09 : Invisible Friend

37 12 2
                                    

Siang itu, ketika sedang asyik membaca di bangku kayu di bawah pohon, Wang Yibo dikejutkan oleh kemunculan Xiao Zhan dengan membawa buku catatan. Bersikeras memintanya untuk menuliskan sesuatu di sana.

"Ada apa, sih?" tanya Yibo bingung.

"Pokoknya tulis saja," ujar Xiao Zhan ngotot.

Yibo menatapnya dengan rumit tapi akhirnya menerima buku yang disodorkan Xiao Zhan.

"Apa yang harus aku tulis?"

"Apa saja."

Yibo makin tak bisa berkata-kata. Tangannya memegang balpoin tapi belum bergerak.

"Kamu ini lambat sekali. Tulis saja apa yang kamu pikirkan."

"Bagaimana kalau menulis namamu?"

"Boleh. Begini saja, kamu tulis : Xiao Zhan aku cinta padamu."

Yibo terbengong-bengong, tak urung ia menuliskan kalimat itu dengan senyuman tipis yang tidak berusaha disembunyikan. Detik berikutnya dia menyerahkan kembali buku itu ke tangan Xiao Zhan.

"Ini dia," katanya.

Saat mengamati tulisan itu, perasaan Xiao Zhan bercampur aduk. Tulisan itu begitu ingin ia percayai. Membayangkan bahwa Yibo mengatakannya secara langsung membuatnya serasa melayang di antara bunga-bunga musim semi. Sayangnya itu hanya tulisan, dan ia sendiri yang memintanya bukan atas keinginan Yibo. Lebih penting daripada itu adalah fakta mengejutkan bahwa tulisan Yibo ternyata berbeda dengan Chen Yu. Mulutnya ternganga oleh rasa tidak percaya.

"Ini sungguh tulisanmu?" bisik Xiao Zhan, nyaris serak.

Yibo mengangkat sebelah alis. "Ya. Apa itu jelek?"

Tidak seindah tulisan Chen Yu, tapi masih bisa dibaca. Xiao Zhan hampir tidak berani menerima kenyataan bahwa kawan yang berkirim surat ternyata bukan Yibo. Ini mustahil. Sketsa itu jelas-jelas adalah Yibo. Atau jangan-jangan pemuda ini tengah mengerjainya.

"Aku tak percaya. Coba kuperiksa tulisanmu di buku lain?"

Sedikit tergesa-gesa, Xiao Zhan menarik salah satu buku tulis Yibo dari dalam tasnya. Membuka-bukanya dengan cepat.

"Eh, apa-apaan?" protes Yibo semakin bingung.

"Tidak mungkin," gumam Xiao Zhan sedikit linglung. Tulisan di buku lain pun sama. Yibo tidak sedang membohonginya. Xiao Zhan menggelengkan kepala seakan fakta ini terlalu berat baginya.

Padahal aku sudah menduga... dia berbisik dalam hati, menatap lekat wajah Yibo.

Padahal aku sudah bahagia andai saja benar Chen Yu itu adalah Yibo, tapi ternyata ...

Kemudian dia bersandar lesu pada sandaran kayu, memandang jauh ke atap gedung sekolah.

Uh, menyebalkan, dia membatin lagi.

Entah kenapa dia merasa kecewa.

"Sebenarnya ada apa?" tanya Yibo.

Xiao Zhan tidak langsung merespon. Pikirannya melayang kembali ke meja perpustakaan yang dingin, melihat gambaran dirinya menulis surat. Lalu bayangan sosok lain dalam angannya, dan pemuda itu ia kira adalah Wang Yibo.

Jadi, bagaimana sekarang?

Dia menghela napas panjang dan berat.

"Tidak apa-apa," gumamnya lesu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Secret Letters (End Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang