Wish you Healed- 2018

530 40 16
                                    

"Kapten."

Hembusan angin sore ini terasa lebih sejuk, terik matahari yang beberapa saat lalu terasa panas kini mulai tertutupi awan hitam. Langit biru yang tadinya membentang luas, tergantikan oleh kelabunya awan yang akan menurunkan hujan.

Di bawah pohon pelindung kali ini, mereka saling beradu tatap dengan raut eskpresi yang begitu berbeda. Areksha bersama pipi yang merona sementara Teddy dengan wajah kaku miliknya.

Confess yang dilakukan oleh sang wanita kali ini membuat Teddy hilang keseimbangan. Pijakan yang selama ini dia buat agar tidak jatuh ke dalam rasa suka dan cinta mulai goyah. Rasa yang ia tahan selama setengah tahun ini kembali menyeruak dalam batinnya, berteriak, protes agar semua itu keluar lewat bibirnya.

"Maaf, bisa tarik lagi kata-kata mu?"

Teddy beranjak dari tempatnya. Ia berdiri dan menjaga jarak dengan gadis yang ada di depannya saat ini.

"Kenapa? Ah, Kapten belum mau Nerima perasaanku ya? Gak papa kok."

Teddy mengepalkan jemarinya, ada hal yang tak bisa ia sampaikan namun hatinya sedikit tergores mendengar kata-kata itu.

"Areksha, kamu benar mengenal saya?"

Teddy menatap Areksha lama, sementara gadis itu terdiam mematri sosok yang ada di depannya.

Apalagi yang harus ditanyakan soal itu? Dia mengenal Teddy dari masa depan. Begitu banyak, bahkan semua kegiatan, serta kebaikan seorang Mayor Teddy indrawijaya ia tau. Dia kenal, dia begitu mengenal Teddy.

"Aku mengenalmu, sungguh." balas Areksha tegas.

"Seberapa banyak?"

"Sangat banyak.."

"Bahkan ketika di Barcelona?"

Areksha tersentak, ia sedikit kaget dengan jawaban Teddy. Ada apa dengan Barcelona? Kenapa pria itu tau tentang Barcelona? Dan lagi, hal apa yang terjadi disana sampai-sampai Teddy menanyakan hal itu?

"Benar ternyata, kamu tidak mengingatnya."

Areksha kembali mematri wajahnya pada Teddy, seulas senyum tipis hadir pada bibir pria itu. Apa yang tengah ia harapkan dari ingatan Areksha tentang Barcelona? Dan lantas mengapa pria itu tersenyum seolah ia lega?

"Kenapa, Kapten?"

"Kamu kembali ke Barcelona lusa kan? Pergilah. Hati-hati dijalan ya." tutur Teddy lagi, seolah ingin mengakhiri percakapan kali ini.

"Tunggu dulu, jawab pertanyaanku. Kenapa?" tarik Areksha lagi.

"Gak ada apa-apa."

"Kenapa dengan Barcelona? Apa yang tidak aku ingat?"

Teddy hanya tersenyum, ia tak lagi menjawab pertanyaan gadis itu.

"MAYOR!!"

Teddy memutar tubuhnya kembali menghadap Areksha, dahinya mengerut seiring dengan lontaran kalimat dari Areksha.

"Kamu sama saja, di masa depan dan sekarang kamu selalu saja pergi tanpa menyelesaikan perkataanmu!"

"Ada apa? Kau bisa mengatakannya padaku biar aku tau! Kalau kayak gini aku tidak paham!"

Sia-sia saja, Teddy tidak ingin memperpanjang percakapan itu lagi. Pria itu memilih untuk masuk ke dalam camp nya kembali dan meninggalkan Areksha di tepi trotoar bersama raut kesal yang tidak kunjung hilang.

"Teddy sialan! Bisa-bisanya dia meninggalkanku sendiri!" tukas Areksha.

.
.
.
.

Tidak puas dengan percakapannya dengan Teddy barusan, Areksha memilih untuk mencari sendiri jawaban atas pertanyaan itu. Ada apa dengan Barcelona? Dan kemungkinan besarnya jawaban dari pertanyaan itu juga berhubungan dengan Mayor Teddy dulu.

7 Hari di Masa Lalu | Mayor Teddy FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang