04 : One Day in Pizzeria

62 16 1
                                    

Kau benar, Zhan. Ya, aku adalah orang gila. Tapi bahkan orang gila pun butuh perlindungan dari dirinya sendiri. Aku tidak mendapatkannya dari siapa pun. Karena hati manusia begitu kosong. Aku mencari perlindungan pada Tuhan melalui begitu banyak untaian doa, tapi bahkan orang lain memandangku dengan tatapan kasihan. Perbuatan yang nyata walaupun tanpa senyuman akan lebih baik dibanding tatapan kasihan tapi merendahkan dan tanpa tindakan. Kau mengerti sekarang mengapa aku sendirian? Kuharap kau tidak ketakutan dan menjauhiku setelah ini, atau berhenti membalas suratku.

Kawanmu

Chen Yu

Kata-katanya sedikit lebih dalam dan serius dibanding sebelumnya, batin Xiao Zhan, mengusap halaman buku catatan biru yang berisi tulisan Chen Yu. Yah, mungkin karena dia terlalu lama sendirian merenungi buku-buku yang membingungkan.

Chen Yu, kita masih muda. Ya, walaupun kupikir kamu lebih tua dariku. Tapi menikmati hidup dan bersenang-senang bukanlah kesalahan. Kamu bisa saja hidup terasing seperti pertapa, tapi alangkah sayangnya masa muda yang penuh tantangan hanya kamu isi dengan warna kelabu yang suram. Begini saja, kamu pasti tahu ada banyak acara yang diadakan mahasiswa di kampus ini. Semacam prom nite, atau pertunjukan musik juga gerakan pecinta alam. Mengapa tidak memilih salah satunya? Kampus ini luas, kota ini ramai, aku yakin ada satu tempat yang cocok untukmu.

Kawanmu

Xiao Zhan

Surat balasan dari Chen Yu dia temukan sehari sebelum janji akhir pekan dengan Wang Yibo. Isinya singkat saja, dan Xiao Zhan semakin yakin bahwa untuk mengisi kesunyian Chen Yu, mereka harus bertemu dan saling mengisi. Tidak ada jalan lain.

Zhan, sejujurnya aku merasa asing di kampus ini, di kota ini, bahkan di rumahku sendiri. Aku asing di semua tempat, dan aku lebih asing pada hari ini dibanding hari kemarin. Aku pernah mencoba melakukan apa yang kamu sarankan, tapi hanya mendapatkan pandangan aneh dan ekspresi penolakan yang sulit kulupakan. Ada banyak badai kebencian dalam diriku, kupikir mengapa harus merendahkan diri di hadapan orang yang tidak menghargaiku, atau mengemis perhatian dari mereka. Namun jika aku memiliki seseorang yang manis dan baik hati seperti dirimu, siapa yang tahu aura gelap yang terpancar dari dalam diriku bisa kusingkirkan dan orang-orang bersedia tersenyum padaku. Aku memang belum pernah bertemu dan bicara langsung denganmu, dan aku tidak yakin apakah kita bisa melakukan itu. Namun aku bisa merasakan bahwa kamu seseorang yang berhati hangat dan lembut. Seandainya ada lebih banyak orang sepertimu, mungkin dunia akan berubah jadi sedikit lebih baik. Dan hidup seseorang sepertiku akan lebih menyenangkan.

The Secret Letters (End Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang