"Kami pergi dulu ya Tok." Boboiboy bersalaman kepada Tok Aba sebagai tanda perpisahan mereka.
"Baik-baik di sana." Ucap Tok Aba memberikan wejangan, Boboiboy mengangguk sambil tersenyum.
Begitu pula dengan Ying dan Yaya yang sedang berpamitan dengan orang tua mereka.
"Aku bakal rindu dengan kari." Ucap Gopal dengan nada sedih.
Dengan muka masam, Pak cik Kumar mengambil sebuah rotan yang entah darimana. "Bukannya dengan ayahnya, kamu malah rindu dengan makanan!"
Gopal menggaruk pipinya yang tak gatal sambil tertawa canggung, perlahan ia mundur dan lari menuju pesawat luar angkasa. Mereka semua tertawa melihat kelakuan ayah dan anak itu.
Sekali lagi Boboiboy berpamitan dengan Tok Aba, setelahnya ia pergi ke pesawat milik mereka.
Fang melihat semua kejadian dari atas pesawat, cukup iri melihat kehangatan yang hadir di tengah-tengah keluarga mereka. Fang menghela napas berat, berjalan menuju kamarnya.
Pesawat mulai melayang dari permukaan tanah, dari luar jendela terlihat para orang tua yang melambaikan tangan kepada anak-anaknya.
Cukup jauh benda besar itu terbang, kini wujudnya tak lagi terlihat oleh mata.
Kini hanya terlihat hamparan hitam dengan dihiasi oleh benda-benda langit yang memanjakan mata.
Boboiboy melihat ke sekelilingnya mencari keberadaan Fang.
Sadar akan ketidakhadiran Fang di ruang utama, Boboiboy mulai berjalan ke arah kamar milik Fang.
Pemuda berambut landak itu melamun melihat ke luar jendela, menatap bebatuan asteroid yang melintasi kaca bening itu.
Boboiboy tersenyum melihat Fang, ia mulai mendekati ke arah Fang dan menepuk pundaknya.
Fang sedikit terkejut dengan sentuhan secara tiba-tiba.
"Fang, apa yang kau pikirkan? Kau terlihat murung." Tanya Boboiboy dengan nada khawatir.
"Huh—aku tidak." Sanggahnya.
Jawaban Fang membuat dahi Boboiboy mengkerut, namun tak berlangsung lama. "Baiklah jika kau tak ingin memberitahukan, Tapi jika kau membutuh tempat untuk bercerita, aku ada untukmu." Ucapnya sambil mengelus rambut Fang.
Fang tersenyum, menganggukkan kepala mengiyakan ucapan Boboiboy.
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Pesawat luar angkasa sudah mendarat di stasius TAPOPS. Mereka berlarian keluar pesawat menuju ruangan Kokoci setelah mendapatkan Massage dari Komandan mereka.
Mereka sampai dan memberikan hormat ala TAPOPS. "Misi kalian kali adalah merebut power sphera dari alien. Lokasi terakhir yang dapat kami lacak berada di Planet Artheria." Jelas alien berkepala kotak.
"Power sphera apa yang akan kami selamatkan Komandan?" Tanya pemuda gempal itu.
"pertanyaan yang bagus Gopal, power sphera yang akan kalian selamatkan adalah Penempabot." Ucap Komandan Kokoci.
"Penempabot adalah power sphera dengan kuasa membuat senjata yang terdapat kekuatan unik dari masing-masing senjata dan bisa di sesuaikan dengan penggunanya. Senjata yang dihasilkan sangat kuat. Serangan biasa tak akan menghancurkannya." Timpal Kapten Kaizo yang entah datang dari mana bersama Lahap.
Semua mata tertuju pada Kaizo yang tengah berjalan mendekati mereka.
"Wuih, keren juga kuasa Penempabot nih. Bisa bikin macam-macam senjata." Kagum Gopal saat mendengar kuasa milik Penempabot.