" Kurasa Kalian cukup beruntung, karena esok ada pelelangan. Mungkin kalian bisa ke sana dan menemukan sesuatu yang kalian cari."
Setelah mengatakan itu semua mata tertuju pada Davin. Hening untuk beberapa saat.
"Ekhem... Maaf, bisakah kami mengetahui di mana tempatnya?" Suara lembut Fang memecahkan keheningan.
"Oh, tentu. Kalian bisa ke arah barat dari kota ini dan kalian akan menemukan bar kecil, tak jauh dari bar itu ada sebuah bangunan bernama Aquarius. Itu tempat pelelangannya."
Sesudah Davin mengucapkan kalimat itu entah mengapa, tiba-tiba saja suasana sekitar seketika menjadi hening, hanya suara dentingan logam yang beradu dengan benda datar yang terdengar.
Davin mengambil sesuatu dari kantong jasnya. Ia menyerahkan sebuah kartu berwarna putih dan dipadukan dengan warna emas kepada mereka.
"Ini kartu akses untuk masuk ke sana tunjukkan ini kepada penjaga di sana oke? Dan kudengar orang-orang kalangan atas akan datang. "
Setelah mengatakan itu Davin, ia memasukan suapan terakhir ke mulutnya dan mengusap bibirnya dengan tisu.
Gopal menatap binar pada kartu itu. seolah-olah matanya mengucapkan 'woaahh, apakah ini yang dinamakan golden card.'
"Emm... Dav, kamu gk kesana juga?" Tanya Fang sambil memasukkan kartu ke kantong celana.
"Kayaknya enggak, karena besok ada urusan."
Fang mengangguk kepala,mereka berdua melanjutkan obrolan dan yang lain hanya menyimak pembicaraan dua Alien itu. Boboiboy yang merasa terabaikan oleh Fang mulai merasa kesal lalu berdehem cukup keras, "ekhem, maaf mengganggu acara ngobrol kalian tapi ini sudah malam kami harus istirahat. "
Lalu Boboiboy berdiri dan membungkukkan dirinya pergi dari sana sambil menarik Fang. Melihat itu, yang lain ikut menyusul Boboiboy tak lupa untuk berpamitan pada Davin.
Davin hanya tersenyum dan menganggukkan kepala sambil melambaikan tangan ke arah mereka.
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
"Boboiboy, apa-apaan ini. Yang kau lakukan tadi tidak sopan tau" Ketus sang pemilik manik delima sambil melipatkan tangan di depan dadanya. Beruntung mereka sudah berada dalam kamar, jadi tidak ada orang yang memperhatikan mereka.
"Gimana kalau aku gak suka liat kamu sama Davin itu"
Mendengar itu Fang mengkerut kan dahinya, "hah, maksudnya. " Apa yang dimaksud dengan rivalnya ini? Kenapa dia kesal. Fang makin dibuat pusing oleh Boboiboy.
"Cih, aku bilang aku gak suka kamu akrab dengan David, ngerti gak sih" Ucap Boboiboy sambil sedikit menaikan oktaf nadanya.
Fang linglung dengan pernyataan dari manusia bertopi dino ini "Hah? Emang kenapa sih, lagian juga dia ba-" Belum sempat menghabiskan kalimatnya tiba-tiba Boboiboy memberikan kecupan.
'Cup'
Boboiboy membelai bibir merah muda milik Fang, "shhtt sudah kukatakan padamu. Aku gak suka liat kalian akrab."
Otak Fang masih mencerna apa yang telah terjadi. Namun, saat Boboiboy hendak menciumnya lagi Fang langung tersadar.
Dirinya langsung mendorong kasar Boboiboy keluar dari kamar dan menutup pintu dengan kasar. Jantungnya berdetak lebih kencang, mukanya memerah.
Fang berjalan ke arah kasur dan menutupi dirinya dengan selimut. Dia malu dan atas perlakuan Boboiboy padanya.
Dilain sisi Boboiboy menyesali perbuatannya. Dia merutuki dirinya. Mengapa dirinya mengatakan hal-hal yang memalukan.
Boboiboy mengusap wajahnya dengan kasar dan berjalan ke luar penginapan. Mendudukkan dirinya pada bangku taman yang tak jauh dari penginapan.
Cukup lama ia melamun dengan ditemani cahaya rembulan yang menyinari gelapnya malam. Sudah hampir tengah malam, Boboiboy balik ke penginapan berharap pintu kamar tidak dikunci oleh Fang.
Dewi Fortuna memihak padanya. Boboiboy membuka pintu dengan perlahan. Ia melihat Fang sudah tertidur pulas. Boboiboy berjalan perlahan ke arah Fang, membungkukkan badannya lalu mengecup dahinya singkat dan mengusap rambut Fang pelan.
Boboiboy pergi ke arah kasur miliknya dan merebahkan dirinya sambil memejamkan matanya mencoba untuk tertidur.
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
569 kata.
Jan lupa vote yawww <3