Setelah penolakan Kiara tempo hari Milka sudah jarang berada di deket Kiara. Dia lebih menghabiskan waktu istirahat nya di rooftop sekolah sambil menatap langit.
Seperti sekarang, perempuan itu duduk sambil menatap langit yang mendung dan tangannya dia lipat di depan perutnya.
Pandangannya dia tolehkan pada pintu rooftop yang terbuka. Ternyata itu Amefta yang membawa satu plastik berisi pentol kesukaan perempuan bersurai panjang itu.
"Sendirian disini, gak takut kesambet?." Ucap Amefta, perempuan itu duduk di kursi sebelah Milka.
"Lebih baik disini daripada di taman, berisik." Ucap Milka.
"Kiara nyariin lo tadi."
Mendengar nama seseorang yang dia taksir sekaligus sahabatnya membuat Milka menoleh.
"Ngapain nyariin gue?."
Amefta mengangkat kedua bahunya "entah, btw lo sama dia kenapa? Gak kayak biasanya." Tanya Amefta keheranan, tapi mulutnya sibuk mengunyah pentolnya.
"Mef, apa menurut lo kedua orang yang awalnya bersahabat bisa menjadi pasangan pada akhirnya?." Tanya Milka.
"Tumben nanya gitu?."
"Ya nanya aja, kenapa salah kah?."
"Engga, cuman aneh aja. Oke gue jawab, menurut gue sih sah-sah aja. Karena semua orang berhak merasakan apa yang di namakan cinta. Tapi yang lo tanyakan ini jawabannya antara bisa dan tidak."
"Kok?."
"Orang yang awalnya berstatus sahabat bisa berakhir dengan kata 'pasangan' ada yang juga tetep 'sahabat'." Jedanya.
"Tergantung kedua belah pihak, kalo lo suka tapi dia engga ya percuma. Cinta itu dua pihak bukan satu pihak aja."
"Gitu ya?."
Amefta terkekeh "gue tau Lo ngomongin Kiara kan?."
"Kok lo tau." ucap Milka dengan tatapan kagetnya.
"Taulah, Rhelind sama Ivandra aja tau. Menurut gue ya mil, dia itu masih trauma gitu atau engga emang gak mau buka hati dulu. Jadi tugas lo adalah untuk kejar dia." Jeda.
"Terkadang memang sulit untuk bersatu dengan sahabat kita. Tapi jika kita punya cinta dan ketulusan, gue yakin semuanya akan sesuai dengan kemauan kita."
Milka mengernyitkan dahinya "ini lo kayak pernah mengalaminya, lo suka sama siapa? Ivandra apa Rhelind."
Amefta terkekeh "bukan keduanya, tapi Rania teman SMP kita."
Milka membulatkan mulutnya "beneran? Wow gue beneran speechless, Mef."
"Gue pun tidak menyangka juga akan mencintainya, rasanya waktu dia mau pergi ke swiss rasanya tidak rela."
"Apa lo sempet nyatain perasaan lo ke dia?."
Amefta mengangguk "sudah."
"Jangan bilang kalian pacaran sekarang?."
Dengan malu-malu Amefta mengangguk "iya, sudah."
"Shit! Jadi selama ini lo menyembunyikan hubungan kalian dari kami? Wah gue kecewa sih, Mef."
"Jangan lebay, gue melakukan ini karena menghindari pajak jadian, dan gue hanya ingin menikmati waktu gue sama dia berdua tanpa ada ceng-cengan dari kalian."
Milka tertawa pelan " haha, iya-iya deh, btw selamat dan langgeng terus."
"Terimakasih, makanya lo jangan nyerah kalo emang cinta kejar dan jangan lupa confess ke dia kalo lo bukan cuma sekedar suka tapi udah di tahap cinta."

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Selaksa
Fiksi RemajaDendam dan cinta adalah dua kata yang tidak bisa di pisahkan, karena keduanya bisa terjadi di waktu yang bersamaan. Ya itu lah yang terjadi di antara Milka dan Kiara. Milka yang awalnya berniat balas dendam kepada Narel musuh bebuyutan nya lewat Ki...