12. Chapter 02: diakhir perang

391 48 19
                                    

Orion mengarahkan pandangannya pada Fang lalu tersenyum. "Suatu kehormatan bisa dikenal oleh anggota TAPOPS. Tapi, kenapa kalian ingin pergi, bukankah pertunjukannya belum selesai?."

Mereka mulai mundur, menjaga jarak dari alien aneh itu, "atau kalian ingin mendengarkan aku bermain flute yang merdu ini?" Tanyanya sambil menampilkan flute indah kebanggaannya itu.

Tanpa menunggu jawaban mereka, Orion meletakkan lubang flute ke bibirnya, tangannya menutupi lubang-lubang kecil lainnya. Ia meniup hingga lantunan musik terdengar.

Entah musik apa yang Orion mainkan, tapi itu terdengar merdu. Mereka mulai terlena akan merdunya suara flute itu. Perlahan tapi pasti kesadaran mulai terambil alih, jika saja meraka tak mepertahankan kesadaran, sudah dipastikan mereka menjadi mayat hidup seperti yang lain.

Flute itu terdengar merdu dan nyaman sekaligus menimbulkan perasaan tak nyaman bagi pendengarnya, bahkan benda itu memiliki ilusi tersendiri. Bilamana seseorang mulai masuk dalam perangkap, flute itu akan memperlihatkan kejadian masa lampau kelam pendengar hingga membuat pendengar trauma kembali.

Kaizo mati-matian menahan kesadarannya. "Perisai tenaga!" Sebuah lingkaran berwarna biru muncul mengelilingi mereka.

Perisai milik Kaizo lumayan membantu untuk mengurangi dari efek alat musik tiup Orion, walau begitu samar-samar masih terdengar dari dalam bunyi flute-nya.

Orion melihat itu semakin gencar menguatkan suara flute nya hingga terdengar sampai ke dalam bola biru itu.

Terlihat retakan kecil dari pelindung biru milik Kaizo. Semakin banyak retakannya hingga membuat pelindungnya hancur.

Seringaian kecil terlihat dari wajah Orion, ia senang telah menghancurkan sang musuh.

Alunan musik yang membuat hati siapa saja tenang namun, juga dapat menghancurkan jiwa orang tersebut secara bersamaan.

"Jari bayang!" Jari-jari berwarna hitam muncul bergerak dengan cepat menuju ke arah Orion. Jari-jari itu berusaha mengambil Flute perak itu, tapi dapat dihindari dengan mudah oleh Orion.

Kali ini Orion memainkan musik dengan nada berbeda, terlihat para penonton yang sudah memucat bergerak bak kesetanan.

Mereka dikepung oleh ratusan Alien berbagai ras. Memasang kuda-kuda sebagai tanda bersiap menyerang.

"Pedang tenaga, tetakan tenaga!" Kaizo mulai penyerangan dan diikuti oleh yang lain.

Boboiboy memecah dirinya menjadi tiga. Gempa membuat golem tanah dan menghempaskan musuh yang menyerang.

Dengan membabi buta, Blaze memberikan bola api pada mayat-mayat hidup itu. Tak mau ketinggalan, Halilintar ikut menyerang dengan dengan pedang miliknya.

Yaya dan Ying berkerja sama, bahkan di tengah-tengah pertarungan itu Gopal dan Lahap masih sempat untuk saling melemparkan sindiran.

Posisi Fang kini cukup jauh dari timnya, ia berhadapan langsung dengan Orion yang masih tenang memainkan alat musiknya.

Dengan kekuatan shadow tiger miliknya, Fang berusaha mencakar Orion. Sama seperti sebelumnya serangan Fang dapat dihindari dengan mudah.

"Kamu gak bakalan bisa menghalangiku dengan serangan semudah ini." Ucap Orion mengejek.

Merasa tersinggung, Fang melancarkan serangannya tak henti-henti dari segala arah.

Rasa marah menghampiri dirinya. Pada akhirnya ia harus tetap fokus, menyampingkan emosinya.

Fang terhempas cukup kencang, hingga terlihat retakan kecil di sekitarnya. Ia tak bisa berpikir jernih untuk sekarang. Rasa pusing menghampiri, fokusnya menjadi pecah. 

Aku, Kamu Dan Semesta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang