiba sirna. Fokusnya kini tertuju pada buku bersampul biru itu.

Tapi apakah aku harus menulis tentang diriku apa adanya, siapa yang bisa memastikan kalau sosok pemuda yang menulis di buku ini bukan orang iseng.

The Secret Letters (End Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang