05 : Nice Evening

67 20 3
                                    

Acara jalan-jalan pada sabtu malam yang direncanakan itu akhirnya terwujud. Xiao Zhan memastikannya lagi di bangku kayu di mana Wang Yibo biasa duduk membaca seorang diri.

"Sebenarnya, ke mana kamu ingin mengajakku pergi?" tanya Yibo sore hari itu.

Dedaunan berguguran seperti hujan mengotori rambut dan tas mereka, tapi itu tidak masalah. Suasana seperti ini justru membuat Xiao Zhan memikirkan banyak hal romantis.

"Aku belum tahu apa kegiatan favoritmu, jadi harusnya kamu juga memberikan ide," balas Xiao Zhan.

Wang Yibo sesaat terbengong-bengong.

"Aku senang mengendarai motor. Ngebut di malam hari, melawan arah angin. Itu kegiatan favoritku," sahut Wang Yibo.

Uh, sama sekali tidak asyik, batin Xiao Zhan. Dia membayangkan dirinya duduk di boncengan Wang Yibo, menahan gempuran hawa dingin musim gugur, kemudian pulang dan menderita masuk angin.

"Memangnya ke mana kamu akan pergi dengan mengendarai motor?"

Wang Yibo mengangkat bahu.

"Ke mana pun. Sejujurnya, aku senang berkeliaran tanpa tujuan."

Ternyata benar, Xiao Zhan membatin lagi.

Selain aneh, pemuda ini juga kacau. Apa-apaan berkeliaran tanpa tujuan? Sungguh kurang kerjaan.

"Kamu malas, bukan?" seakan pemikiran Xiao Zhan merembes ke dalam kepalanya, Yibo tiba-tiba berkata dengan nada datar.

Xiao Zhan mengerucutkan bibirnya sekilas, sementara pikirannya berputar cepat.

"Bagaimana kalau ke pasar malam?"

Gagasan itu seperti suara balon meletus di kepala Yibo, membuatnya terperanjat.

"Apa?"

Yang benar saja, itu acara yang menggelikan.

"Itu akan sangat menyenangkan."

"Dan melihat para gadis memakan permen kapas sambil berjalan dan tertawa cekikikan? Tidak, terima kasih."

Dia tampak penuh kebencian dan penghinaan. Nada suaranya tak pernah Xiao Zhan dengar sebelumnya.

"Mengapa? Kamu tidak suka perempuan?" ia bertanya dengan suara pelan. Tegang menunggu jawaban.

"Entahlah. Mereka hanya terlalu usil, berisik, suka bergosip dan manja."

"Kalau begitu tidak usah mendekati para gadis. Ada aku, kan?"

Dengan kalimat luar biasa yang diucapkan dengan manis, dunia Wang Yibo yang suram tiba-tiba seperti memercikkan cahaya.

Mungkin, ia memang pantas mendapatkan seorang kawan yang manis dan ramah seperti Xiao Zhan.

"Uh, ya ... " Wang Yibo menggumam, kehilangan kata-kata.

"Jadi? Pasar malam?"

Yang ditanya hanya menghela napas panjang.

💙💙💙

Taman Tepi Laut Dameisha

Akhirnya Xiao Zhan mengalah. Dia hanya pasrah saat Wang Yibo memboncengnya dengan motor besar dalam kecepatan tinggi. Untungnya cuaca sabtu malam ini tidak hujan meskipun udaranya cukup dingin. Bayangan pertunjukan live music dan suasana yang hangat, atau kembang api di pasar malam, memudar dalam pikiran Xiao Zhan seperti kabut asap yang disapu badai.

Mereka tiba di Taman Tepi Laut Dameisha pada pukul delapan malam. Area pantai ini memanjang dan ada banyak restoran berbaris di sekitarnya. Kebanyakan dari mereka menyajikan hidangan laut. Setidaknya, sajian itu membangkitkan minat Xiao Zhan yang sempat surut. Dia memang suka makanan laut.

The Secret Letters (End Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang