08 : Picture

39 13 8
                                    

"Zhan!" panggilan Nona Yang mengusik Xiao Zhan pada siang hari di perpustakaan.

"Kukira kamu tidak akan datang hari ini," Nona Yang merendahkan suaranya, agar tidak mengganggu pengunjung perpustakaan yang lain.

Xiao Zhan berjalan mendekati meja Nona Yang. "Ada apa? Serius sekali."

"Ini tentang orang yang kamu pernah tanyakan padaku."

"Maksudmu?"

Nona Yang melirik ke sudut terjauh.

"Di sana. Kamu sempat ingin menyelidiki siapa yang gerak-geriknya mencurigakan di meja yang tersembunyi dan sepi itu."

"Hmmmm," gumam Xiao Zhan. Tentu saja dia ingat. Awal-awal berkirim surat dengan Chen Yu dia sangat penasaran siapa yang menulis surat itu. Namun karena tidak juga ada petunjuk dan ia mulai fokus memikirkan Wang Yibo, dia pasrah dan berhenti mencari tahu. Cukup menikmati pertemanan yang baik lewat surat dan membiarkan semuanya mengalir seperti air. Dia yakin Chen Yu akan menunjukkan dirinya sendiri tanpa diminta. Tanda-tandanya mulai terlihat sekarang. Mungkin dia bosan memperhatikannya diam-diam.

"Kamu akan terkejut," cara bicara Nona Yang terdengar seperti orang penting.

"Siapa orangnya?" tanya Xiao Zhan, dadanya mulai tegang.

Nona Yang menuturkan secara singkat apa yang dia saksikan kemarin dan bagaimana Zhuocheng membuka buku catatan biru yang terselip di rak filsafat. Wajah Xiao Zhan semakin serius dan hatinya berdebar.

"Orang yang kamu cari itu sepertinya dia," gumam Nona Yang, mencondongkan wajahnya ke arah Xiao Zhan.

"Dia cukup dekat denganmu. Dia ... Zhuocheng."

Nona Yang tersenyum dengan gaya sok pintar. Seketika Xiao Zhan melebarkan mata, bahunya turun dengan lemas. Ada sesuatu yang menggelitik perutnya hingga ia ingin tertawa keras. Tapi itu jelas tidak mungkin. Pengunjung lain akan terganggu dan mengomelinya.

"Zhuocheng??" dia menutup mulut untuk menahan tawa.

"Hai, aku serius. Mengapa kamu tertawa?" Nona Yang cemberut.

"Astaga, tidak mungkin. Yang benar saja ... " Xiao Zhan masih membantah.

"Aku menyampaikan apa yang kulihat. Terserah kamu mau percaya atau tidak."

"Ya. Ya, baiklah. Terima kasih atas informasinya. Terus terang, ini konyol."

"Kamu hanya tidak ingin percaya. Ya sudah," Nona Yang menggerakkan tangan seperti mengusirnya, "Lain kali jangan minta aku mengawasi siapa pun lagi, ya."

"Jangan tersinggung, Nona. Tapi ini sulit dipercaya." Xiao Zhan memasang tampang sok imutnya agar Nona Yang berhenti kesal.

"Mungkin yang aku sampaikan itu lelucon bagimu. Tapi siapa tahu memang benar. Ah, sudahlah. Kembali ke aktivitasmu," imbuh Nona Yang, masih sedikit cemberut.

"Baiklah. Baiklah ... " timpal Xiao Zhan sambil tertawa kecil. "Jadi kamu sudah menemukan pelakunya sekarang. Siapa orangnya yang menjatuhkan buku tanpa mengembalikan lagi ke tempatnya."

Xiao Zhan berjalan menjauhi meja Nona Yang, tanpa mengetahui bahwa ekspresi wanita itu sedikit berubah. Tampaknya ia memikirkan sesuatu. Ya, ucapan Xiao Zhan mengingatkannya pada detail sederhana. Sewaktu dia mengunci pintu kemarin sore. Dia mendengar suara samar dari dalam. Sepertinya memang buku yang jatuh karena ia sendiri yang mengembalikannya ke tempat semula pagi tadi. Dia ingin mengatakannya pada Xiao Zhan tapi dilihatnya pemuda itu sudah sibuk dengan buku sastra tebal. Jadi ia membatalkan niatnya dan melupakannya dengan cepat.

💙💙💙

Zhuocheng ... Zhuocheng. Astaga, sungguh lelucon yang buruk, Xiao Zhan memenuhi pikirannya dengan hal itu.

The Secret Letters (End Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang