One Day - Wishes

422 29 3
                                    

Jangan pernah ragukan seorang Areksha dalam berambisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan pernah ragukan seorang Areksha dalam berambisi. Dirinya lulus Sarjana 1 dengan peringkat cumlaude selama 3,5 tahun. Dilanjutkan dengan kuliah S2 dalam waktu cepat dengan jurusan Bisnis karena ambisinya.

Apa yang ia inginkan, harus tercapai. Bilang saja egois? Sedikit. Areksha tipikal wanita egois, tetapi dalam hal positif. Ia akan berambisi untuk mengejar sesuatu yang ia inginkan. Jika itu baik untuk dirinya, maka akan ia lakukan.

Namun kali ini, apakah hal ini baik baginya atau tidak Areksha tidak tau. Keinginannya untuk kembali bertemu pria itu semakin melunjak. Apa ini juga bisa disebut sebagai ambisi? Entahlah, Areksha baru pertama kali merasakannya.

Haruskah dia mengejar pria itu lagi?
Tidak masalah bila di tolak, tapi bagaimana caranya agar dia bisa bertemu lagi dengan Teddy itu?

Areksha merebahkan tubuhnya ke atas kasur, matanya terus memandang langit-langit kamar sembari memikirkan ide apa lagi yang harus diciptakan untuk bertemu Mayor Teddy.

"Apa aku harus ke Kertanegara lagi? Atau aku beliin Macau aja ya dia? Atau burung lain? Apa lagi yang dia suka ya?"gumam Areksha sendiri.

"Ah, beliin pun- dia lebih kaya dariku!" tukasnya lagi.

"Aku gores saja ya, body mobilnya biar dia nyari aku? Ahh Esha, itu gila! Lo bakal di cap sebagai wanita gak waras ntar!!"

Areksha mengusap kasar wajahnya, dipandangnya amplop yang masih saja ada di tangannya itu. Padahal, seharusnya amplop berisi surat cinta itu sudah ada di tangan Teddy sekarang. Sial saja kejadian buruk malah menimpanya. Dan lagi, pria itu malah terus terusan menghindar!

"Sudahlah Sha, ke Kertanegara lagi aja!" putus Areksha akhirnya.


.....


Siang ini suasana di lingkungan Kertanegara terlihat tidak ramai. Hanya ada beberapa orang saja yang memang datang untuk bermain disana, salah satunya Esha.

Dengan pakaian santai khasnya, Areksha melangkah pelan sembari sesekali melirik rumah besar yang tak jauh dari tempatnya saat ini. Tidak ada tanda-tanda Pemilik rumah itu ada di dalam. Mungkin sedang ada kegiatan ke luar, atau ke Hambalang seperti biasanya.

Tentu saja, jika pemiliknya tidak ada otomatis para ajudannya juga tidak akan ada.

Areksha menghembuskan nafasnya pelan, apa kedatangannya akan sia-sia? Tapi salahnya juga karena datang tidak melihat jadwal. Bahkan datang di hari kerja seperti sekarang ini.

Wanita itu memilih untuk duduk akhirnya, setelah lama berdiri dan berjalan tanpa tujuan. Kini, pandangannya terarah pada sebuah pagar besi yang ada di sudut kiri sana. Tepat di tepi jalan raya.

Kelam ingatan terlintas begitu saja ketika dirinya menatap kosong pagar besi itu. Lintasan memori yang entah kapan terjadi itu membuat Areksha sedikit terguncang.

7 Hari di Masa Lalu | Mayor Teddy FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang