Salah Paham

38 5 0
                                        

Malam harinya

Kiara sudah siap dengan baju khasnya, jaket levis dengan di padukan crop top berwarna hitam dan celana jeans yang berwarna senada dengan warna jaket.

Dia diantar oleh sopir Papahnya, begitu sampai di kafe Kiara langsung turun.

"Mang tunggu aja dikafe sebelah. Nanti kalo saya mau pulang, saya telfon mamang." Ucap nya pada mang Ujang.

"Siap non." Kiara mengangguk lalu berjalan ke dalam kafe.

Begitu sampai didalam kafe, matanya menelisik setiap sudut kafe hingga indranya melihat Milka duduk sambil memainkan ponselnya. Kiara langsung menghampiri perempuan itu.

"Maaf, udah nunggu lama ya?." Ucap Kiara.

Milka mendongak "oh, engga kok. Baru aja."

Kiara duduk di depan Milka "udah pesen makanan?."

Milka menggeleng "pesen gih. Sekalian kita makan malam bareng." Kata Kiara.

Milka mengangguk lalu dirinya memanggil waiters. Milka dan Kiara memesan makanan dan minuman masing-masing. Senyum kecil terpancar di bibir Milka.

"Gak pernah berubah, masih suka milk tea." Ucap Milka dalam hati.

"Udah segitu aja mbak." Ucap Kiara, waiters itu mengangguk lalu pergi.

Milka menumpukan kedua tangannya di meja, dia berdehem sebentar. "Mau ngobrolin apa, Kia?." Tanya Milka.

Kiara terkekeh pelan "kamu gak pernah berubah, selalu saja to the point." Ucap Kiara.

Giliran Milka yang terkekeh tipis "Mil, soal ucapan aku kemarin, jangan di gubris ya anggap aja aku gak pernah ngomong gitu." Kata Kiara dengan nada canggung.

"Gapapa kok, sekarang aku paham. Oh ya aku juga mau kenalin kamu seseorang."

"Huh? Siapa?."

Milka tampak malu-malu "dia adalah orang yang aku cinta."

Terkejut? Tentu saja. Kiara nampak kebingungan. Milka memaklumi nya. "Maaf aku kemarin confess sama kamu, padahal aku tau kamu gak akan mau pacaran sama sahabat kamu, apalagi kamu straight." Jedanya.

"Makanya aku mau kenalin kamu sama seseorang yang pernah aku cintai dulu." Tak lama seorang perempuan datang menghampiri meja mereka.

"Maaf ya aku lama." Ucapnya dengan pelan.

"Gapapa kok, kita baru aja pesen makanan dan minuman."

Kiara menatap perempuan itu dengan lekat, ada rasa tak rela jika Milka dekat dengan perempuan itu.

"Sepertinya terlambat." Ucap Kiara.

"Oh ya, Wilona. Ini Kiara sahabat aku, dan Kia ini Wilona calon pacar gue." Ucap Milka memperkenalkan mereka satu sama lain.

Kiara hanya tersenyum kecil, begitu juga Wilona. Namun setelahnya perempuan itu memukul pelan lengan Milka.

"Bohong itu Kiara, gue bukan calon pacarnya. Tapi calon istrinya."

Milka tertawa "jangan kayak gitu, Kiara terkejut itu." Kata Milka dengan kekehan khasnya.

Kiara nampak kebingungan tapi ada rasa sakit ketika perempuan yang bernama Wilona itu menimpali obrolan Milka.

"Ca-calon istri?." Tanya Kiara dengan wajah kaget dan sedih.

Milka menatap Wilona, dia memainkan matanya seolah bilang jika perempuan di depannya telah masuk ke perangkap mereka.

Wilona tersenyum kecil "jangan lupa datang ya, Kia. Lo kan sahabat gue wajib hukumnya lo datang, gue pengen lo jadi saksi di pernikahan gue nanti." Ucap Milka dengan antusias.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta SelaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang