Chapter 5 | Party

26 14 0
                                    

Vote and follow please.

cw // harsh words.

🎶 in play : K. - Cigarettes After Sex

OOO

Senin ini JIS mengadakan upacara di lapangan sekolah mereka. Rutinitas setiap hari senin yang gak bisa dilepas dari JIS. Sekarang sedang masuk di bagian amanat. Pengumuman dari kepala sekolah. Sir Fredrin.

"Kemarin di kegiatan lomba yang diadakan oleh Artajaya University, ada dua teman kalian yang berhasil meraih penghargaan. Maka dari itu saya akan memanggil mereka berdua untuk maju di depan."

"Ashize Ardhiona, juara 1 lomba Fisika tingkat SMA, Artajaya University." Tepuk tangan berbunyi di seluruh penjuru lapangan. Dengan percaya diri gadis itu melangkah ke depan.

Cantik. Satu kata itu menggambarkan perasaan semua murid laki-laki di sana. Tidak ada satupun yang tidak akan terpesona dengan daya tarik Ashize. Pintar, cantik, dan berkarisma. Semua itu yang menggambarkan pandangan orang-orang terhadap Ashize.

Gadis itu mengambil piala, serta sertifikat miliknya dan tersenyum dengan lebar.

"Kemudian, Arendra Je Ethan. Juara 1 lomba Informatika tingkat SMA, Artajaya University." Lagi-lagi tepuk tangan menggelegar sempurna.

Arendra begitu dikenal. Tapi bukan karena prestasinya di akademik, melainkan dalam bidang seni dan olahraga. Namun, kali ini dia menunjukkan hal yang baru, membuat orang-orang disana sangat kagum dengan pribadi Arendra. Benar-benar sempurna.

Sama dengan Ashize, Arenda mengambil piala dan sertifikatnya.

Di barisan sana teman-teman Ashize masih terkagum-kagum. Suasana apa sebenarnya yang sedang terjadi di atas podium sana? Kenapa cocok sekali sih padahal berdiri sebelahan doang?

Sie dokumentasi meminta Arendra dan Ashize untuk lebih mendekat karena akan difoto bersama setelah tadi mereka foto dengan kepala sekolah.

Ashize sudah wanti-wanti ini bakalan terjadi. Udah latihan juga biar jantungnya biasa aja, tapi tetap aja gak bisa. Gak bisa santai kalau di dekat Arendra.

"Senyum ya! 1 2 3!" Dan gambar keduanya pun diambil.

OOO

"Je lo beneran nggak ada apa-apa sama Ethan?" Ashize menggeleng.

"Kalo ada apa-apanya juga gue gak papa. Cocok banget lo berdua." Isanah melotot meyakinkan Ashize.

"Gak. Bahkan hubungan gue sama dia belum bisa disebut temen. Lo berharap bakal se intens apa?" ujarnya acuh sambil tangannya menulis tugas yang diberikan guru mereka.

Sekarang mereka sedang jamkos. Tapi gurunya meninggalkan tugas untuk mereka, jadilah mereka nulis sambil ngobrol-ngobrol ringan, tapi bukan ringan lagi buat Ashize. Soalnya pembahasan mereka udah jauh banget.

Cheirin memukul meja dan berucap yakin. "Gue gak ngerestuin lo sama cowok lain! Mesti sama Ethan!"

"CORRECT! Kalian berdua pantes banget disandingin satu sama lain! Gak ada yang cocok sama lo kecuali Ethan, begitu juga sebaliknya," sambung Isanah.

Ashize hanya diam. Biarlah mereka melakukan apa yang mereka suka.

OOO

Ashize duduk dan menyalakan kameranya. Hari ini dia bahagia. Kemajuan pertama adalah berdiri di atas podium dengan Arendra, karena prestasi mereka berdua. Cukup membuat Ashize senyum-senyum.

"Hari ini aku berhasil juara lagi! Tapi kali ini aku sama Arendra. Dia baik, tapi pedes juga." Dia terdiam dan tersenyum.

"Oh ya!" Ashize menjentikkan jarinya.

Two Broken PartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang