📌UTAMAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE+KOMEN JUGA📌
✿✿✿
Jadi renja itu ga mudah, dia memang diratukan oleh keluarganya termasuk orang tuanya tetapi renja lelah selalu mendengar pertengkaran mereka. Renja ga pernah dituntut akan prestasi, dia beruntung bukan?
Tiba-tiba arkana dan gendis sudah duduk didekat mereka, awalnya mereka sedikit berjauhan ya.
"Bicarain apa nih?" Tanya gendisa penasaran
"Kepo banget lo jadi orang." Pertanyaan itu dijawab oleh kenzie. Kira-kira mental gendisa aman ga sih? Haha.
"Gue ga nanya lo!" Gendisa berbicara dengan wajah kesalnya.
"Lo ga ada nyebut nama renja, berarti nanya ke gue juga."
"Oh aja sih."
"Udah jangan berantem kenapa, ayo kita pulang, udah selesai kan lihat senja nya?" Kali ini arkana membuka suara.
"Iya, yaudah, ayo pulang."
"Gausah ngebut-ngebut, jalan santai aja, udah mau Maghrib soalnya. Terus nanti pas adzan Maghrib kita berhenti dulu di mesjid terdekat untuk sholat." Kenzie menyahut.
"Oke" jawab arkana.
"Lo bisa naiknya ga? Kalau ga, pegang tangan gue." Kenzie bertanya kepada renja.
"Ga bisa, jangan lo lepas ntar tangannya."
"Iya, yaudah buru."
Dugaan kenzie benar, disaat mereka masih dalam perjalanan tiba-tiba adzan Maghrib berkumandang dan mereka mencari mesjid terdekat untuk melaksanakan sholat Maghrib.
Sebelum renja turun dari motor kenzie, kenzie mengatakan sesuatu kepadanya.
"Jangan lupa berdo'a semoga ada keajaiban yang bisa buat keluarga lo tentram."
"Pasti, gue selalu berharap keajaiban itu datang."
Setelah semuanya selesai melaksanakan sholat, mereka langsung melanjutkan perjalanan pulang, yang akan diantar duluan yaitu renja, karena rumahnya lah yang paling dekat.
Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai dirumah renja, saat sudah sampai renja mengucapkan terimakasih kepada semuanya. Ketiga sahabatnya itu sudah pergi dari halaman rumah renja.
Saat renja ingin memasuki rumahnya ia mendengar suara bentakan dari papanya, ia langsung bergegas masuk kedalam rumah untuk mengecek apa yang sedang terjadi didalam.
Siapa sangka? Orang tuanya lagi dan lagi bertengkar. Renja sudah tidak heran akan hal itu, tetapi renja selalu menginginkan keluarga yang harmonis selalu bukan hanya disaat sedang kumpul keluarga saja.
Renja langsung berlari ke arah mamanya untuk melihat kondisi mamanya sekarang. Sudah pasti renja menangis melihat akan hal itu. Hati renja hancur melihat mamanya yang menangis sambil sesenggukan. Banyak luka memar ditubuh mama renja.
"Pa.."
"Kasihan mama, papa.."
"Hentikan semuanya.."
"Renja cuma mau punya keluarga yang harmonis"
"Bukan seperti ini papa.."
Renja memohon kepada papanya supaya menghentikan seluruh yang sudah diperbuat dengan mamanya.
"Baik, ini saya hentikan. Bilang sama mamamu, kalau suaminya baru pulang kerja itu disambut dengan baik bukan dengan omelan yang ga jelas!" Bentak papa renja dengan suara yang lumayan besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
She's a renjani
Teen Fiction-namanya Renjani Martha Dumara, seorang gadis penyuka langit dan warna biru, biasanya ia dipanggil renja.